(Minghui.org) Hari Raya Nyepi tahun 2014 jatuh pada hari Senin, sehingga menjadi akhir pekan panjang bagi kebanyakan warga di Indonesia.

Latihan bersama

Praktisi Jakarta mengadakan kegiatan belajar Dafa bersama selama tiga hari. Selain belajar Fa dan berbagi pemahaman maupun pengalaman kultivasi, praktisi juga mengadakan kegiatan publik seperti latihan bersama di Bumi Perkemahan Cibubur.

Beberapa pengunjung yang tengah olah raga pagi, merasa tertarik dan ikut bergabung mencoba perangkat latihan Falun Dafa (disebut juga Falun Gong). Seorang bapak berkata, dia pernah berlatih Yoga sebelumnya, namun dia merasa Falun Dafa ini sesuatu yang spesial.

Disamping latihan bersama, beberapa praktisi secara inisiatif membagikan brosur pengenalan, sementara lainnya melakukan pengumpulan petisi tandatangan dari pengunjung untuk mendukung upaya-upaya masyarakat internasional dalam menghentikan kejahatan perampasan organ hidup-hidup terhadap para praktisi Falun Dafa di Tiongkok. Genosida sistematis yang dimotori penguasa komunis Tiongkok tersebut telah mendapat kecaman dan mengundang keprihatinan dari banyak kalangan dokter, politisi, pengacara serta masyarakat di dunia internasional.

Dalam kegiatan tersebut, para praktisi juga menghimbau para penandatangan petisi agar meneruskan informasi penting ini, serta tidak menganjurkan kerabat atau rekan-rekan mereka transplantasi ke Tiongkok, karena tidak adanya sistem donor organ di sana, dengan kata lain sumber organ berasal dari pengambilan paksa atau eksekusi mati.

Beberapa negara telah melakukan langkah-langkah konkret pencegahan ‘organ tourism’ ke Tiongkok. Australia misalnya telah melarang pelatihan dokter-dokter bedah asal Tiongkok di Australia, sementara pemerintah Israel juga mengeluarkan larangan transplantasi ke Tiongkok bagi warganya. Berbagai resolusi untuk menghentikan kejahatan pengambilan organ juga tengah diratifikasi oleh Parlemen Eropa maupun Kongres di Amerika Serikat.

Pengumpulan petisi tanda tangan

Setelah mendengar penjelasan praktisi, seorang bapak yang tengah berjalan bersama putri kecilnya berharap upaya damai praktisi berhasil menghentikan kejahatan kemanusiaan ini. Seorang pria muda dari klub sepeda onthel, berkata pengambilan organ paksa bertentangan dengan kaidah agamanya. Praktisi menambahkan hal tersebut juga bertentangan dengan etika kedokteran dan merupakan pelanggaran HAM sangat serius yang perlu disikapi. Pria itu kemudian tanpa ragu membubuhkan tanda tangannya.