(Minghui.org) Praktisi Falun Gong mengadakan kegiatan pengumpulan tanda tangan pada tanggal 15 Oktober 2016 di Villingen-Schwenningen, sebuah kota di Black Forest, Jerman. Pengumpulan tanda tangan petisi ini menyerukan diakhirinya penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok.

Ini adalah kota tua yang memiliki populasi kurang dari 100.000 jiwa, tetapi menarik 80.000 pengunjung setiap tahun, dan banyak rombongan turis dari Tiongkok juga berkumpul di sini pada tahun-tahun terakhir ini, karena menyisakan daya tarik historis dan warisan budaya dari kekuasaan warga Austria di abad pertengahan.

Seorang hakim (kanan) menandatangani petisi

Dua turis dari negara lain menandatangani petisi

Seorang petugas polisi mendengarkan pembicaraan praktisi tentang Falun Gong dan penganiayaan

Petugas Polisi: Kalian Sedang Melakukan Kebaikan!

Seorang petugas polisi yang bertugas mendatangi stan praktisi dan dia mengira akan terjadi keributan karena izin untuk melakukan protes: memprotes penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok. Dia tidak menyangka aksi protes itu begitu tenang; musik latihan yang sangat lembut dan menenangkan diskusi antara praktisi Falun Gong dengan para pejalan kaki dengan nada rendah. Orang-orang menandatangani petisi untuk menunjukkan dukungannya.

Bertemu dengan aksi protes yang begitu damai sungguh mengejutan bagi petugas polisi ini. Dia mengatakan belum pernah melihat aksi protes yang begitu damai sebelumnya.

Dia mengatakan adalah benar para praktisi memberitahu orang-orang mengenai kejahatan pengambilan organ secara paksa di Tiongkok. “Kalian sedang melakukan kebaikan!” katanya.

Pasangan dari Swiss Terkejut dengan Kejahatan Pengambilan Organ Paksa di Tiongkok

Sepasang suami istri dari Swiss mengetahui tentang Falun Gong untuk pertama kalinya. Mereka merasa marah dan menandatangani petisi setelah mengetahui pengambilan organ secara paksa yang direstui oleh negara dari praktisi yang masih hidup di Tiongkok.

Sang istri terkejut setelah mengetahui mungkin ada lebih dari satu juta praktisi Falun Gong dibunuh demi organ mereka oleh rezim Komunis Tiongkok, menurut hasil investigasi oleh beberapa peneliti independen.

Sang suami mengatakan jika ini benar, maka rezim Komunis Tiongkok adalah organisasi teroris paling top di dunia.

Warga setempat mempelajari fakta kebenaran dan menandatangani petisi

Warga Setempat: Seluruh Dunia Harus Bekerja Sama untuk Menghentikan Pengambilan Organ

Seorang warga setempat berusia 60 tahunan mengatakan bahwa moralitas orang-orang telah merosot tajam saat ini, dan hati mereka hanya fokus pada menghasilkan uang. “Hal-hal seperti membunuh orang dan menjual organ mereka demi keuntungan tidak seharusnya terjadi. Dunia benar-benar akan kiamat jika orang-orang sudah tidak memiliki moralitas.”

Dia juga mengatakan bahwa pemerintah harus mengatakan “Tidak” untuk kejahatan pengambilan organ paksa. Seluruh dunia harus bekerja sama untuk menghentikannya.