(Keijakanjernih.net) Sebuah artikel mengenai “Kelas Pendidikan Sistem Hukum” baru-baru ini dipublikasikan di xinhuanet.com. Xinhua merupakan salah satu dari media milik negara China, sebuah komponen utama dari propaganda Partai Komunis China (PKC) yang luas dan menembus segala lapisan.

Xinhua melaporkan bahwa “Kelas-Kelas Pendidikan Sistem Hukum” diselenggarakan di berbagai wilayah China untuk ‘mereformasi’ para praktisi Falun Gong. Artikel tersebut mengulangi propaganda PKC terhadap Falun Gong, mengaitkannya dengan praktisi-praktisi Falun Gong. Meski artikel ini ditulis sebagai sebuah ulasan media yang mendalam, itu sebenarnya hanyalah sebuah artikel yang penuh kepalsuan dan kebohongan. Setiap pembaca yang kritis akan mampu melihat di balik permukaan, dapat membedakan fakta kebenaran yang PKC tengah coba untuk tutupi.

Pertama-tama, hingga sekarang PKC telah menganiaya Falun Gong lebih dari sepuluh tahun. PKC tidak segan-segan menghabiskan sejumlah besar uang negara dalam penganiayaan ini. Tetapi bagaimanapun, PKC masih membutuhkan media-media corong propagandanya untuk memfitnah Falun Gong. Hal ini saja menunjukkan kegagalan dari penganiayaan sistematis tersebut.

Pada awal penganiayaan di bulan Juli 1999, PKC menyatakan akan memusnahkan Falun Gong dalam waktu tiga bulan, tetapi lebih dari sepuluh tahun telah berlalu dan Falun Gong malah telah menyebar di lebih dari seratus negara saat ini. Para praktisi Falun Gong di China  telah mendirikan pusat-pusat produksi materi klarifikasi fakta kebenaran di seluruh penjuru negeri dan secara terus-menerus menyebarkan fakta-fakta Falun Gong. Falun Gong menerima simpati dari dalam dan luar China. Penganiayaan PKC telah kehilangan dukungan publik dan tidak dapat diteruskan. Artikel Xinhua ini menunjukkan daya hidup dan pengaruh yang kuat dari Falun Gong.

Rakyat China telah mengalami berbagai gerakan politik seperti “Gerakan Menentang Sayap Kanan” dan “Revolusi Besar Kebudayaan.” Pola dari apa yang disebut “Kelas Pendidikan Sistem Hukum” serupa dengan gerakan-gerakan politik di atas. Selama periode itu, banyak dari warga dipaksa menghadiri “Kelas Pendidikan.” Di dalam kelas semacam ini, kebebasan pribadi warganegara direngut tanpa prosedur hukum. Laporan mengenai “Kelas Pendidikan Sistem Hukum” sesungguhnya mengungkapkan bagaimana kebebasan pribadi warganegara China di China tidak dilindungi, dan lebih lagi kebebasan berbicara serta berkeyakinan.  

Sebenarnya, “Kelas Pendidikan Sistem Hukum” bukanlah sebuah kelas pada umumnya. Itu adalah sesi cuci otak, demikianlah kenyataannya.

Siapa pun yang mengenal sejarah PKC mengetahui metode pendidikan dari “Kelas Pendidikan Sistem Hukum” seperti apa. Orang-orang dikurung di dalam kelas, dipaksa untuk mendengarkan retorika cuci otak PKC itu, kemudian dipaksa untuk ‘berubah” meski tidak sesuai dengan keinginan mereka. Di dalam kelas-kelas tersebut, para praktisi dipaksa menulis “tiga pernyataan” atau “lima pernyataan” (sebuah surat pernyataan melepas Falun Gong, sebuah surat penyesalan, sebuah surat jaminan, sebuah surat berisi fitnahan terhadap Falun Gong, dan sebuah surat kebulatan tekad, dll). Siapa pun yang menolak untuk tunduk akan disetrum dengan tongkat listrik, dipukuli, dilarang tidur, dihukum secara fisik, dan disiksa – dalam banyak kasus - hingga meninggal. Banyak yang telah meninggal dan menjadi cacat di dalam “kelas pendidikan” semacam ini.

Media PKC gemar sekali menerbitkan statistik palsu untuk membingungkan publik. Sebagai contoh, dalam gerakan politik “Lompatan Besar Ke Depan,” PKC mengklaim bahwa panen sebesar 10.000 jin (sekitar 11.022 lbs = sekitar 5 ton) mampu dihasilkan dalam satu mu (0,17 acre = sekitar 0.079 hektar) ladang. Dalam gaya yang sama, laporan terbaru ini mengklaim 98% praktisi Falun Gong telah “dirubah.” Apa yang angka ini tunjukkan seandainya pun itu benar? Di masa lalu, banyak orang China harus mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan nurani mereka di bawah tekanan politik. Bukankah Deng Xiaoping berulangkali berjanji bahwa ia tidak akan pernah mengungkit-ungkit kasus ini di dalam Revolusi Besar Kebudayaan? Bukankah putri Liu Shaoqi, wakil ketua dari China, dan putrinya He Long, seorang Jenderal dari China harus “menarik sebuah garis” antara mereka dan ayah mereka, harus mengkritik ayah mereka sendiri? Di bawah tekanan membuat pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan keinginan mereka. Bukankah ini menunjukkan kekejaman para penganiaya? Banyak praktisi Falun Gong disiksa dengan brutal di dalam kelas-kelas ‘pendidikan’ hanya karena PKC berkeinginan untuk mencapai suatu angka tertentu dari mereka yang berhasil ‘dirubah.’ Di balik angka ini penuh penyiksaan berdarah.

Setiap hari ada banyak pernyataan khidmat dari para praktisi Falun Gong pada situs web Clearwisdom.net untuk mengumumkan bahwa apa saja yang pernah mereka lakukan dan katakan di bawah tekanan dan pengelabuan yang bertentangan dengan Falun Dafa adalah batal dan tidak berlaku. Sejak 14 Agustus 2009, 410.000 orang telah mengambil resiko untuk menerbitkan peryataannya khidmat-nya mengunakan nama asli mereka di media luar negeri. Kata-kata orang yang sedang diwawancarai di bawah tekanan dalam laporan ini tidak dapat dibandingkan dengan pernyataan khidmat tersebut. Bukankah jelas kata-kata siapa yang layak kita percaya?

Di dalam laporan ini, direktur apa yang disebut Asosiasi Anti-Sekte menyombongkan diri bahwa “Kelas Pendidikan Sistem Hukum” merupakan sebuah pekerjaan kreatif dari “masyarakat” dan “asosiasi.” Masyarakat warga China bukanlah masyarakat seperti yang dikenal di negara-negara Barat. Di dunia Barat, masyarakat tidak mempunyai “Kelas Pendidikan Sistem Hukum” yang melanggar HAM dan mencuci otak orang-orang menggunakan metode-metode kejam. Sangatlah sulit bagi mereka di dalam masyarakat bebas untuk membayangkan keberadaan “Kelas Pendidikan Sistem Hukum.” Ada banyak agama dan kepercayaan di dalam kebudayaan Barat. Tidak seorang pun mempunyai hak memaksa orang lain untuk mengikuti “Kelas Pendidikan” untuk mengubah keyakinan mereka.   

Rakyat China mampu berpikir untuk diri mereka sendiri. Mengapa PKC tidak berani membuka blokade internet di China dan membiarkan orang-orang di daratan China untuk menentukan sendiri siapa yang benar dan siapa yang salah? Apakah PKC berani membiarkan para praktisi yang diwawancarai (dalam laporan tersebut) untuk datang ke sebuah negara bebas dan membiarkan mereka berbicara pada pengaturan tersebut? Jika PKC tidak berani, bukankah ini menunjukkan rasa bersalahnya?

Falun Gong telah menyebar di luar negeri di lebih dari seratus negara. Ada banyak praktisi Falun Gong di Taiwan, yang mempunyai warisan kebudayaan China yang sama. Namun, para praktisi Falun Gong di Taiwan hidup harmonis dengan masyarakat lokal dan bahkan telah diakui banyak kali oleh pemerintah-pemerintah daerah. Di seluruh dunia, Falun Gong hanya ditindas di China. Tidakkah ini menunjukan sifat asli PKC dan media-medianya?

Meski laporan pada situs web Xinhua ditulis dengan pintar, namun itu justru memamerkan kegagalan besar PKC. Rejim jahat adalah bodoh, dan artikel pada situs web Xinhua merupakan buktinya.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2009/8/15/206563.html
English: http://www.clearwisdom.net/emh/articles/2009/8/29/110390.html