(Minghui.org)

Lanjutan dari Bagian 1

Falun Dafa mengajarkan praktisi harus meningkatkan Xinxing (watak, kualitas moral) mereka dan menyingkirkan keterikatan hati di dalam masyarakat manusia biasa. Semua orang, tak peduli jenis kelamin, etnik, usia atau status sosial bisa berlatih Falun Dafa.

Sebagai anggota masyarakat, praktisi memiliki pekerjaan, keluarga, teman-teman dan kerabat. Lingkungan ini menyajikan kesempatan untuk berkultivasi.

1. Seorang Pejabat Menolak Suap Setelah Istrinya Menjadi Praktisi

Ini adalah pengalaman pribadi Huijun:

“Saya pensiun pada tahun 1992 dan mulai berlatih Falun Gong pada 1994. Dengan belajar Zhuan Falun berulang-ulang, saya perlahan-lahan mengerti bahwa seseorang bisa terbebas dari penyakit dan tetap sehat ketika mereka mencapai moral tinggi.”

“Setelah berlatih, saya tidak mengejar perolehan dengan mengorbankan pabrik dan mengembalikan semua barang-barang pabrik yang pernah saya bawa pulang sebelumnya. Saya juga memberi tahu kolega-kolega saya bahwa saya tidak bisa melakukan hal-hal semacam itu karena Falun Dafa mengajarkan saya menjadi orang baik.”

“Suami saya adalah seorang pejabat tinggi di sebuah perguruan tinggi dan sering mendapat hadiah. Ia pikir hal itu adalah normal dan wajar. Tetapi saya tidak berpikir demikian. Suatu kali, seorang nenek memberinya ayam hidup. Suami saya memberitahunya bahwa istrinya adalah seorang praktisi dan tidak boleh membunuh. Nenek itu pulang ke rumah, membunuh ayam itu dan memberikan lagi kepada suami saya. Saya menolak hadiah itu dan memberitahunya agar tidak melakukan hal itu lagi. Lebih baik bagi suami saya melakukan lebih banyak hal-hal baik bagi orang lain tanpa menerima hadiah.”

Ketika seorang guru memberi selimut wol sebagai hadiah kepada suami, saya menyarankan untuk tidak menerimanya. Awalnya ia tidak senang, tetapi akhirnya mengembalikannya kepada guru itu.

“Suatu kali, seseorang membawa dua kotak apel ketika mengunjungi kami dan saya menyarankan dia untuk membawanya kembali. Segera setelah itu, seorang guru membawa sesuatu kepada suami saya dan memintanya agar menolong anak kerabatnya diluluskan dari ujian masuk perguruan tinggi. Saya mengatakan kepada suami saya agar  tidak perlu berbuat begitu. Jika anak itu memenuhi persyaratan, ia akan sanggup masuk perguruan tinggi tanpa perlu menyogok siapapun. Kita seharusnya tulus dan bermartabat dalam segala tindakan kita.”

2. Pasangan Guru Berbagi Pengalaman Mereka Berlatih Falun Dafa

Setelah berlatih Falun Dafa, seorang istri yang sakit-sakitan menjadi makin sehat dan suaminya, berhenti dari minum bir. Wanita itu menceritakan kisahnya:

“Kami berdua mengajar di sebuah universitas. Suami saya gemar minum bir sepanjang hidupnya dan kadang ia memukul saya dan anak kami secara brutal dalam keadaan mabuk dan kehilangan kesabarannya. Selain itu, saya menjadi lemah dan tidak bisa tidur. Saat itu, saya sangat menderita secara fisik dan mental.”

“Pada 1994, suami saya mulai berlatih Falun Dafa dan mendorong saya untuk ikut bersamanya. Ia menunjukkan satu metode latihan kepada saya: Berdiri memancang metode Falun. Saya tidak mulai berlatih karena berpikir tidak dapat bertahan dalam posisi itu begitu lama. Pada 1995, seseorang dari perguruan tinggi datang berkunjung dan mengundang suami saya untuk menghadiri kelompok latihan. Suami saya tidak berada di tempat saat itu, jadi saya pergi ke tempat latihan untuk melihat-lihat.”

“Setelah itu, saya melakukan latihan selama setengah jam bersama mereka setiap hari sehabis makan malam. Tiga bulan berikutnya, seorang kolega saya bertanya, ‘Mengapa kamu tidak lagi mengenakan baju tebal?’ Saya sadari hal ini tidak mungkin di masa lalu. Sebagai wanita sakit-sakitan, saya selalu mengenakan baju tebal dan menderita banyak penyakit. Setelah mengajar di perguruan tinggi, saya harus berbaring di sofa untuk beristirahat. Sekarang tubuh saya terasa ringan. Saya hendak berteriak di jalanan, ’Falun Dafa sangat bagus! Falun Dafa memberi kehidupan baru kepada saya!’ Setelah suami saya berlatih, ia berhenti minum bir dan merokok serta belajar cara mengurus saya dan anak kami.”

“Setelah berlatih, tubuh saya menjadi makin kuat dan saya bisa mengajar enam kelas setiap hari tanpa merasa lelah. Saya juga memperlakukan murid-murid saya dengan ramah. Suatu kali, banyak murid saya tampak lesu setelah mendonorkan darah. Jadi selama istirahat, saya pulang ke rumah, memasak telur dan membagikan ke murid-murid masing-masing satu telur.”

“Ayah dari seorang murid pernah memberikan hadiah berupa tas kepada saya supaya saya bisa membantu putranya lulus ujian. Saya tidak mau menerima hadiahnya tetapi akan berusaha sebaik-baiknya untuk memberikan pelajaran tambahan secara gratis setelah usai sekolah apabila ia memerlukan bantuan apapun.”

“Suatu kali, lima murid menginginkan saya untuk memberikan pelajaran tambahan setelah usai sekolah dan bertanya berapa biayanya. Setelah saya berkata akan membantu mereka secara gratis, mereka berpikir saya sedang bergurau. Saya memberi tahu mereka bahwa tujuan saya  adalah membantu mereka mencapai nilai yang lebih baik.”

“Akhirnya, saya memberikan pelajaran tambahan kepada 20 murid dan menolak menerima bayaran setelah saya menyelesaikannya. Mereka membawakan banyak hadiah ke rumah saya, namun saya menolak untuk menerimanya. Setelah memohon pada saya untuk menerimanya, mereka akhirnya menyerah dan mengerti bahwa mereka bisa membayar kembali bantuan saya melalui rajin belajar.”

“Pengajaran saya mendapatkan pengakuan dari pimpinan, kolega dan murid-murid saya. Saya terpilih sebagai guru teladan dan menerima penghargaan guru terbaik. Di sini saya hendak mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada Falun Dafa dan Guru, karena memberikan kehidupan kedua kepada saya.”

3. Setelah Berlatih Falun Dafa, Saya Melepaskan Semua Keluh Kesah

Xiao Xia adalah pemilik salon kecantikan dan bisnis suaminya makin maju sejak ia berlatih Falun Dafa. Ia menjelaskan: ”Ketika suami saya berhenti minum bir dan merokok, ia menjadi makin sehat dan mulai memikirkan orang lain terlebih dahulu, awalnya saya pikir ia pasti berseringkuh. Kemudian, suatu pagi, saya mengikutinya untuk melihat ke mana ia pergi. Ia pergi ke tempat latihan, di mana saya melihat banyak orang berlatih Falun Gong.”

“Saya memutuskan untuk ikut suami saya dan mulai berlatih. Jika saya tidak berlatih Falun Dafa, kami mungkin sudah lama cerai. Suatu kali, saya berdebat dengan anggota keluarga dari pihak suami pada perayaan Imlek mengenai masalah uang dan rumah. Suami marah besar dan membalikkan meja bersama makanan-makanannya. Kami berdebat sengit mengenai rumah  dan suami saya mengancam akan meledakkannya supaya tidak ada satupun yang bisa tinggal di sini. Setelah berlatih Falun Dafa, saya tahu seharusnya tidak berkelahi atas hal seperti itu. Malah saya harusnya tenang dan tidak khawatir akan kehilangan apapun. Saya kemudian meminta maaf kepada ibu mertua dan kakak ipar saya. Hubungan saya dengan suami juga makin harmonis. Setelah menyaksikan perubahan besar ini, ibu mertua dan kakak ipar tahu Falun Dafa adalah baik.”

“Ketika ibu mertua menderita penyakit serius, saya memperkenalkan Falun Dafa kepadanya dan membacakan Zhuan Falun untuknya. Ia dengan tulus melafalkan ’Falun Dafa Hao (Falun Dafa baik) dan Zhen-Shan-Ren Hao (Sejati-Baik-Sabar adalah baik)’ setiap hari. Perlahan-lahan penyakitnya hilang dan ia sekarang sangat sehat. Ibu mertua sekarang berkata kepada orang lain, ”Putri menantu saya begitu baik karena ia berlatih Falun Gong! Penyakit saya disembuhkan oleh Dafa!” Kakak ipar saya juga mulai berlatih.”

4. Seorang Wanita dengan Keterikatan Kuat Berubah Total Kelakuannya

Seorang wanita bekerja di BUMN mengerjakan pekerjaannya yang relatif ringan dan tidak perlu mengkhawatirkan makanan dan pakaian. Apa manfaat yang ditawarkan Falun Dafa kepadanya? Berikut adalah kisahnya:

“Dari masa kecil, saya memiliki keterikatan kuat, seperti mentalitas bersaing dan iri hati. Sekitar setengah tahun setelah bekerja, seorang kolega yang lebih senior meminjam 100 yuan dari perusahaan. Ketika saya berusaha untuk menagihnya, ia menyangkal pernah meminjam uang itu. Pria ini kemudian dipindahkan ke kota lain, tetapi masih mengunjungi perusahaan kami sekali-kali. Saya masih merasa marah karena ia tidak mengembalikan uang, jadi bilamana saya melihatnya, saya mengikutinya ke kantor manapun ia pergi. Ketika ia menutup pintu, saya akan meneriaki, mengomeli dan menyumpahinya. Ia bahkan meminta atasannya untuk berbicara dengan atasan saya untuk menyelesaikan masalah ini dan bahkan memohon saya untuk tidak mengejarnya lagi. Tetapi saya tidak bisa melepaskan kemarahan saya.”

“Setelah berlatih Falun Dafa, saya dengan ketat mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya memikirkan orang lain lebih dulu dan tetap tenang ketika menderita kerugian. Contohnya, ketika suami saya membangun rumah, kakaknya menggunakan berbagai cara untuk mengambilnya dari kami. Bahkan ayahnya berpikir ini tidak adil dan memberi tahu kami sebelum ia meninggal.”

“Setelah ayah mertua meninggal, beberapa kerabat datang untuk menghibur kakak ipar saya dan meminta rumah itu dikembalikan kepada kami. Saat itu, saya telah berlatih Falun Dafa selama setengah tahun. Meski saya sedikit terganggu atas kondisi ini, tetap ingat sebagai praktisi harus memikirkan orang lain terlebih dahulu dan bertindak sesuai prinsip Fa. Saya mengatakan kepada kerabat saya: ’Jika saya mengambil kembali rumah itu, kakak ipar mungkin akan membenci saya seumur hidup. Saya tahu ia miskin dan telah menjalani kehidupan keras. Ia mungkin merasa lebih baik jika dapat tinggal di rumah ini.” Maka, pertengkaran keluarga atas rumah tersebut terpecahkan dengan baik.”

Seperti Guru mengatakan:

“Orang yang demi ketenaran seumur hidup dipenuhi kebencian, Orang yang demi kepentingan tidak mengenal sanak saudara; Orang yang demi Qing mencari risau sendiri, Susah payah saling bertengkar membuat karma seumur hidup.” (“Menjadi Orang,” Hong Yin)

“Saya telah berlatih Falun Dafa lebih dar 10 tahun. Semua anggota keluarga saya memperoleh manfaat dari Dafa selama bertahun-tahun.”

Chinese version click here
English version click here