(Minghui.org) Tekanan dari tugas sekolah akhirnya membuat saya mengalami masalah ginjal ketika duduk di tingkat 10 di Tiongkok. Punggung bawah saya sakit, sering merasa pusing, dan telinga berdenging serta masalah lain. Saya sering merasa lelah dan kadang-kadang tertidur saat di kelas. Mengira kurang tidur, saya tidak menganggap serius semua itu. Ibu akhirnya membawa saya ke dokter, yang kemudian menuliskan resep obat untuk perawatan ginjal. Saya merasa lebih baik setelah minum obat dan berpikir sudah sembuh.

Sepanjang tahun pertama di bangku kuliah, punggung bawah saya keseleo saat melakukan olah raga. Sakitnya menyebar ke seluruh tubuh dan saya didiagnosa mengalami pergeseran piringan ruas tulang pinggang. Dokter mengatakan bahwa rasa sakit yang saya alami juga berhubungan dengan masalah ginjal. Saya harus meminum obat-obatan mahal. Yang lebih parah lagi, dokter menyarankan untuk beristirahat saja di tempat tidur dan jangan melakukan aktivitas normal. Saya sangat kesal.

Supaya diterima di pascasarjana, saya mengambil kelas eksra di tahun awal kuliah, yang membuat saya menjadi sangat sibuk dan stres. Saya mengeluh tiap kali anggota keluarga menelepon dan hubungan kami menjadi sangat buruk. Mengikuti saran pembimbing sekolah, saya menemui seorang psikolog dan didiagnosa menderita depresi parah serta gangguan kecemasan. Sejak hari itu, saya harus minum obat setiap hari untuk meredakan gejala gangguan yang saya alami.

Tugas kuliah menjadi semakin berat di tahun terakhir. Bukannya bermain di asrama dan ruang makan, saya justru menghabiskan waktu di ruang kelas dan perpustakaan. Saya sering menerima penghargaan atas prestasi akademis, tapi tidak pernah merasa bahagia. Melihat keadaan fisik dan mental saya yang buruk, ibu juga menjadi khawatir.

Suatu hari beliau berkata, “Ibu sudah melakukan semua yang bisa ibu lakukan – memberimu uang, membelikan barang  kebutuhan, dan membantu kamu dalam kehidupanmu. Namun semua itu tidak akan membuat kesehatan fisik kamu membaik ataupun menyelesaikan masalah psikologis kamu,” beliau berhenti sebentar dan melanjutkan, “satu-satunya jalan yang tersisa untukmu adalah berlatih Falun Dafa.”

Ibu sudah berlatih meditasi Falun Dafa selama bertahun-tahun, namun beliau tidak mendesak saya untuk berlatih karena penindasan sedang terjadi di Tiongkok. Namun setelah melihat kondisi fisik dan mental saya, beliau berubah pikiran.

Saya mulai membaca Zhuan Falun, buku ajaran utama Falun dafa. Saya merasakan perasaan hangat bilamana membaca buku tersebut. Perlahan-lahan saya memiliki lebih banyak energi, lebih banyak kebahagiaan di dalam hati, dan lebih banyak tawa dalam kehidupan.

Nilai saya meningkat, begitu juga hubungan saya dengan siswa-siswa lain. Beberapa bulan kemudian, saya lulus sebagai mahasiswa terbaik di jurusan saya dan diterima di sebuah universitas di Amerika Serikat.

Pada musim panas berikutnya, saya bersama ibu berlatih Gong bersama setiap hari, dan saya merasa sangat baik. Saya merasa sangat senang bisa belajar di luar negeri dan mempunyai kebebasan untuk berlatih apa yang saya yakini.

Chinese version click here
English version click here