(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi Falun Gong dari Provinsi Liaoning, Tiongkok, dan saya ingin berbagi pengalaman pribadi tentang kekuatan luar biasa Dafa. Kira-kira tujuh tahun yang lalu, saya terlibat kecelakaan motor yang sangat serius yang membuat saya koma selama 40 hari.

Setelah seorang dokter berkata kepada anggota keluarga saya bahwa saya menderita trauma kerusakan batang otak, dokter itu meminta mereka untuk menyiapkan pemakaman saya. Tetapi, istri saya, yang juga seorang praktisi, menolak untuk menyerah. Malahan, ia memainkan ceramah audio Guru Li (Pendiri Falun Gong) untuk saya dari pagi hingga malam. Pada hari ke 41, dengan ajaib saya tersadar dari koma dan tidak lama kemudian saya sembuh total.

Istri, anak perempuan dan saya sendiri mengendarai motor pulang dari rumah kakak ipar saya pada Agustus 2007. Saya kehilangan kendali, dan motor itu terbalik. Istri dan anak saya keduanya selamat dari cedera tapi saya terbaring tidak bergerak di tanah. Ketika istri saya melihat kondisi saya, ia menjadi sangat cemas. Ia berlari ke rumah untuk meminta bantuan sanak saudara untuk membawa saya ke rumah sakit lokal.

Ketika dokter melihat kondisi saya, mereka langsung memindahkan saya ke rumah sakit daerah. Setelah seorang dokter dari rumah sakit itu memeriksa kondisi saya, ia berkata, “Lebih baik segera kita pindahkan ke rumah sakit kota!”

Dokter di rumah sakit kota menjalankan pemeriksaan CAT scan pada saya dan memberitahu keluarga saya bahwa saya menderita kerusakan batang otak parah. Meskipun saya dirawat selama 11 hari, kondisi saya bertambah buruk. Sanak saudara dengan penuh kecemasan mencari seorang spesialis yang mungkin bisa lebih baik membantu saya, tapi mereka tidak bisa menemukannya.

Semua dokter memiliki pendapat yang sama: bahkan jika pengobatan sukses, saya akan tetap berada dalam kondisi vegetative seumur hidup saya, dan jika pengobatan gagal, maka saya akan meninggal dan keluarga saya akan bangkrut secara finansial.

Tetapi, sanak saudara saya tidak mau menyerah dengan mudahnya, dan berusaha, dengan usaha keras, membuat saya dipindahkan ke Rumah Sakit Shenyang di mana saya tetap berada dalam kondisi koma selama delapan hari. Karena kondisi saya tetap memburuk, saya mulai menderita demam tinggi. Seorang tim bedah mengebor dua lubang di tempurung kepala saya untuk menghisap kelebihan cairan di dalam otak. Pada saat itu, dokter memberitahu kakak ipar saya untuk menunggu kabar buruk di rumah.

Istri saya kehilangan harapan dengan lembaga kesehatan Tiongkok, dan menjadi seorang praktisi, pikiran lurusnya menjadi kuat dan lebih kuat lagi. Beberapa hari kemudian, ia menelepon kakak iparnya dan berkata kepadanya: “Tolong bawa suami saya pulang ke rumah. Saya sekarang sadar bahwa hanya Guru Li yang bisa menyelamatkan dia!”

Setelah tiba di rumah, istri saya memutar rekaman audio ceramah Guru setiap hari, meskipun saya tetap tidak sadarkan diri. Pada hari ke 40, saya ingat melihat kesadaran utama saya dirantai dan diseret ke dalam kegelapan, oleh dua roh dari neraka. Tiba-tiba, saya melihat Buddha raksasa memakai jubah kuning, melihat ke arah saya dari dalam seberkas sinar keemasan. Ia meraih tangan saya dan dengan belas kasih memegang saya dengan telapak tangannya yang besar. Saya kemudian sadar bahwa wujud Buddha itu adalah Guru Li.

Pada saat itu, saya ingat saya sadar dari koma. Istri saya mulai membaca buku-buku Dafa untuk saya dan mengajari saya untuk mengulang. “Falun Dafa baik, Sejati-Sabar-Baik baik.”

Ketika ia tidak membacakannya kepada saya, saya mendengarkan rekaman audio Guru. Tubuh fisik saya mengalami perubahan besar pada periode waktu ini. Ketika saya bisa duduk, istri saya membujuk saya untuk melakukan latihan meditasi Dafa. Ketika saya bisa berdiri, istri saya melakukan empat latihan berdiri dengan saya.

Secara perlahan, saya mulai berjalan dan bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Tidak lama setelah itu, saya bisa berjalan untuk bekerja di lapangan dan bahkan mulai mengendarai traktor saya lagi!

Saya tahu bahwa itu adalah belas kasih Guru Li Hongzhi yang telah menyelamatkan nyawa saya. Tidak ada kata-kata dalam bahasa manusia yang bisa menggambarkan rasa syukur saya kepada Guru. Dari waktu saya mulai menulis artikel ini, air mata saya terus membasahi wajah saya.

Selama waktu yang tersisa, saya akan melakukan tiga hal dengan baik dan maju dengan tekun!

Chinese version click here

English version click here