(Minghui.org) Hari Minggu, 16 Januari 2011, merupakan hari yang penuh makna bagi praktisi yang melangkah keluar. Setelah kegiatan memperkenalkan Falun Dafa di Bedugul, di Utara Bali, praktisi menempuh perjalanan puluhan kilometer untuk bergabung dengan rekan-rekan di Pantai Kuta.

Latihan mengambil tempat persis di pantai seberang Hardrock Hotel Bali.  Diikuti sekitar 70 orang praktisi yang melakukan latihan sore bersama. Kencangnya angin barat tidak mengendurkan tekad praktisi. Semua tampak tenang dan terus berlatih.




Praktisi Falun Dafa melakukan latihan bersama di Pantai Kuta, Bali


Pengunjung pantai turut mempelajari latihan Falun Gong

Kegiatan ini mengundang perhatian wartawan asing dari Voice of America yang meliput kegiatan praktisi tersebut. Seorang praktisi Falun Dafa asal Kanada juga sibuk mengklarifikasi fakta kepada para turis asing. Banyak ibu-ibu yang mengunjungi Pantai Kuta berfoto bersamanya, setelah mendengarkan penjelasannya mengenai Falun Dafa.


Media asing meliput kegiatan praktisi

Awalnya, angin kencang hampir menyurutkan niat praktisi memasang spanduk, tetapi selang berapa waktu ada praktisi yang menyadari pengaturan ini. Maka mereka pun mulai mengeluarkan dua spanduk panjang tentang penganiayaan dan penyebaran Falun Dafa di seluruh dunia.

Sementara praktisi yang pulang dari kegiatan memperkenalkan Dafa di di Bedugul, juga turut memasang dua spanduk besar yang mereka bawa. Spanduk pertama menunjukkan keindahan dari Falun Dafa, spanduk kedua memperlihatkan kejahatan PKC, penganiaya Falun Dafa.




Spanduk klarifikasi fakta praktisi

Karena peran besar spanduk ini dalam mengungkap fakta kejahatan, kejahatan di dimensi lain mencoba untuk menerbangkannya dengan angin, praktisi pun melawannya dengan memberi pasir di sekeliling spanduk.

Kejahatan tidak berhenti, pasir pun diterbangkan agar menutup gambar-gambar. Praktisi melawannya dengan membersihkan spanduk setiap beberapa menit. Masih ada lagi cara kejahatan  mencoba untuk menggoyahkan klarifikasi dengan mendatangkan ombak besar dan menyiramkan air laut bercampur pasir ke atas spanduk.

Semua usahanya sia-sia, praktisi tetap tenang berlatih dan mengklarifikasi fakta. Langit pun kembali menjadi terang dan suasana semakin tenang ketika praktisi selesai melakukan pemancaran pikiran lurus sore itu.