(Minghui.org) Seorang praktisi Falun Gong, Gao Dong (pria) dari kota Panjin, Provinsi Liaoning hilang sejak tahun 2011 ketika pergi ke kota asalnya Haicheng.

Setelah meninggalkan kota tempat tinggalnya, kota Panjin, agen-agen dari Kantor 610 menyelidiki rumah sewaannya dan menahan pemilik rumah itu untuk diinterogasi. Seorang pejabat Kantor 610 mengatakan kepada masyarakat bahwa mereka tidak akan mendengar kabar apapun dari Gao Dong dalam waktu sepuluh tahun mendatang.

Kabar angin memberitakan bahwa Gao telah dikirim ke Kamp Kerja Paksa Kabupaten Benxi, sementara kabar lainnya mengatakan dia masih ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Anshan. Keberadaannya masih misteri bahkan hidup atau mati pun tak ada yang mengetahui.

Gao dong, 45 tahun dulu adalah seorang insinyur di perusahaan Zhenxing dari Ladang Minyak Liaohe. Karena menjadi praktisi Falun Gong dia ditangkap beberapa kali. Selama penahanan jangka panjang di Panjin dan Benxi dia menjadi korban penyiksaan. Dia pernah dikirim ke Rumah Sakit Jiwa sebanyak dua kali. Dia juga dikirim ke Pusat Cuci Otak Fushun. Dia kehilangan pekerjaan dan keluarganya (isteri dan anak-anaknya meninggalkan dia) dan dia menjadi gelandangan. Dia disiksa sampai pingsan tiga kali selama di penjara.

Mentalnya dalam keadaan trauma dan fisiknya lumpuh. Dia tidak mempunyai uang maupun tempat tinggal, untuk makan terpaksa harus mencari sisa makanan di tempat sampah. Dia harus tidur di manapun di tempat terbuka seperti di tepi jalan, di hutan, dan di ladang pertanian.

Sejak Partai Komunis menganiaya Falun Gong 13 tahun yang lalu, Gao berkali-kali ditangkap dan ditahan, jika ditotal dia sudah ditahan selama sembilan tahun. Teman setahanan sering mendengar teriakan rasa sakit berkali-kali jika dia sedang disiksa

Berbagai macam metode penyiksaan yang dilaukan terhadap para praktisi Falun Gong

Salah satu cara yang digunakan oleh penganiaya, kedua lengan dan kedua kaki Gao direntangkan dan diikat pada ujung-ujung ranjang dan sebuah kantong udara diselipkan dibawah pinggang untuk meningkatkan tegangan. Dia dibiarkan demikian dalam beberapa hari. Pada waktu musim panas nyamuk banyak sekali, dan pada musim dingin kipas angin diarahkan kepadanya terus-menerus. Penganiaya menyemprotkan air padanya, menusuk-nusukkan jarum-jarum pada ketiaknya, menyikati pangkal kuku-kukunya dengan sikat gigi, dan menyodok tulang iganya dengan batang kayu.

Sipir menggunakan tongkat listrik tegangan tinggi pada tempat-tempat yang sensitif seperti di mulut, pusar, puting susu, dagu, ketiak, telapak tangan, dan tumit. Kadang-kadang dua sipir melakukanya bersamaan. Mereka menyiksa Gao dalam jangka waktu yang sangat lama, dan tidak berhenti sebelum dia pingsan. Setelah selama dua bulan disiksa secara brutal, Gao Dong tidak bisa berjalan, dan seluruh tubuhnya dipenuhi luka-luka dan memar.

Sekali waktu kedua tangannya diborgol ke ranjang ketika sedang tidur dan dibiarkan dalam keadaan seperti itu selama beberapa bulan. Setiap hari ada empat orang tahanan yang bergiliran mengawasinya selama 24 jam. Bahkan jika dia ingin buang air kecil hanya borgol satu tangan saja yang dilepas, dia harus buang air di mangkuk tempat dia makan atau muk untuk sikat gigi. Kadang-kadang para pengawas itu mengadakan kompetisi penyiksaan, mencari siapa yang bisa menyebabkan rasa sakit yang paling parah. Mereka menendang dan menonjok seolah-olah dia sebuah bola. Bahkan mereka menjambak rambutnya dan memukul-mukulkan kepalanya ke lantai, yang mengakibatkan darah keluar dari hidung. Di antara mereka ada yang menusukkan jarum-jarum ke ujung jari-jarinya.

Kesehatan Gao dong porak poranda. Seluruh tubuhnya melepuh, dan mempunyai gejala stroke. Alih-alih melakukan pembebasan bersyarat untuk pengobatan baginya, para penguasa mengirim dia ke rumah sakit jiwa untuk melakukan penyiksaan lebih lanjut. Diikat ke ranjang, dan diberi injeksi secara paksa dengan bahan yang tak diketahui jenisnya. Disuap paksa jika tidak mau makan. Dia kehilangan kendali buang air kecil dan besar, dan kedua kakinya lumpuh. Kehilangan ingatan dan linglung.

Setelah mengalami penyiksaan yang brutal, dia mulai muntah darah dan cairan perut. Tekanan darahnya tidak bisa diukur. Takut jika dia meninggal dalam pengawasannya, penguasa membuang (meletakkan begitu saja) di dekat rumah saudara perempuannya.

Cobaan berat Gao belum berakhir. Keberadaan dia masih belum diketahui.

Untuk mengetahui lebih detail mengenai penganiayaan yang diderita Gao dong, silahkan baca laporan pribadinya di:
“Years of Torture Nearly Killed Me” http://en.minghui.org/emh/articles/2009/7/30/109614.html
“Falun Gong Practitioner Gao Dong Relates the Brutal Persecution He Has Experienced” http://en.minghui.org/emh/articles/2009/6/8/108111.html

Chinese version click here
English version click here