(Minghui.org) Dalam kultivasi Falun Dafa, kita perlu bertanya pada diri sendiri, “Apa kita sungguh-sungguh mengultivasi diri kita sendiri, memeriksa setiap pikiran kita dengan Fa, dan apakah kita sungguh-sungguh bertanggung jawab sebagai pengikut Dafa?” 

Persyaratan untuk berkultivasi berdasarkan Fa adalah rajin dalam berkultivasi. Saya ingin berbagi pengalaman saya tentang beberapa penghalang besar yang menghalangi kita dalam jalur kultivasi.

Perbedaan Perasaan bagi Pria dan Wanita

Ujian besar pertama yang saya hadapi dalam kultivasi adalah perasaan manusia, terutama yang berhubungan dengan kasih saya antara pria dan wanita. Keterikatan terhadap perasan berbeda antara pria dan wanita. Bagi pria, nafsu berahi adalah ujian besar; bagi wanita, dukungan emosional adalah masalah besar.

Dalam kultivasi Dafa, sangat penting untuk mengenali gangguan iblis yang berhubungan dengan kasih sayang, karena ini adalah sesuatu yang bisa menghancurkan praktisi. Untuk mengatasi masalah ini, kita haru belajar dan memperoleh pemahaman yang lebih baik pada Fa.

Kultivator di masa lalu memutuskan hubungan dengan dunia begitu mereka mulai berkultivasi, jadi sama sekali memutuskan kesempatan bagi perasaan.

Kasih sayang antara pria dan wanita adalah berdasarkan pada ego dan tidak bisa diandalkan. Hubungan ini terkait dengan karma yang dimiliki seseorang. Sebagai kultivator, kita mempunyai Fa sebagai standar, dan kita tidak boleh terikat dengan perasaan atau nafsu. Ketika keterikatan atau keinginan muncul, kita harus menolaknya. Setelah itu, baru Guru akan membantu kita menyingkirkan substansi yang berhubungan dengan keterikatan itu.

Seorang kultivator dilarang melanggar peraturan yang berkenaan dengan nafsu. Jika kita tidak menyingkirkan keterikatan ini, kita tidak akan bisa berkultivasi menuju tingkatan tinggi – Fa adalah penjaga pintu masuk ke ranah nafsu berahi ini.

Persyaratan yang Tinggi Bagi Pengikut Dafa

Bagi pengikut Dafa, walaupun kita berkultivasi di dunia manusia ini, persyaratannya bahkan lebih tinggi dari kultivator di masa lalu. Kita harus tetap tidak tergerak di hadapan godaan di dunia ini. Jika hati kita tergerak, yang sesungguhnya adalah refleksi dari keterikatan kita, berarti kita masih bagian dari dunia manusia ini.

Saya percaya bahwa ketika seorang kultivator terjebak dalam kasih sayang antara pria dan wanita, ia berada di tingkat rendah dan tidak berada di tingkat pengikut Dafa. Selain itu, ia terganggu oleh gangguan dari karma pikiran dan iblis.

Ada lagi ujian yang berat yang berhubungan dengan perasaan manusia – keterikatan terhadap keluarga, terutama orang tua kita. Faktanya, kita juga punya hubungan karma dengan orang tua kita – baik maupun buruk, harus diselesaikan.

Dari perspektif lain, semua orang di dunia ini datang untuk Fa – tetapi tidak semua orang datang untuk berperan positif. Beberapa datang untuk mengganggu kita untuk menguji tekad kita untuk teguh dalam Fa. Penting bagi kita untuk menerobos semua gangguan dari anggota keluarga kita dan menyelamatkan mereka. Saya percaya jika kita bisa memosisikan segala hal dengan tepat, kita dapat mengatasi ujian seberapa berat pun.

Keterikatan yang Terkait ke Alam Semesta Lama

Seiring peningkatan saya dalam hal yang berhubungan dengan perasaan, keterikatan besar lainnya muncul – keterikatan terhadap diri sendiri dan membuktikan diri sendiri.

Keterikatan ini sangat menonjol untuk saya. Dulu, saya biasanya mendominasi dan berpikir bahwa saya memiliki pikiran lurus yang kuat. Namun, ketika kita egois dan terikat pada diri sendiri, kita tidak bisa memikirkan orang lain lebih dulu, hanya memikirkan diri sendiri.

Tanpa menyingkirkan keterikatan terhadap diri sendiri, tidak mungkin untuk menerobos prinsip-prinsip alam semesta lama. Selain itu, akan mudah menimbulkan gangguan iblis dari pikiran sendiri. Ketika kita menghadapi kesulitan dan belum dapat mengatasinya, kita mungkin mulai meragukan Guru dan Fa, dan keyakinan kita dalam berlatih akan goyah.

Saya sedang memperjuangkan hubungan saya dengan seseorang. Melihat jauh ke dalam, alasan fundamentalnya berakar dalam keterikatan saya pada nama dan keinginan untuk mengendalikan.

Melihat Ke Dalam Terhubung pada Sifat Buddha

Saya juga suka di puji. Itu berhubungan dengan keinginan untuk diakui oleh orang lain. Dan saya melihat keterikatan ini terdapat pada banyak praktisi yang saya kenal. Keterikatan terhadap nama khususnya, sangat jelas terlihat ketika kami saling berdebat tentang siapa benar siapa salah.

Saya tahu bahwa saya akan membuat perbaikan nyata dalam masalah ini hanya dengan secara fundamental mengubah konsep saya.

Saat saya melewati ujian xinxing dalam kultivasi, saya menyadari bahwa, jika saya tidak memiliki keterikatan tertentu, saya tidak akan terpengaruh saat orang lain menjelek-jelekkan saya. Namun, jika saya memiliki konsep ini, saya akan terganggu. Menurut pemahaman saya, melihat ke dalam sungguh-sungguh adalah alat ajaib, seperti saluran yang menghubungkan kita dengan sifat Buddha kita dan karakteristik alam semesta.

Guru berkata:

“Kita umumnya di saat menjumpai masalah apapun, selalu memandang ke luar, mengapa kamu memperlakukan saya seperti ini? Dalam hati merasa telah diperlakukan tidak adil, bukan sebaliknya memeriksa diri sendiri, ini merupakan hambatan paling besar dan paling fatal bagi semua makhluk hidup. Di masa lampau ada sebagian orang mengatakan bahwa Xiulian tidak akan dapat berhasil, bagaimana dapat berhasil? Karena hal inilah hambatan yang terbesar, siapapun tidak mau memeriksa diri sendiri di tengah konflik, merasa dirinya telah mengalami penderitaan, telah diterpa kemalangan, masih harus mencari sebab dalam diri sendiri, untuk melihat diri sendiri dalam hal mana telah melakukan kesalahan, ini sungguh-sungguh sulit dilakukan. Jika seseorang sanggup berbuat demikian, saya katakan bahwa dalam perjalanan ini, dalam perjalanan Xiulian ini, dalam keabadian jiwa anda, apapun tak ada yang dapat menghalangi anda, sungguh adalah demikian.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Singapura”)

Sulit Berkultivasi

Pemahaman saya kurang baik terhadap iri hati pada awal kultivasi saya dan tidak dapat melihat bagaimana reaksi saya terhadapnya. Namun, seiring saya berkultivasi, saya menyadari bahwa isi hati adalah refleksi dari tingkatan jahat. Ketika orang lain menjadi kaya, iri hati saya akan muncul. Kadang-kadang saya memandang rendah orang lain, saya memahami itu juga adalah refleksi dari iri hati, kesombongan, dan konsep saya.

Sulit untuk berkultivasi di dunia manusia biasa ini dan menyelamatkan manusia. Namun, kita punya Guru dan Fa yang membimbing kita, dan itu adalah kehormatan fundamental bagi kehidupan kita.

Chinese version click here

English version click here