Selama perjalanan 8 hari ke Taiwan, dimulai pada 9 Desember 2014, Chen Deming (pria), presiden dari Asosiasi Hubungan Lintas Selat Taiwan, sebuah organisasi yang dibentuk oleh Republik Rakyat Tiongkok, mendapat protes dari praktisi Falun Gong di beberapa kota. Praktisi meminta para pelaku utama yang terlibat dalam penganiayaan Falun Gong selama 15 tahun di Tiongkok agar diseret ke pengadilan.
Chen aktif terlibat dalam penganiayaan Falun Gong ketika menjabat wakil gubernur dan kemudian menjadi gubernur di Provinsi Shaanxi dari Mei 2002 sampai Juli 2007. Pada tahun 2002, dia menyatakan dukungannya terhadap kebijakan penindasan oleh pemerintah di Kongres Rakyat Provinsi ke-9. Juga pada tahun 2002, dia mengunjungi dan memerintahkan departemen kepolisian provinsi untuk meningkatkan penindasan terhadap praktisi Falun Gong. Selama masa jabatannya, setidaknya 36 praktisi disiksa sampai meninggal dunia di Provinsi Shaanxi.
Di Shuangpei, Taoyuan, Huatung, Pingtung, dan Hsinchu, para praktisi Falun Gong membentangkan spanduk, dan berteriak ke Chen Deming saat iring-iringan kendaraan lewat, "Hentikan penganiayaan terhadap Falun Gong!" dan, "Falun Dafa baik!"
Praktisi melakukan protes di Taitung
Para praktisi melakukan protes di depan Hotel Yuanshan di Kaohsiung
Presiden Hemei Corporation, Ye Chunjin , mengatakan kepada wartawan Minghui: "Falun Gong adalah kelompok yang damai. Saya mendukung perlawanan damai mereka terhadap penganiayaan brutal. Pemerintah Tiongkok seharusnya mendengar apa yang mereka katakan.”
"Beberapa pejabat tinggi pemerintah Tiongkok ditangkap baru-baru ini, termasuk Zhou Yongkang dan Bo Xilai. Mereka semua terlibat dalam penganiayaan terhadap Falun Gong. Kejatuhan mereka menunjukkan bahwa cepat atau lambat, kejahatan akan dihukum."
Selain Falun Gong, beberapa organisasi lain memprotes pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok selama kunjungan Chen.
Tsai (pria), seorang praktisi asal Taipei, mengatakan, "Penganiayaan terhadap Falun Gong masih berlangsung, jadi kami perlu terus-menerus menginformasikan kepada masyarakat tentang hal itu. Setiap kali seorang pejabat pemerintah Tiongkok mengunjungi Taiwan, seperti Chen Deming atau pendahulunya - mantan presiden ARATS, Chen Yunlin – kami melihatnya sebagai kesempatan untuk mengingatkan masyarakat terhadap penganiayaan tersebut. Kami juga berharap bahwa suara kami akan berdengung di telinga para pejabat Tiongkok supaya pesan kami ikut kembali ke Tiongkok."
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten yang dipublikasikan Minghui.org dilindungi oleh Hak Cipta. Publikasi ulang yang tidak bersifat komersil harus mencantumkan (Sumber: Minghui.org dan link artikel asli di website kami). Penggunaan yang bersifat komersil, silakan hubungi kontak@id.minghui.org untuk persetujuan.