(Minghui.org) Dong Jingya, seorang arsitek dari Shenyang, Provinsi Liaoning, adalah salah satu dari ratusan praktisi Falun Gong yang menggunakan hak mereka untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin, mantan kepala Partai Komunis Tiongkok.

Dong, 43 tahun, mengajukan gugatan kriminal melalui surat ekspress ke Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung pada tanggal 28 Mei 2015.

Resi surat ekspress dari Dong kepada Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung

Pesan singkat konfirmasi atas gugatan yang diajukan kepada Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung

Dalam gugatan tersebut, Dong menuntut Jiang karena menyebabkan dia mengalami penganiayaan, termasuk penangkapan, penyiksaan, disetrum dengan tongkat llistrik, dan cekok paksa, diantara beberapa macam penganiayaan.

Orang Baik Dianiaya

Dong ditangkap pada Maret 2005 dan dipenjarakan di Kamp Kerja Paksa Masanjia selama tiga tahun karena merawat Gao Rongrong, temannya, yang pernah disiksa di kamp kerja paksa.

Dong Jingya

Karena menolak untuk melepaskan Falun Gong, dia harus meninggalkan rumahnya untuk menghindari penganiayaan setelah tahun 1999.

Dia disiksa di Masanjia, penyiksaan yang dialaminya termasuk diborgol ke pipa panas, cekok paksa dan disuntik dengan obat perusak saraf. Ketika berada di ambang kematian, pihak Masanjia membebaskannya dengan alasan medis.

Dong adalah seorang arsitek tingkat nasional. Dia mulai berlatih Falun Gong pada Mei 1998, dan hidup berdasarkan prinsip Falun Gong “Sejati-Baik-Sabar.” Dia dikenal karena kebaikan, ketulusan, dan karyawan teladan.

Kutipan Penganiayaan yang Dialami Dong

Cekok Paksa di Kamp Kerja Paksa Masanjia

Dong melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan di Kamp Kerja Paksa Masanjia yang terkenal jahat.

Dokter Cao Yujie dan perawat Bin mencekok pasta jagung kepadanya setiap hari. Mereka mengikat kedua tangannya ke sisi ranjang besi, dan rambutnya ke selang pemberian makan. Dokter Cao menggunakan batangan besi untuk membuka giginya. Tenggorokan dan kerongkongannya terluka selama proses cekok paksa ini.

Disuntik dengan Obat-obatan yang Tidak Jelas

Staf kamp kerja paksa menyuntik sekitar enam botol obat-obatan yang tidak diketahui jenisnya kepada Dong setiap hari. Setelah pemeriksaan darah yang dilakukan pada Mei 2005, dokter berkata bahwa overdosis telah menyebabkannya mengalami gangguan elektrolit, dan suntikan obat lebih lanjut akan dapat membunuhnya.

Namun, segera setelah dia kembali ke bangsal, doktor di kamp kerja paksa kembali menyuntiknya dengan obat yang tidak jelas. Sebagai konsekuensi atas hal itu, dia harus cepat-cepat dibawa ke Rumah Sakit Universitas Medis Tiongkok beberapa kali untuk perawatan darurat.

Semua praktisi, termasuk Dong, yang melakukan mogok makan di akhir September 2005, disuntik sekitar lima botol obat-obatan yang tidak jelas setiap hari. Suntikan-suntikan tersebut menyebabkan jantung Dong berdetak dengan keras. Dia tidak bisa berdiri karena kedua kakinya lemas, dan dia terus berkeringat sangat banyak.

Operasi Ginjal Disarankan oleh Dokter

Dong dibawa ke Rumah Sakit Universitas Medis Tiongkok untuk menjalani pemeriksaan fisik pada Mei 2005. Fei Feng, seorang kepala tim di Kamp Kerja Paksa Masanjia, memberitahunya bahwa dia punya batu ginjal dan perlu menjalani operasi. Dia menolak menjalani operasi dan dikembalikan ke kamp. Dia tidak mengalami masalah ginjal apapun selama tahun-tahun berikutnya.

Latar Belakang

Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok, mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan penindasan berdarah terhadap Falun Gong.

Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun Gong  selama 16 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah disiksa karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.

Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk lembaga   keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610” pada 10 Juni 1999. Organisasi tersebut   berada di atas kepolisian dan sistem judisial dalam melaksanakan perintah Jiang terkait Falun Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrutkan secara finansial, dan hancurkan mereka secara fisik.

Konstitusi Tiongkok mengijinkan warga untuk menjadi penggugat dalam kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak tersebut untuk mengajukan gugatan pidana terhadap mantan diktator itu.

Chinese version click here

English version click here