Nama: Sun Changjun (孙长军)
Jenis Kelamin: Pria
Usia: 35 tahun
Alamat: Tidak diketahui
Pekerjaan: Tidak diketahui
Tanggal Penangkapan Terakhir: Agustus 2002
Tempat Penahanan Terakhir: Penjara Provinsi Jilin (吉林监狱)
Kota: Jilin
Provinsi: Jilin
Penganiayaan yang Diderita: Pemukulan, kurungan soliter, kejut listrik, vonis ilegal, cuci otak, penyiksaan

Sambungan dari Bagian 1

(Minghui.org) Hampir 10 tahun sejak sekelompok kecil praktisi Falun Gong di Changchun (sebuah kota besar di Timur Laut China) menyadap siaran tv pada 5 Maret 2002, menggantinya dengan materi tentang Falun Gong dan penindasan Komunis terhadap Falun Gong. Lima praktisi Falun Gong yang terlibat penyadapan telah dianiaya hingga meninggal dunia. Yang lainnya adalah Sun Changjun (pria), saat itu baru berusia 26 tahun, telah dipenjara di Penjara Jilin selama sembilan tahun karena keterlibatannya. Penyiksaan kejam hampir merenggut jiwanya.

Sun Changjun telah menahan berbagai jenis penyiksaan, termasuk kursi macan, disetrum listrik, patah tulang iga dan lainnya. Penyiksaan jangka panjang telah merenggut sebagian besar kesehatannya. Dia menderita TBC, selaput rongga dada akibat tbc tingkat lanjut, infeksi paru-paru, penumpukan cairan rongga dada dan asites (penumpukan cairan di perbatasan rongga dada, menyebabkan pembengkakan perut). Pihak berwenang menolak membebaskannya dengan jaminan untuk alasan medis, meskipun dia memerlukan pertolongan medis segera. Kami memohon orang-orang di dunia untuk menyuarakan dan memberikan perhatian agar Sun Changjun dapat segera dibebaskan dari penjara.

“Bakar Diri di Lapangan Tiananmen” Sebenarnya adalah Rekayasa

Pada 23 Januari 2001, pada malam Tahun Baru Imlek, tidak banyak turis di Lapangan Tiananmen. Menurut kantor berita rezim komunis, Xinhua, pada 14:41 di sisi Timur Laut dari Monumen Pahlawan Rakyat, seorang pria bernama Wang Jindong membakar dirinya. “Empat petugas polisi segera mengelilingi pria tersebut dengan membawa beberapa alat pemadam kebakaran.” “Kurang dari semenit, api telah dipadamkan.” Beberapa menit kemudian di sisi utara dari Monumen Pahlawan Rakyat, empat wanita juga membakar dirinya. Satu setengah menit kemudian, polisi telah memadamkan api tersebut. Seluruh kejadian berlangsung kurang dari tujuh menit. Satu orang meninggal di tempat dan empat lainnya terbakar. Media pemerintah China menyatakan bahwa para pembakar diri itu adalah praktisi Falun Gong.

Mengikuti kejadian itu, dunia luar mengajukan banyak pertanyaan.

Falun Gong adalah latihan kultivasi dari aliran Buddha. Pengajarannya secara jelas melarang membunuh dan bunuh diri. Lalu mengapa praktisi Falun Gong sejati membakar dirinya? Petugas polisi yang berpartroli di Lapangan Tiananmen biasanya tidak membawa alat  pemadam kebakaran, jadi mengapa ada 20 buah lebih pada hari itu? Selain itu, polisi dengan cepat mendapatkan selimut untuk memadamkan api, yang biasanya sangat langka terlihat dalam keadaan normal.

Analisa cermat terhadap cuplikan yang disiarkan oleh stasiun TV CCTV milik rezim ditemukan ketidakakuratan yang jelas. Contohnya, dalam gerakan lambat, satu cuplikan video mengungkapkan bahwa Liu, yang menurut versi Xinhua yang seharusnya meninggal akibat luka bakar, sebenarnya mendapat pukulan keras di kepalanya dengan benda yang kelihatannya seperti batang besi, yang dilakukan oleh orang mengenakan jaket tentara. Ia terlihat langsung jatuh ke tanah dan kelihatannya meninggal akibat pukulan itu. Pertanyaan muncul: Apakah Liu (wanita) itu dengan sengaja membakar dirinya atau apakah ia meninggal akibat pukulan di kepalanya?

Tidak lama setelah insiden bakar diri disiarkan, wartawan Washington Post Phillip Pan mengunjungi kampung halaman Liu Chunling, Kota Kaifeng, Provinsi Henan, untuk mencari tahu lebih banyak tentangnya. Tetangganya memberitahu dia bahwa mereka tidak pernah melihat Liu berlatih Falun Gong. Philip Pan juga mengetahui bahwa Liu bukan penduduk asli Kaifeng, ia bekerja sebagai pramuria di klub malam dan sering memukuli ibunya yang sudah tua dan putrinya yang masih kecil, yang mana tidak akan dilakukan oleh seorang praktisi Falun Gong yang sejati.

Pembakar diri Wang Jindong juga terlihat mengalami bakar yang parah. Rambut manusia sangat cepat terbakar dan plastik meleleh, tetapi rambut dan botol plastik Sprite yang diduga berisi bensin ajaibnya tetap utuh. Seorang petugas polisi mengangkat selimut untuk  memadam api ketika berjalan ke belakang Wang Jindong, tetapi kelihatannya, seperti menunggu aba-aba, tidak menyelimuti Wang sampai Wang selesai meneriakkan kata-kata yang mengaitkan dengan Falun Gong.

Melepaskan Hidup Mati Guna Menegakkan Kebenaran


Ketakutan terbesar rezim totaliter PKC adalah dibeberkan kebohongannya di umum sehingga orang-orang menjadi sadar akan apa yang terjadi. Praktisi Falun Gong yang berhasil menyadap jaringan TV Kota Changchun untuk menyiarkan program klarifikasi fakta dan dampak dari penyebaran luasnya, Jiang Zemin dan para algojonya terkejut dan di tengah hiruk pikuk mencari pembalasan, mengeluarkan perintah rahasia untuk “membunuh (mereka yang bertanggung jawab atas insiden tersebut) tanpa ampun”. Segera agen-agen polisi menangkap lebih dari 5.000 praktisi Falun Gong di Kota Changchun dan kebanyakan dari mereka disiksa dengan brutal. Selama penangkapan ini, sedikitnya tujuh orang dipukuli hingga meninggal dunia. Lima dari praktisi yang namanya telah diverifikasi: dokter Liu Haibo (pria) 34 tahun , Li Shuqin (wanita) 54 tahun, Li Rong (wanita) 35 tahun, lulusan dari Universitas Jilin, Hou Mingkai (pria) 35 tahun dan Liu Yi (pria) 34 tahun.

Peragaaan penyiksaan: disetrum dengan tongkat listrik

Pejabat pengadilan PKC menyidangkan 15 praktisi yang ikut dalam penyadapan TV kabel pada 19 September 2002. Segera setelah praktisi memasuki ruangan, mereka meneriakkan, ”Falun Dafa adalah baik”, “Falun Dafa adalah Fa lurus!“ Polisi menjadi panik. Akhirnya, dua polisi mengawasi setiap praktisi dan kemudian tiga petugas mengawasi setiap praktisi. Petugas polisi diganti setiap sepuluh menit dan kemudian setiap tiga hingga lima menit. Ruang pengadilan menjadi kacau. Polisi menggunakan lusian tongkat listrik tegangan tinggi bergantian menyetrum bagian tubuh sensitif praktisi. Meski penyiksaan dan perlakuan kejam ini, praktisi masih meneriakkan, “Falun Dafa adalah baik!“

Sebelas praktisi pria dikirim ke Penjara Jilin dan empat praktisi wanita dikirim ke Penjara Wanita Provinsi Jilin dan Penjara Wanita Heizuizi, pada 25 Oktober 2002. Penjaga Penjara Jilin menggunakan metode paling hina dan brutal untuk menyiksa praktisi. Lebih dari sembilan tahun, empat dari sebelas praktisi meninggal dunia akibat perlakuan kejam menjijikan dan penyiksaan. Mereka adalah Liu Chengjun, yang meninggal pada usia 32 pada 2003, Wei Xiushan, yang meninggal pada 2004, Lei Ming, yang meninggal pada usia 35 tahun 2006 dan Liu Zhenxing, yang meninggal pada usia 46 pada 2010. Yung Qingbin menderita gangguan mental dan sekarang ditahan di pusat “transformasi” di Bangsal No. 8 (catatan: semua korban ini adalah pria).

Sun Changjun ditangkap pada akhir Agustus 2002 dan disiksa di bangku macan selama dua hari. Selama sidangnya pada September 2002, kebanyakan dari tubuhnya telah hangus terbakar akibat disetrum dengan tongkat listrik bertegangan tinggi. Ia kemudian dikirim ke Penjara Jilin pada 25 Oktober 2002, pada malam itu tahanan memukulinya dengan selang karet, meremukkan tulang iga sisi kirinya. Pada akhir 2003, para penjaga menempatkanya dalam “kontrol ketat” selama lebih dari 70 hari, yang menyebabkannya kehilangan 50 pon berat badan.

Pada Juli 2005, Sun muntah darah, karena ada darah di dalam paru-parunya, yang menunjukkan bahwa penyakit TBD-nya sudah dalam stadium lanjut. Dari November 2007-2009, dada dan perut Sun terdapat cairan serta menjadi kurus kering, namun administrasi penjara masih menolak membebaskannya. Diketahui bahwa kesehatan Sun sedikit membaik, tetapi ia masih dalam kondisi kritis.

Peragaan penyiksaan (lukisan): bangku macan

Mengenang kembali

Diantara 15 praktisi yang berhasil menyiarkan video menjelaskan fakta sebenarnya tentang penganiayaan Falun Gong melalui TV kabel di Kota Changchun, lima meninggal dunia akibat penyiksaan kejam. Praktisi setempat mengenang suara dan senyum mereka dan kenangannya masih segar dalam benak mereka.

Liu Chengjun bertubuh kekar dan suaranya nyaring. Ia gigih berkultivasi. Seperti yang diingat oleh praktisi, ketika praktisi belajar Fa bersama, ia membacanya dengan lembut dan tenang, di mana menyenangkan untuk didengar. Liu dikenakan kerja paksa beberapa kali karena ia berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong dan penganiayaan, mencetak materi informasi dan membagikan brosur untuk membantu membangkitkan kesadaran orang-orang tentang penganiayaan. Ia tidak pernah menyerah atas penganiayaan jahat. Liu adalah seorang ayah yang penuh kasih. Ia pernah membawa putranya berumur lima tahun, Mohan ke tempat tinggal di mana banyak praktisi tinggal. Malamnya, dengan penuh air mata, Liu dengan lembut mengelus-elus kepala putranya supaya cepat tidur.

Liu Chengjun dianiaya secara brutal karena terlibat dalam penyadapan jaringan TV Kabel Changchun untuk menyiarkan program Falun Gong. Ia meninggal dunia pada usia 32 tahun

Liu Chengjun mengalami kekerasan dan penganiayan kejam selama 21 bulan di penjara. Ia meninggal dunia pada 26 Desember 2003, di Rumah Sakit Persahabatan Jepang-China yang berafiliasi dengan Universitas Jilin di Kota Changchun. (Artikel terkait: Liu Chengjun, Salah Satu yang Pertama Menyiarkan Fakta Penganiayaan lewat TV Pemerintah China, Meninggal Dunia akibat Penyiksaan)

Liang Zhenxing meninggal dunia pada Mei 2010 setelah disiksa dengan kejam selama hampir sepuluh tahun di empat penjara berbeda

Liang, orangnya ramah dan selalu tersenyum. Ia sibuk setiap hari untuk membantu orang-orang menyadari tentang penganiayaan. Ia meninggal dunia pada 1 Mei 2010, di Rumah Sakit Pusat Gongzhuling di bawah pengawasan penjaga Penjara Gongzhuling. (Artikel terkait: Praktisi Lain yang Terlibat dalam Penyiaran TV Kabel Falun Gong 2002 di Kota Changchun Meninggal Dunia di dalam Tahanan)

Lei Ming, sikapnya yang dewasa dan berkemampuan. Ketika memilih lokasi untuk penyiaran program, satu lokasi dekat dengan tiang listrik stasiun TV. Situasi yang sulit untuk ditangani, tetapi itu adalah lokasi terbaik. Jika tidak berhasil, setengah populasi Changchun tidak akan bisa menerima siaran. Meski ada halangan, Lei berinisiatif untuk menyelesaikannya. Selama penyiaran, agen polisi menyusuri kabel yang menyadap jaringan TV kabel dan mendekati Zhang Wen dan Kei dalam perjalanan mereka. Lei mendorong Zhang ke samping dan berjalan menuju ke arah polisi. Ia ditangkap. Setelah disiksa dengan kejam, Lei meninggal dunia pada 6 Agustus 2006. (Artikel terkait: Petugas dari Divisi 1 di Departemen Kepolisian Changchun dengan Brutal Menyiksa Praktisi Dafa yang Menyiarkan Video Falun Gong)

Lei Ming menjadi lumpuh dan meninggal dunia pada usia 30 tahun akibat penyiksaan kejam, demi menyiarkan fakta tentang Falun Gong dengan menyadap ke jaringan TV kabel Kota Changchun

Wei Xiushan dari Huadian meninggal dunia pada 2004 akibat penyiksaan bertubi-tubi di Bangsal No. 7 Penjara Jilin.

Hou Mingkai yang berusia tiga puluh lima tahun ditangkap pada 21 Agustus 2002 dan meninggal dunia akibat penganiayaan dalam dua hari. Menurut saksi mata, agen Kantor 610 Kota Jilin dan petugas Divisi Keamanan Domestik menangkap Hou dan tiga praktisi lainnya pada 20 Agustus 2002. Pada malam yang sama, setidaknya sepuluh petugas polisi berada di ruangan dengan Hou dan suara-suara pukulan dapat terdengar dari luar. Hou sangat tangguh dan bahkan tidak mengerang. Beberapa petugas menjadi lelah karena pemukulan dan pergi ke ruangan lain untuk beristirahat. Mereka berkata, ”Orang ini sanggup bertahan. Kita tidak dapat mematahkannya, bahkan setelah menggunakan segala cara penyiksaan.” Petugas dari banyak wilayah lain kemudian dipanggil ke ruangan Hou. Selama itu, suara pukulan bertubi-tubi dan sumpah serapah polisi dapat terdengar. Dalam 30 menit polisi berkata, ”Hou Mingkai sudah tiada. Ia sekarat!” Itu terjadi sekitar jam 3 atau 4 pagi pada 21 Agustus 2000. (Lihat juga: Penganiayaan dan Kematian Praktisi Falun Dafa Hou Mingkai, yang Menyiarkan Video Klarifikasi Fakta di Kota Changchun pada 2002)

KTP Hou Mingkai

Kesimpulan

Penganiayaan oleh rezim Komunis China terhadap 100 juta praktisi Falun Gong didukung oleh kebijakan genosida, seperti, ”Memfitnah reputasi mereka, membangkrutkan keuangan mereka dan menghancurkan mereka secara fisik” serta “Memukuli mereka hingga tewas dianggap sebagai kasus bunuh diri.” Para sarjana hukum memandang penganiayaan sebagai “pelanggaran paling serius terhadap HAM sejak PD II”. Juga merupakan bencana besar bagi rakyat China.

Meski dianiaya brutal, jutaan praktisi masih teguh percaya bahwa dunia memerlukan Sejati-Baik-Sabar. Mereka mempertaruhkan nyawa mereka guna membangkitkan kesadaran orang-orang secara rasional dan damai terhadap penganiayaan, menegakkan hak rakyat China untuk mengetahui kebenaran dan berharap lebih banyak orang akan mendapatkan masa depan yang cerah.

Kami menyerukan kepada semua orang yang baik hati di dalam maupun di luar China agar mengambil tindakan penting untuk mempelajari fakta kebenaran dan bekerja dengan praktisi Falun Gong untuk menyelamatkan Sun Changjun dan semua praktisi yang dipenjarakan secara ilegal.

Chinese: http://minghui.ca/mh/articles/2011/10/21/长春电视插播者孙长军陷囹圄近十年-亟待营救-2--248172.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2011/10/25/128976.html