(Minghui.org) Polisi mengumpulkan sampel darah dan DNA termasuk sidik jari dengan paksa dari para praktisi Falun Gong di berbagai provinsi di Tiongkok sejak April 2014, kasus di Liaoning dan Guizhou adalah yang paling banyak.

Di Dandong, Liaoning, ada 16 orang praktisi yang diambil sampel darah dan sidik jarinya sejak Juli.

Saat mengumpulkan sampel darah, beberapa orang polisi mengatakan bahwa data medis para praktisi itu akan disimpan di database. Selain itu, para praktisi ini baru kelompok yang pertama, “para petinggi” memerintahkan pengumpulan data semacam ini dari semua praktisi yang ditahan.

Peristiwa yang sama terjadi di banyak kota di Provinsi Liaoning, termasuk di Panjin, Dalian, Anshan, Shenyang, dan Benxi.

Pengambilan organ tubuh yang didukung pemerintah dari para praktisi Falun Gong yang masih hidup tanpa persetujuan dari yang bersangkutan di Tiongkok adalah fakta yang telah diketahui masyarakat internasional. Tindakan yang memprihatinkan itu bisa memicu peningkatan kekejaman.

Berikut adalah beberapa laporan:

Enam orang perwira polisi dari Kantor Kepolisian Liudaogou memasuki dengan paksa tempat tinggal Wei Liming (魏丽明) [wanita] dan menangkapnya pada 5 September, ini usaha mereka menangkapnya yang ketiga kalinya.

Di kantor kepolisian polisi mengambil sidik jarinya dan dengan paksa mengambil darahnya.

Seorang perwira berkata kepadanya, “Kamu baru kelompok yang pertama. Kami menerima perintah bahwa semua praktisi Falun Gong harus memberikan data mereka untuk disimpan di database.”

Tiga orang perwira dari Kantor Kepolisian Xianwei mengunjungi Li Yuqin (李玉秋) [wanita] pada 27 Agustus, meminta dia memberikan sidik jari ke kantor kepolisian.

Suami Li mengatakan kepada mereka, “Dia tidak di rumah. Meski dia di rumah dia tidak akan pergi dengan kalian.” Kemudian polisi itu meninggalkannya. Namun mereka pada 29 Agustus dan 2 September kembali lagi, ketika itu suami Li tidak membukakan pintu.

Kepala Kantor Kepolisian Kota Baiqi Jiang Jun dan seorang perwira polisi masuk dengan paksa ke tempat tinggal Zhao Zhiju (赵志菊) [wanita] pada 20 Agustus, dan memaksa mengambil sidik jarinya. Zhao menanyakan untuk keperluan apa data tersebut.

Jiang menjawab, “Atasan saya memerintahkan bahwa ini adalah suatu kewajiban bagi para praktisi Falun Gong untuk diambil sidik jarinya. Jika anda tidak mau, kami akan membawa anda ke kantor kepolisian dan anda tetap harus melakukannya.”

Zhao melawan, tetapi Jiang dengan paksa menarik tangannya dan dengan paksa mengambil sidik jari dan mengambil sampel darah.

Praktisi lainnya Tang Shurong (唐淑荣) [wanita], tinggal bersama dengan putra sulungnya di Shenyang. Tetapi pada bulan Agustus dengan tiba-tiba anaknya mengirimnya kembali ke Dandong, tanpa ada penjelasan. Tak lama kemudian, polisi mendobrak masuk rumahnya dan mengambil sampel darah.

Di kemudian hari Zhao Zhiju teringat kembali ketika berbicara dengan Jiang di rumahnya, dia melihat Jiang membawa formulir yang tertera nama Tang.

Di pertengahan bulan Agustus Kepala Kantor Kepolisian Kota Hongqi, Li Guofeng, dan seorang perwira polisi mendobrak masuk rumah seorang praktisi Falun Gong, Dong Junfa (董钧发) [wanita]. Mereka mengambil sidik jari dan sampel darahnya. Ketika ditanya kegunaannya, polisi itu mengatakan kepadanya bahwa mereka menjalankan instruksi dari atas.

Perwira polisi Guo Feng dari Kantor Kepolisian Fenghuangcheng mengambil sampel darah dan sidik jari dari: Ju Shimiao (鞠世淼) [pria], Ye Zhigang (叶志刚) ) [pria], Sun Zhongqin (孙忠琴) [wanita], Yin Yuxin (尹玉欣) [wanita], dan Zhang Shuqing (张 树 清) [pria]. Dan juga pada pertengahan Agustus mengatakan bahwa mereka sedang mengumpulkan sampel darah dari “para praktisi kunci Falun Gong” sesuai denga perintah “petinggi.” Nomor HP Ju juga dicatat.

Perwira polisi dari Kantor Kepolisian Fenghuangcheng menelpon praktisi Falun Gong yaitu Zhang Qinggui (张庆贵) [pria] dan Wu Juan (吴娟) [wanita] berkali-kali pada akhir Juli, meminta agar mereka datang ke kanor polisi untuk diambil sampel darahnya.

Zhang menolak untuk datang, maka polisi mendatangi tempat kerjanya dan dengan paksa mengambil sampel darah dan sidik jarinya.

He Ping (赫 平) [wanita], melaporkan kejadian yang sama. Perwira polisi dari Kantor Kepolisian Fengshan menelponnya untuk datang ke kantor kepolisian. Dia tidak pergi, maka polisi pergi ke tokonya, dan mengambil sidik jari dan sampel darah. Polisi mengatakan ini adalah “tugas khusus” dari Departemen Keamanan Publik Provinsi.

Tempat tinggal Li Jie's (李杰) [wanita], didobrak oleh perwira polisi Ni Chengmin (倪成民) dari Kantor Kepolisian Kecamatan Lanqi dalam bulan Juli. Ia menolak mereka mengambil sidik jarinya.

Gu Liying (古丽英) [wanita] melaporkan bahwa perwira polisi, Liu Yuzhu dari Kantor Kepolisian Toudao pergi ke rumah ibunya dan mendapatkan nomor HP nya. Liu menelpon Gu beberapa kali dan minta agar dia datang ke kantor untuk mendaftarkan data pribadinya.

Gu menolak untuk pergi. Kemudian Liu mendatangi tempat kerjanya dan mengancam manajernya, “jika dia tidak mau kerja sama, kami akan mengambilnya dengan paksa”

Chinese version click here
English version click here