Lanjutan dari Bagian 6.

(Minghui.org) Catatan Editor: Lingkungan di Tiongkok daratan penuh dengan budaya Partai Komunis. Direndam dalam lingkungan seperti itu, secara bertahap orang akan dipengaruhi oleh budaya Partai tanpa menyadarinya. Serial 8 bagian ini membahas beberapa masalah umum yang terlihat di antara praktisi yang mungkin disebabkan oleh budaya Partai. Kami berharap ini bisa berfungsi sebagai pengingat seiring kita berusaha untuk membebaskan diri dari cengkeraman partai komunis.

Pada situs resminya, Administrasi Pariwisata Nasional Tiongkok berisi sepuluh perilaku tidak sopan yang ditampilkan oleh wisatawan Tionghoa di luar negeri, termasuk membuang sampah sembarangan, meludah, merokok di zona bebas rokok, memotong jalan, membuat suara berisik, melepas pakaian di depan umum, mengucapkan kata-kata kotor dan perilaku menyedihkan lainnya.

Di banyak tempat wisata terkenal di seluruh dunia ada tanda-tanda yang mengingatkan pengunjung Tionghoa untuk tenang, untuk menyiram toilet dan tidak membuang sampah sembarangan.

Turis Tionghoa biasanya orang kelas menengah dengan pendidikan yang baik, namun perilaku tidak sopan mereka memalukan bagi bangsa Tiongkok.

Diasingkan Karena Perilaku Tidak Sopan

Tanyalah pada diri sendiri apakah di masa lalu orang-orang Tionghoa seperti ini. Tiongkok telah disebut negara yang beradab selama ribuan tahun. Dalam budaya tradisional Tiongkok, "etika" dan "aturan perilaku" selalu menekankan norma-norma sosial. Pada zaman kuno, budaya Tiongkok dipandang sebagai simbol keanggunan dan banyak negara Asia mengirim siswa ke Tiongkok untuk belajar etika Tionghoa. Bahkan saat ini, prinsip tradisional Tionghoa masih terlihat di beberapa negara Asia.

Seorang praktisi Konfusius percaya bahwa etika adalah fundamental bagi seseorang untuk menjadi sukses dalam masyarakat. Anak-anak perlu menghabiskan banyak tahun belajar bagaimana berbicara, berperilaku dan memperlakukan orang lain. Seseorang yang tidak sopan akan dikucilkan dalam masyarakat Tiongkok kuno.

Pelaku Perilaku Tidak Sopan

Tulisan di atas menimbulkan pertanyaan, "Bagaimana orang-orang Tionghoa menjadi tidak sopan dan kurang ajar?"

Partai Komunis Tiongkok (PKT) tidak hanya mencoba untuk menghancurkan kebudayaan tradisional Tiongkok, tetapi juga mempromosikan budaya Partai yang vulgar dan cabul.

Setelah beberapa dekade indoktrinasi dan cuci otak, banyak orang Tionghoa hanya memikirkan diri mereka sendiri dan menampilkan perilaku kasar.

Panutan yang dipromosikan oleh Partai sering kali mereka yang tidak memperhatikan kebersihan dan kesopanan. Sejak PKT berkuasa, orang harus mengikuti norma-norma baru; jika tidak, mereka akan dilihat sebagai orang buangan.

Seiring waktu, orang-orang Tionghoa telah mengubah konsep pikiran dan perilaku mereka. Kata-kata kotor dan perilaku vulgar sudah menjadi kebiasaan.

Budaya Tradisional Ditekan

Sejak PKT berkuasa, budaya Tionghoa telah ditekan, dilarang dan terdistorsi. Etika tradisional dikritik dan masyarakat diberi tahu bahwa kebersihan adalah polusi "Kapitalisme Barat." Oleh karena itu, harus tinggalkan demi perilaku yang baru.

Beberapa generasi Tionghoa telah tumbuh dalam lingkungan ini dan dengan demikian mereka tidak memiliki pengetahuan tentang apa etika yang tepat.

Partai menafsirkan nilai-nilai sesuai dengan kebutuhan mereka pada waktu tertentu. Segala sesuatu yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Partai dianggap tidak valid, usang dan busuk. Apapun di luar norma Partai dikritik oleh mesin negara.

Indoktrinasi dan Cuci Otak

Di antara praktisi Falun Dafa, banyak yang diindoktrinasi dan dicuci otak sejak muda oleh Partai. Ucapan dan perilaku mereka sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya Partai. Apa yang memperburuk situasi adalah banyak dari praktisi yang tidak menyadari hal ini. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita kadang-kadang gagal untuk melakukan apa yang Guru minta dari kita dan mengapa proses peningkatan kita lambat, meskipun kita telah melakukan tiga hal untuk beberapa waktu.

Jika kita tidak menyingkirkan pengaruh budaya Partai yang berusaha mencekik kita, kita tidak akan dapat memperbaiki jalur kultivasi kita dan itu akan mengganggu kita dalam menyelamatkan makhluk hidup. Jadi, jika kita ingin berasimilasi dengan Fa, kita harus membersihkan semua zat budaya Partai dalam pikiran kita dan kembali ke nilai-nilai tradisional Tionghoa.

Seorang kultivator harus mampu menahan pengaruh konsep pikiran kotor yang menyerang kita setiap hari dalam masyarakat sehari-hari, menjunjung standar moral yang lebih tinggi, berperilaku dengan martabat, memperlakukan orang lain dengan belas kasih, bersabar dan menangani masalah dengan hati yang besar dan lurus. Hanya dengan demikian kita bisa mendapatkan hormat dari orang dan menyelamatkan makhluk hidup.