(Minghui.org) Salam kepada Guru terhormat! Salam kepada rekan-rekan praktisi!

Saya adalah siswa sekolah menengah. Saya beruntung bisa bergabung dalam Tian Guo Marching Band pada tahun 2014. Sebelum bergabung dengan marching band ini, saya mengalami beberapa hambatan. Ibu menentang karena saya baru saja masuk sekolah menengah setempat. Beliau menginginkan saya fokus pada pelajaran. Beliau merasa khawatir dengan berlatih marching band setiap minggu akan menghabiskan banyak waktu dan mempengaruhi nilai akademik saya.

Teguh pada Keputusan

Karena ketidaksetujuannya, saya merasa ragu, namun saya tahu bahwa bergabung dengan marching band adalah pilihan tepat, jadi saya teguh pada keputusan saya. Saya meyakinkan ibu bahwa hal itu tidak akan mempengaruhi pekerjaan sekolah dan akhirnya ibu menyetujui.

Karena harus mempelajari bagaimana memainkan alat musik, saya memutuskan untuk mengganti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dari paduan suara menjadi pemain brass. Ketika membahas masalah ini dengan guru penanggung jawab, saya diberitahu, “Saya tidak mendukung pergantian ini. Jika kamu ikut alat musik brass, kamu harus lebih banyak berlatih, di mana akan mempengaruhi prestasi akademik kamu.”

Saya tetap teguh pada keputusan, jadi membahas masalah ini dengan guru penanggung jawab pada kegiatan tersebut. Mereka semua mengatakan tidak, dan saya merasa kecewa. Kemudian saya berpikir bahwa niat saya baik, saya harus teguh. Saya menemui guru-guru itu lagi dengan pikiran lurus sepanjang waktu. Akhirnya, saya disetujui ikut alat instrumen brass sebagai pemain trompet.

Peningkatan Akademik

Guru-guru itu yakin bahwa nilai akademik saya akan turun drastis, namun sebaliknya nilai akademik saya sangat bagus. Saya menjadi siswa papan atas di kelas dan bahkan pindah ke kelas lebih tinggi. Teman-teman sekolah semuanya takjub dengan prestasi akademik saya. Saya tahu bahwa adalah Guru yang membuka kebijaksanaan saya.

Terikat pada Peralatan Elektronik

Sebagai pelajar remaja, saya menghadapi banyak macam tantangan dan godaan setiap hari. Sekarang, godaan terbesar yang kami hadapi adalah peralatan elektronik. Banyak anak muda terikat pada smartphone. Di bis, para siswa dengan seragam menatap smartphone mereka sepanjang waktu. Gadget ini sangat diperlukan bagi anak muda. Itu juga menciptakan persaingan di mana para siswa yang membandingkan milik siapa yang lebih bagus. Terikat pada alat ini membuat orang-orang acuh tak acuh terhadap sekitarnya. Ini adalah efek negatif dari alat elektronik itu.

Saya pernah terikat pada alat semacam ini juga. Ketika bangun di pagi hari, pertama yang dilihat adalah YouTube atau media sosial lainnya. Dalam perjalanan ke sekolah, saya main game di smartphone. Ketika tiba di sekolah, saya tidak bersosialisasi, karena teman-teman saya akan sibuk dengan smartphone mereka, jadi saya akan mendengar musik di smartphone saya.

Kondisi ini terus berlangsung sampai saya membaca ajaran Guru tentang masalah ini. Saya terkejut mengetahui bahwa sebenarnya saya dimanfaatkan oleh gadget daripada saya memanfaatkannya. Jadi saya memutuskan untuk melepaskan keterikatan ini. Saya membuang game dan aplikasi media sosial. Kemudian saya mengunduh audio ceramah Guru ke smartphone dan mulai mendengar ceramah dari pada membuang waktu sambil menunggu bis setiap hari.

Menangani Konflik

Saya juga mengalami konflik dan ujian. Saya harus terus-menerus mengingatkan diri sendiri bahwa saya adalah seorang kultivator. Suatu kali, saya tidak masuk sekolah. Salah satu teman menawarkan untuk mengumpulkan buku PR saya. Hari berikutnya, saya menanyakan dia tentang buku saya, namun dia mengatakan buku saya tertinggal di rumahnya.

Kemudian dia tidak menemukan buku itu. Dia tersenyum sambil memberitahu saya. Saya berpikir dia sedang bercanda. Kemudian saya menjadi khawatir. Buku PR seharusnya dinilai dan dievaluasi. Saya merasa sedih. Saya menduga ia melakukan ini karena merasa cemburu. Ia ingin melihat saya dihukum oleh guru jika tidak menyerahkan PR tepat waktu. Dia ingin mengalahkan saya. Semakin memikirkan ini, saya menjadi semakin marah. Saya hampir pergi mencarinya. Kemudian saya menyadari bahwa saya adalah seorang kultivator. Tidak ada kejadian tanpa alasan. Mungkin Guru sedang menguji Xinxing saya melalui kejadian ini. Bagaimana saya bisa marah? Jadi, saya tersenyum pada teman saya dan berterima kasih atas bantuannya. Jadi, konflik ini tidak terjadi.

Mengandalkan Diri Sendiri

Baru-baru ini, saya mengalami sebuah kejadian di marching band, di mana saya berpikir sebagai ujian kesadaran oleh Guru. Ketika pergi ke taman untuk berlatih band bersama, pemain trompet lain tidak hadir. Saya merasa gugup karena saya selalu tiup bersama dengan pemain itu. Saya tidak bisa menghafal musik. Pada hari itu, saya adalah satu-satunya pemain trompet. Ketika kami mulai berlatih, saya merasa sangat malu karena tidak cukup serius berlatih band.

Kejadian ini membuat saya menyadari bahwa saya tidak boleh mengandalkan pada orang lain. Saya harus melakukan tiga hal dengan baik dan menegakkan kewibawaan De diri sendiri.

Terima kasih Guru! Terima kasih semuanya.

(Dibacakan di Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Singapura 2015)

Chinese version click here
English version click here