(Minghui.org) Sebagai pengikut Dafa yang sungguh-sungguh mengultivasi diri, kita perlu mengetahui, Dafa adalah berharga dan merasa terhormat menjadi pengikut Dafa. Meskipun begitu kadang, adakalanya saya merasa kehilangan, dan heran kenapa saya mempunyai perasaan ini.

Setelah penyiksaan Falun Dafa dimulai, saya diturunkan dari posisi manajer, tanggung jawab saya dirampas, dan menjadi karyawan tidak penting. Sepanjang waktu itu, saya mengalami ujian yang sangat serius dan sangat menyakitkan, yang melibatkan reputasi, kepentingan pribadi, dan perasaan. Dengan bantuan rekan praktisi, saya melangkah melewati perjalanan sulit itu dengan belajar dan melafalkan Fa untuk meningkatkan pemahaman saya terhadap Fa, melihat ke dalam dan melepaskan keterikatan. Kebanyakan, saya bisa memisahkan konsep pikiran manusia itu dari diri saya dan membasmi mereka dengan pikiran lurus. Perasaan kehilangan itu menunjukan bahwa saya masih memiliki celah kekosongan dalam memahami secara mendasar tentang kehilangan dan perolehan. Walaupun penindasan telah merampas kekuasaan dan kepentingan pribadi saya, konsep pikiran manusia saya masih ada. Dalam artikel “Semakin Menjelang Terakhir Semakin Gigih Maju,” Guru berkata:

“Menanggung penderitaan dan mengalami kesusahan adalah kesempatan besar untuk menyingkirkan karma, menghapus dosa, memurnikan tubuh seseorang, meningkatkan taraf kondisi pikiran dan menaikkan tingkatan, adalah hal yang amat baik, ini adalah prinsip hukum yang lurus.”

Saya masih berpikir tentang konsep pikiran manusia ini dan tidak menganggap mereka baik. Jika sudah, mengapa saya masih merasa kehilangan?

Ketika mencari lebih lanjut, saya menemukan banyak konsep pikiran manusia masih ada dalam diri saya dengan tingkat yang berbeda-beda. Ketika menghadapai penyiksaan, kadang-kadang saya sepertinya menerima itu, berpikir tentang apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Setelah berusaha menentang penyiksaan, saya masih mempertimbangkan akibat dari penyiksaan dan apa yang akan terjadi sesudahnya. Ditambah lagi, saya mempunyai harapan – menanti penyiksaan berakhir atau keadaan jadi membaik. Pemikiran ini benar-benar berdasarkan pada konsep pikiran manusia dan mereka diatur oleh kekuatan lama. Ketika kita mengakui penyiksaan, akan sulit bagi kita untuk menentangnya dengan efektif.

Dalam rangka mengklarifikasi kebenaran ke pejabat di tempat saya bekerja dan kantor pusat, saya memutuskan untuk mengirimkan mereka surat. Untuk keamanan, seorang rekan praktisi membantu saya mengirimkan surat klarifikasi fakta dari kota lain. Tetapi, saya masih khawatir para pejabat mencurigai saya yang mengirimkan surat, membuatnya menindas saya lebih jauh, seperti membatasi saya untuk mengakses internet. Dengan pikiran demikian, saya jadi benar-benar tidak bisa mengakses internet. Maka saya membuat rencana untuk meminta perbaikan koneksi jika masalah tersebut belum hilang di minggu berikut, dan saya bahkan memikirkan tentang cara mendekati pejabat berkaitan dengan masalah ini. Senin minggu berikutnya internet saya masih tidak bisa diakses, yang memperkuat kecurigaan saya. Saya memghubungi administrator departemen saya dan diberitahu bahwa tidak ada masalah. Seorang ahli internet tiba dan masalah telah diatasi dalam waktu dua menit. Keseluruhan peristiwa ini menunjukkan kecurigaan saya yang berkaitan dengan pejabat hanyalah khayalan saya saja.

Istri saya, bukan seorang praktisi, mempunyai seorang anak dengan mantan suaminya. Dia terlalu melindungi putranya. Kadang saya mendorong anak itu untuk lebih banyak menjalin hubungan dengan orang lain, karena saya prihatin dengan perkembangan psikologisnya. Akan tetapi istri saya, selalu berpikir bahwa saya berat sebelah terhadapnya, maka kami tidak pernah sependapat. Saya berpikir, “Saya mengatakan yang sesungguhnya dan melakukan ini demi si anak. Kenapa dia tidak sependapat dengan saya?” Dua hari yang lalu, istri dan saya berbeda pendapat lagi, kali ini mengenai masalah pekerjaan putranya. Dia berpikir kurangnya prestasi sang putra disebabkan oleh ketiadaan dukungan dari pemberi kerja. Saya berpikir itu karena pendidikan dan semangatnya yang kurang. Istri saya menjadi emosional dan sangat menentang pendapat saya. Kemudian, ketika saya melihat ke belakang, menemukan bahwa sikap keras kepala istri saya mengingatkan keterikatan saya untuk membela diri dan tidak membiarkan orang lain mengkritik? Selama bertahun-tahun, saya cendrung bersikap sombong ketika berbicara dengan orang lain, tidak mau mendengarkan mereka. Saya berterima kasih kepada istri karena membantu saya dalam hal ini, saya menjadi lebih baik. Diluar dugaan, sikapnya juga berubah menjadi lebih baik.

Tidak ada apapun yang kebetulan bagi seorang praktisi, dan semua yang terjadi pada kita pasti berhubungan dengan kultiasi. Yang penting adalah kita harus memandangnya dengan pikiran lurus dengan melihat ke dalam dan meningkatkan diri. Untuk mencapai itu, kita harus belajar Fa dengan baik. Dengan teguh berkultivasi kita akan mampu melakukan lebih baik.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2010/7/12/226870.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2010/7/24/118811.html