(Minghui.org) Dalam artikel “Dipenjara Karena Berlatih Falun Gong,” praktisi Falun Gong Qu Lihua (wanita) dari Mudanjiang membicarakan tentang penangkapan, pemenjaraan dan terpaksa menjadi tunawisma selama 10 tahun oleh rejim Komunis China. Dalam artikel lain ditulis pada 2005, “Jalan Pelurusan Fa yang Dijalani oleh Suami dan Saya,” Liu Nan (wanita) menggambarkan penganiayaan yang dialami oleh suami dan dirinya serta bagaimana mereka mengungkap perbuatan jahat yang dilakukan oleh polisi dari biro keamanan publik dan divisi keamanan domestik.

Liu Nan dan Suaminya Zhao Jingchun Ditahan selama Empat Bulan

Liu Nan dan suaminya, Zhao Jingchun, ditangkap pada 2 November 2012. Mereka sekarang telah ditahan selama lebih dari empat bulan. Supaya menjerat mereka lebih lanjut, polisi telah melaporkan mereka ke kantor kejaksaan.

Liu, 40 dan suaminya Zhao, 41, mulai berlatih Falun Gong pada 1996. Keduanya mendapatkan banyak manfaat dari latihan tersebut. Zhao ditangkap pada 20 Juli 1999 dan ditahan oleh polisi hingga 25 Desember 1999. Ia pernah dipaksa muncul di TV untuk memfitnah Falun Gong dengan mengatakan yang berlawanan dengan hati nuraninya dan dua kali dikirim ke kamp kerja paksa. Liu ditangkap dan dipindahkan ke pusat rehabilitasi narkoba, di mana ia ditekan untuk “berubah” saat di kamp kerja paksa.

Artikel Liu menggambarkan penganiayaan yang diderita oleh suami dan dirinya. Artikel ini juga mengungkap perbuatan jahat yang dilakukan oleh petugas polisi dari biro keamanan publik dan divisi keamanan domestik. Liu menggambarkan penyiksaan dan teror yang dideritanya di Biro Keamanan Publik Aimin:

“Lima petugas dikirim dari Biro Keamanan Publik Aimin. Seorang dari mereka dipanggil sebagai kapten. Lainnya adalah Wang. Ada seorang pria tinggi setengah baya, seorang supir bertampang kejam dan seorang pemuda. Ketika mereka masuk, supir itu menonjok dada saya dua kali dengan keras sehingga saya terlempar ke tembok. Ketika kapten menanyakan nama dan alamat, saya menolak untuk menjawabnya. Mereka membawa saya dari departemen patroli ke Biro Keamanan Publik Aimin dan memasukkan saya ke dalam ruangan yang kelihatan seperti ruang tugas berisi dua ranjang dan meja. Waktu itu jam 20.00. Tidak ada seorangpun di gedung. Ketika lima orang masuk, mereka menguncinya dan mengelilingi saya. Wajah mereka suram dan ganas. Suasana ruangan dipenuhi dengan kejahatan dan teror. Seseorang berkata, ”Kamu tahu tidak akan terjadi apapun pada kami bahkan jika kami memukulimu hingga mati.”

“Mereka terus memaksa saya untuk memberitahu nama dan alamat saya. Saya tetap diam. Mereka kemudian merentangkan kaki saya dengan paksa dan menekan saya ke bawah. Posisi ini begitu menyakitkan sehingga saya gemetaran tak terkira. Mereka menyebutnya sebagai “menerbangkan pesawat.” Salah seorang petugas yang duduk di ranjang berteriak, ”Jongkok dan jangan bergerak!” Sakitnya tak tertahankan hingga membuat saya hampir pingsan. Ia mengambil bantal dari ranjang dan melemparkannya ke punggung saya. Saya begitu kesakitan, sepertinya seluruh pembuluh darah akan meledak. Seorang petugas menendang kaki saya dengan gencar untuk merentangkannya sehingga tidak bisa lagi direntangkan. Saya merasa otot seperti akan putus. Mereka begitu kejam sehingga saya memutuskan untuk tidak lagi mematuhi perintah mereka. Saya berhenti berjongkok, duduk di lantai dan mengurut kaki saya. Karena takut, polisi yang menendangi saya mundur dua langkah ketika melihat saya duduk di situ. Ia pasti merasa bersalah atas perbuatannya.”

Qu Lihua Berulangkali Dianiaya karena Mengungkap Kejahatan

Qu (wanita), 49, tinggal di sebuah pertanian di Kota Hailin, Provinsi Heilongjiang. Setelah rejim Partai Komunis mulai menganiaya Falun Gong pada 20 Juli 1999, pemimpin dari departemen pertanian meminta dia untuk melawan Falun Gong. Tanpa ragu, Qu memilih untuk tetap melanjutkan latihan. Karena ini, ia dipecat dan ditangkap. Rumahnya juga digeledah.

Pada 20 Juli 1999, Qu pergi ke pemerintahan provinsi untuk memohon bagi Falun Gong. Ia segera ditangkap. Perusahaannya menskors dia selama tiga bulan.

Pada akhir 2000, Qu ditanya oleh pengawas Wang Jinwan dan Yi Hongkui apakah masih berlatih Falun Gong. Ketika ia menjawab “Ya”, ia dipecat dan pensiunnya dibatalkan. Ia kemudian dibawa ke Pusat Tahanan Hailin.

Di pusat tahanan, ia diborgol dan dibelenggu oleh Zhao Fuping dan Li Guobin, petugas polisi yang memukulinya dengan pipa plastik. Ia kemudian dipindahkan ke Pusat Rehabilitasi Narkoba Wanita Harbin selama setahun.

Pada November 2001, Qu dibebaskan dari pusat itu. Polisi Wang Qiang, Zhou Xuesheng dan Zhao Jie berulang kali pergi ke rumahnya untuk mengganggunya. Tiga bulan kemudian, Qu sekali lagi ditangkap dan dibawa ke Pusat Tahanan Hailin oleh Kantor 610 dipimpin Direktur Zhang Zhenqi dan Wu Wei, seorang petugas polisi.

Di pusat tahanan, kepala Qu ditendang oleh Direktur Dan Chengqiang. Qu memprotes dengan mogok makan. Polisi bersenjata menggunakan batang kayu besar untuk mencekoknya. Selama cekok paksa, dokter penjara mendorongnya ke kursi, memborgol tangannya ke belakang dan menyuruh dua tahanan memegang bahunya dengan kencang sehingga tidak dapat bergerak. Dokter kemudian menjepit hidungnya dan memasukkan pembuka mulut pada giginya yang sangat menyakitkan.

Artikel terkait:

Dipenjara Bertahun-tahun Karena Menolak Berhenti Berlatih Falun Dafa
http://en.minghui.org/html/articles/2009/9/2/110511.html

Chinese version click here
English version click here