(Minghui.org) Dengan mengategorikan orang-orang ke dalam organisasi sosial yang berbeda, Partai Komunis China (PKC) dan Nazi Jerman sengaja membangun jaringan kontrol sosial yang sangat mirip. Jaringan ini menembus semua lapisan masyarakat. Hal itu disusupkan ke setiap departemen dan organisasi sehingga dapat benar-benar memaksakan kontrol atas warga negara. Ini berkembang menjadi "lubang hitam" raksasa yang menelan kebebasan dan martabat dasar rakyat di negara tersebut. Artikel ini membahas kesamaan antara metode yang digunakan oleh Nazi di Jerman pada 1930-an hingga 1940-an, dan PKC di China hari ini, dalam upaya mereka untuk mengontrol pikiran penduduk pada setiap tingkat masyarakat.

"Anak-Anak Anda Sudah Menjadi Milik Kami"

Maju, maju!
Terompet nyaring berbunyi.
Maju, maju!
Liga Pemuda Tak Gentar.
Jerman, bahkan jika kita gugur,
Akan terus bersinar.
Maju, maju!
Tak peduli seberapa tinggi sasaran,
Liga Pemuda berjuang sampai akhir!
Spanduk melindungi arah gerakan kita
Semua orang berbaris menuju masa depan.
Demi Hitler,
Kita berada di luar kegelapan dan penderitaan,
Di bawah bendera Liga Pemuda,
Demi kebebasan dan kehidupan,
Kita bergerak maju.
Sebuah simbol era baru.
Spanduk abadi menuntun kita.
Dengan demikian, spanduk tidak pernah jatuh!

Ini adalah lirik lagu terkenal dari Liga Pemuda Hitler, sangat populer di kalangan orang muda Jerman selama masa kekuasaan Nazi. Hanya Liga Pemuda Hitler sebagai satu-satunya wadah sosial yang anak-anak Jerman bisa bergabung ketika Nazi berkuasa. Liga Pemuda  terdiri dari tiga kelompok usia – anak-anak, remaja dan pemuda. Menurut aturan saat itu, seorang anak antara enam sampai sepuluh tahun bisa bergabung dengan Liga Pemuda sebagai anggota awal untuk masa percobaan. Setelah mereka melewati olahraga, perkemahan dan ujian sejarah Nazi pada usia 10, mereka menjadi anggota Liga Junior. Antara usia 14 sampai 18 tahun, mereka secara resmi bisa bergabung dengan Liga Pemuda. Demikian pula, anak perempuan 10 sampai 14 tahun membentuk Liga Gadis SMP dan ketika gadis-gadis itu berusia 14 sampai 18 tahun, mereka bergabung dengan Liga Gadis Jerman.

Pada awal 1936, pemimpin Liga Pemuda Hitler, Baldur Benedikt von Schirach mengumumkan bahwa semua anak Jerman usia lebih dari 10 tahun harus secara "sukarela" bergabung dengan Liga Junior. Tanggal 19 April, Schirach mengumumkan dengan penuh semangat lewat radio bahwa 90% anak-anak Jerman telah mengikuti perintahnya dan "sukarela" bergabung dengan Liga Junior. Dia berkata, "Pemuda Jerman adalah ksatria dengan sumpah setia."

Pada bulan Maret 1939, pemerintah Nazi mengeluarkan undang-undang untuk memaksa semua pemuda Jerman bergabung dengan Liga Pemuda Hitler, dengan cara yang sama - para pemuda dipaksa bergabung dengan ketentaraan. Setiap orang tua yang tidak mengikuti perintah diperingatkan bahwa anak-anak mereka akan diambil dan ditempatkan di panti asuhan atau lembaga-lembaga adopsi. Menurut catatan, dalam dua tahun pertama setelah Hitler berkuasa, 4 juta anak muda Jerman dipaksa untuk bergabung dengan Liga Pemuda Hitler. Ini merupakan hampir separuh dari para pemuda usia antara 10 sampai 18 tahun. Pada tahun 1938, Liga Pemuda Hitler memiliki 7 juta anggota. Awal tahun 1939, jumlahnya meningkat menjadi 8,7 juta.

Liga Pemuda Hitler adalah organisasi semi-militer dengan motto, "Komando dan kami taat." Anak laki-laki di Liga Pemuda dilatih berkemah, olahraga, ideologi Nazi, dan aspek kehidupan militer. Aturan yang sama juga diterapkan pada anak perempuan. Pelatihan olahraga Nazi menuntut agar bangsa Jerman "menjadi yang terkuat dari semua bangsa untuk bertahan hidup dan berkuasa atas ras lain yang rendah." Pelatihan militer Nazi membutuhkan "pemuda Jerman menjadi akrab dengan senjata dan pena untuk mengalahkan setiap musuh di perang masa depan."

Kegiatan kelompok Nazi mencuci otak kaum muda untuk percaya bahwa individu tidaklah signifikan dan hanya Jerman secara kolektif berada di atas segalanya. Satu-satunya orang untuk mewakili rakyat adalah kepala kekaisaran. Nazi mengorganisir para pemuda untuk bercerita dan mengikuti kompetisi nyanyi. Mereka mengorganisir para perempuan untuk menampilkan senam aerobik dan pertunjukan kelompok yang disebut "keyakinan dan keindahan." Mereka mengorganisir anak laki-laki untuk berkemah dan mengikuti pelatihan militer, lari lintas alam dan keterampilan dasalomba. Semua anggota Liga Pemuda Hitler mengenakan seragam ketika mengumpulkan dana di bawah perintah untuk "membantu para lansia yang menganggur dan telah pensiun."  Nazi secara sistematis menyuntikkan nasionalisme ke dalam hati dan pikiran anak-anak Jerman dengan tujuan mencuci otak semua anak menjadi pengikut setia Hitler. Hitler mengetahui bahwa mengendalikan pikiran anak-anak pada usia dini memuluskan jalan untuk mengendalikan masa depan. Ketika Hitler berkuasa, ia menyatakan: "Ketika seorang orang tua penentang berkata, 'Saya menolak untuk berada di sisi anda, saya akan mengatakan dengan tenang, "Anak-anak anda sudah menjadi milik kami. Siapa anda? Anda akan mati, tetapi anak-anak anda berdiri sebagai pemenang baru bersama kami. Segera, mereka tidak akan mengenal hal lain selain masyarakat baru ini.'" Demikianlah cara Hitler mengontrol rakyat Jerman.

Sebuah Egoisme Kolektif

Tentu saja, Nazi tidak ingin hanya mengontrol anak-anak, mereka ingin semua orang Jerman di bawah kendali mereka. Hitler tidak bisa menolerir orang-orang yang berada di luar kendalinya. Dalam pandangannya, dia akan memimpin masyarakat menjadi "egoisme kolektif suci." Anak, remaja, pemuda, perempuan, pekerja, petani, pengusaha, pejabat, intelektual, dan mahasiswa, mereka semua harus menerima kepemimpinan Partai Nazi. Selain itu, pekerjaan, budaya, pendidikan, kepercayaan ideologis, ucapan, kegiatan sosial, pernikahan dan hiburan dari warga menjadi sasaran intervensi dan manajemen negara. Hitler percaya bahwa jika ia tidak bisa secara ketat mengontrol masyarakat, ia tidak akan membuat perbedaan sejarah yang signifikan.

Di bawah arahan ideologi Nazi, sejumlah besar organisasi dan asosiasi sosial resmi yang bersifat monopoli muncul, seperti Liga Pemuda Hitler, Grup Wanita Nazi, Front Buruh, Asosiasi Kebudayaan Jerman, Asosiasi Guru Nasional Sosialis Jerman, Asosiasi Hukum Nasional Sosialis Jerman, Aliansi Pegawai Negeri Jerman, dan Persatuan Dokter Nazi Jerman. Bahkan Palang Merah berada di bawah kendali dari SS, organisasi Nazi yang ditakuti dan hanya bertanggung jawab kepada Hitler.

Asosiasi Kebudayaan Jerman didirikan pada November 1933 di bawah perintah langsung Hitler. Ini mengendalikan tujuh cabang asosiasi termasuk sastra, musik, film, teater, radio, seni dan berita. Para presiden dari berbagai asosiasi adalah para pejabat pemerintah Nazi atau intelektual pro-Nazi. Menurut aturan dari Asosiasi Kebudayaan, tujuan mereka adalah untuk melaksanakan kebijakan kebudayaan Jerman dan untuk mengatur semua seniman kreatif di bawah sebuah organisasi terpadu yang dipimpin oleh rezim Nazi. Rezim memutuskan arah semua pengembangan ideologis dan spiritual, serta memimpin dan mengorganisir semua profesi di dalamnya. Ini untuk menjamin bahwa semua kegiatan budaya sejalan dengan ideologi Nazi untuk melayani budaya partai Nazi. Juga ditetapkan aturan bahwa hanya orang yang berasal dari ras Arya dan secara politis konsisten dengan otoritas baru dapat menjadi bagian dari Asosiasi Kebudayaan Jerman. Hanya anggota dari Asosiasi Kebudayaan Jerman yang melakukan "pekerjaan budaya," termasuk "memproduksi, mereproduksi, mengolah secara ideologis atau teknis, menyebarkan, melindungi, memasarkan dan membantu penjualan kekayaan budaya." (JM Ritchie, Inggris, Nazi Germany Literature History, Wenhui Press, halaman 81). Ini berarti bahwa di Jerman setiap intelektual, baik penulis, reporter, penyiar, aktor, sutradara, pelukis, atau pemahat, harus mengandalkan atau bergabung dengan organisasi budaya Nazi untuk menjadi bagian dari sistem. Jika mereka tidak bergabung, mereka tidak bisa mengkreasi seni sama sekali.

Kontrol yang sama ini terjadi di sekolah, di mana 97% dari semua guru sekolah menengah dan SD bergabung dengan Asosiasi Guru Nasional Sosialis Jerman. Aturan asosiasi menetapkan, "Organisasi memiliki tanggung jawab untuk menyatukan semua ideologi dan politik guru menurut teori Nasional Sosialisme." Status otonom berbagai universitas dibatalkan. Para presiden dari semua perguruan tinggi dan universitas serta para dekan masing-masing departemen ditunjuk oleh Menteri Sains, Pendidikan dan Pendidikan Nasional. Setiap universitas mendirikan Asosiasi Guru Universitas, yang mencakup semua staf pengajar. Persatuan Guru Universitas Nasional Sosialis Jerman langsung memimpin semua asosiasi. Ide-ide para guru universitas dikontrol dengan sangat ketat dan ‘disatukan’. Pendidikan di universitas kemudian berubah menjadi kaku dan monoton.

Dengan cara ini, dengan membentuk dan mengendalikan semua pengurus organisasi sosial dan asosiasi, rezim Nazi berhasil mengontrol semua rakyat Jerman melalui jaringan besar yang ada di mana-mana. Kebebasan pribadi tidak ada lagi. Sangatlah sulit bagi mereka yang ingin melarikan diri dari jaringan.

Organisasi Massa Hari ini di China

Serupa dengan partai Nazi, Partai Komunis China juga mendirikan banyak organisasi sosial resmi sesuai dengan kelompok umur, pekerjaan dan latar belakang di China. Pionir Muda mengendalikan remaja; Liga Pemuda mengendalikan pemuda; Federasi Perempuan mengontrol perempuan; Serikat mengendalikan pekerja; Asosiasi Budaya mengendalikan kaum intelektual; dan Asosiasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengendalikan ilmuwan dan insinyur. Dalam bahasa Partai Komunis, ini biasanya disebut "organisasi massa."

Menargetkan Anak-Anak, "Penerus Komunisme"

Di China, ketika anak-anak mulai masuk sekolah dasar, mereka harus bergabung dengan Pionir Muda. Aturan Pionir Muda menetapkan, "Setiap anak-anak berusia 7 - 14-tahun yang bersedia untuk bergabung dengan Pionir Muda dan bersedia untuk mematuhi aturan dari Pionir Muda dapat mengajukan kepada Komite Skuadron. Jika disetujui oleh Komite Skuadron, mereka bisa menjadi anggota." Ditetapkan haruslah sukarela untuk bergabung dengan Pionir Muda, tanpa syarat tambahan apa pun. Namun pada kenyataannya, biasanya anak-anak bergabung dengan Pionir Muda sebagai sebuah kelompok. Jika beberapa anak-anak tidak bergabung bersama dengan orang lain, ia akan diperlakukan secara berbeda dan didiskriminasi oleh para guru dan sesama siswa. Di bawah tekanan demikian, bukankah anak-anak akan bergabung secara "sukarela"?

Ketika anak-anak bergabung dengan Pionir Muda, mereka harus berpartisipasi dalam semua kegiatannya. Pionir Muda sering harus menyanyikan lagu, "Kami Adalah Penerus Komunisme."

Liriknya sebagai berikut:

"Kami adalah penerus dari komunisme,
Mewarisi tradisi mulia para pendahulu revolusioner,
Cinta tanah air dan rakyat,
Syal merah terang melekat di dada.
Tidak takut kesulitan, tidak takut musuh,
Belajar keras dan bertempur dengan gigih
Berbaris maju menuju kemenangan yang berani
Berbaris maju menuju kemenangan yang berani, berbaris maju
Berbaris maju menuju kemenangan yang berani
Kami adalah penerus komunisme."

Mengapa Partai Komunis China ingin semua siswa di sekolah dasar untuk bergabung dengan Pionir Muda? Hal ini seperti syair lagu mengatakan, "Mewarisi tradisi mulia para pendahulu revolusioner." Ini adalah untuk mencuci otak anak-anak sejak usia dini agar mereka menjadi penerus komunisme.

Pionir Muda adalah "agar anak-anak belajar tentang komunisme"; Liga Pemuda Komunis adalah "bagi kaum muda untuk memelajari sosialisme dengan karakteristik dan komunisme China" dan "menjadi pembantu Partai Komunis China dan kekuatan cadangan." Terlebih lagi, anak-anak ini masih muda. Meskipun mereka telah memelajari beberapa aspek komunisme di Pionir Muda, pengetahuan demikian tidak akan memberikan banyak kesan. Jadi ketika mereka masuk sekolah menengah, Partai Komunis China menempatkan mereka ke dalam Liga Pemuda sehingga komunisme dapat berakar kuat dalam pikiran mereka. Mereka akan menjadi kekuatan pendukung dan darah segar dari generasi berikut Partai Komunis China.

Menurut Departemen Liga Pemuda Sentral, pada akhir 2007, ada sekitar 130 juta Pionir Muda dan 75.439.000 anggota Liga Pemuda Komunis. Setelah anak-anak bergabung dengan Pionir Muda dan Liga Pemuda Komunis, mereka berada di bawah kontrol langsung PKC.

CFLAC

Federasi Lingkaran Sastra dan Seni China (CFLAC = China Federation of Literary and Art Circles) adalah organisasi sosial resmi bagi orang-orang yang berada dalam berbagai bidang sastra dan seni. Ini mencakup sub-asosiasi: Asosiasi Penulis China, Asosiasi Dramawan China, Asosiasi Film China, Asosiasi Musisi China, Asosiasi Seniman China, Asosiasi Penyanyi Balada China, Asosiasi Penari China, Asosiasi Literatur Cerita Rakyat dan Asosiasi Seni China, Asosiasi Fotografer China, Asosiasi Kaligrafi China, Asosiasi Akrobat China, Asosiasi Seniman Televisi China dan puluhan asosiasi budaya lainnya.

Sifat dan tujuan dari CFLAC ditetapkan dalam peraturan sebagai berikut,

"CFLAC adalah organisasi sastra dan seni nasional yang dipimpin oleh Partai Komunis China. Ini adalah organisasi rakyat yang dibentuk oleh provinsi, daerah dan tingkat kota dari Federasi Lingkaran Sastra dan Seni serta berbagai bidang sastra nasional dan asosiasi seni. Ini merupakan jembatan dan jalur Partai Komunis China untuk berhubungan dengan kalangan sastra dan seni. Ini adalah kekuatan penting untuk kesejahteraan dan pengembangan literatur serta seni sosialis, dan membangun budaya sosialis yang maju."

Tujuan dari CFLAC didefinisikan sebagai berikut,

"Setia dengan kepemimpinan Marxisme-Leninisme, Pemikiran Mao Zedong, Teori Deng Xiaoping dan pemikiran penting dari 'Tiga Wakil" sebagai pedoman. Secara menyeluruh menerapkan konsep pembangunan ilmiah, persatuan, dan mobilisasi para penulis dan seniman untuk mematuhi garis dasar, pedoman dasar dan pengalaman dasar Partai Komunis. Patuh melayani masyarakat, melayani arah sosialis dan mengembangkan literatur dan seni sosialis. Mematuhi konstitusi dan hukum. Berpartisipasi aktif dalam reformasi dan pembangunan modernisasi sosialis. Mempromosikan, dan mengembangkan semangat nasional dan semangat zaman. Membangun dan mempraktekkan konsep sosialis akan kehormatan. Berkomitmen untuk perkembangan literatur dan seni sosialis China. Mengembangkan budaya nasional, ilmiah dan populer sosialis ke arah modernisasi, dunia dan masa depan. Membangun budaya harmoni. Bekerja keras untuk membangun masyarakat yang cukup sejahtera, membangun masyarakat sosialis yang harmonis dan memenuhi peremajaan besar bangsa China."

Sangatlah jelas bahwa CFLAC adalah alat politik bagi PKC untuk mengendalikan sastrawan dan seniman, melalui kreasi sastra dan artistik mereka. Semua asosiasi di bawah CFLAC adalah saluran bagi PKC untuk mengendalikan semua literatur dan seni, dan mereka yang bekerja di bidang ini baik di dalam maupun luar China.

Di China, kontrol dan arahan PKC kepada berbagai bidang sastra dan seni disampaikan melalui asosiasi CFLAC untuk semua penulis dan seniman. Terutama di era Mao, jika siapa pun yang terlibat dalam pengkreasian sastra dan seni ingin menjadi populer dan dipuji dengan dukungan dari PKC dan pemerintah, sangatlah penting bagi mereka untuk bergabung dengan CFLAC dan menerima kendali dan kepemimpinan mereka.

Mengendalikan Hati dan Pikiran Rakyat

Semua organisasi sejenis lainnya seperti Serikat, Federasi Perempuan, dan Asosiasi untuk Sains dan Teknologi juga menjadi alat politik bagi PKC untuk mengendalikan orang-orang di bidang ini. "Organisasi massa" ini sebenarnya tali untuk mengikat rakyat. Tidak ada kebebasan seni dan sastra, juga tidak ada kebebasan ilmiah dan teknologi. Melalui organisasi semacam ini, PKC mengontrol hati dan pikiran orang-orang China di dalam dan di luar daratan China.

Dengan mengategorikan orang yang berbeda ke dalam organisasi sosial yang berbeda, Partai Komunis dan Nazi sengaja membangun jaringan kontrol sosial yang sangat mirip di negara-negara yang mereka perintah. Jaringan ini dimiliki Partai Nazi atau Partai Komunis sebagai inti, dengan demikian partai menembus seluruh lapisan masyarakat. Partai Komunis China telah menumpang-nindihkan departemen dan organisasi yang rumit untuk dikendalikan secara ketat, jaringan sosial raksasa. Hal ini seperti sebuah "lubang hitam" raksasa yang menelan semua kebebasan dan martabat dasar rakyat China.

Chinese version click here
English version click here