(Minghui.org) Saya ingin berbagi pengalaman baru saya kepada rekan praktisi dengan harapan bisa membantu orang-orang yang sedang menghadapi karma penyakit.

Setiap tahun, kantor saya mengadakan pemeriksaan kesehatan bagi karyawan. Suami saya yang bekerja di perusahaan yang sama, mendesak saya mengikuti pemeriksaan ini. Saya tidak mau ribut dengan mereka, maka saya menyetujuinya. Saya didiagnosa menderita penyakit darah tinggi.

Saya segera menyadari ini adalah kekuatan lama yang mencoba menganiaya saya, menggunakan suami saya untuk memaksa saya mencari bantuan pengobatan untuk mengacaukan tubuh saya yang telah dibersihkan oleh Guru.

Suami saya, seorang sarjana dan ilmuwan berspesialisasi di studi empiris, yang telah diracuni oleh ateisme dan materialisme. Konsep kultivasi tidak bisa diterima oleh pemahamannya.

Terhadap apa yang disebut tekanan darah tinggi, saya mengetahui ia akan mendesak saya ke rumah sakit, maka saya berusaha menjelaskan kepadanya dengan kata-kata manusia biasa yang ia bisa mengerti.

Saya berkata, “Kamu tahu, tekanan darah saya selalu baik-baik saja. Ini karena cuaca akhir-akhir ini yang tidak bisa diramalkan, maka saya merasakan gejala masuk angin, denyutan jantung saya sedikit lebih cepat, dan tekanan darah saya menjadi sedikit abnormal. Saya akan baik kembali dalam beberapa hari.”

Dalam hati, saya memohon kepada Guru, “Guru, saya mempunyai celah besar di mana kekuatan lama berusaha mencari kesempatan. Saya akan melihat ke dalam dengan teliti. Berikanlah saya dukungan dan laranglah kejahatan melakukan dengan caranya.” Jadi di mana kesalahan saya?

Saya ingat pikiran pertama saya sewaktu menerima kabar tentang hasil diagnosa yaitu, kekuatan lama akan menggunakan suami saya untuk menganiaya saya. Maka pasti ada keterikatan saya pada ketakutan dianiaya.

Saya mengingat kembali beberapa tahun setelah saya pensiun, Suami saya dan saya harus pindah ke kota ini yang ribuan mil jauh dari tempat putra kami bekerja. Saya menghabiskan waktu saya untuk proyek pelurusan Fa dengan sepenuh hati sewaktu di sana.

Kemudian saya menemukan bahwa kota ini telah membentuk satu sistem pengawasan baru di mana orang tua, orang cacat, dan orang lemah yang telah menerima sedikit gaji dari pemerintah, dipaksa untuk keluar ke jalan untuk bertindak sebagai mata-mata dan pengadu. Mereka ini akan dengan cepat datang untuk mengamati, mendengar, dan secara diam-diam menguping di mana saja orang-orang berdiri dan berbicara.

Langsung pikiran saya menjadi gelisah, “Apakah saya telah jatuh dalam kondisi yang lebih buruk?” Saya telah menghabiskan waktu dua tahun untuk melepaskan diri dari pengawasan yang ketat. Apakah saya telah terlempar ke dalam keadaan yang sama dengan lingkungan yang berbeda?”

Saya bisa melihat bagaimana kekuatan lama memperhatikan ketakutan itu, “Kamu pikir kamu telah mendarat di tempat yang aman, dan bahwa kamu takut dianiaya. Maka kami akan membuat orang-orang di dekat kamu untuk menganiaya kamu dan malah mengambil nyawa kamu!”

Suami saya memberitahukan setiap orang di keluarga saya tentang darah tinggi saya. Salah satu adik perempuan saya sudah menjadi praktisi sejak tahun 2000. Saya akan meminta bantuannya.

Tetapi ia memarahi saya dalam telepon dan mengatakan, “Kamu takut suami kamu. Ini ditujukan kepada ketakutan kamu. Saya tidak akan membantu kamu. Ini adalah hal yang harus kamu selesaikan sendiri. Ini tidak ada hubungan dengan orang lain.”

Setelah selesai telepon, hati saya kacau. Saya kecewa dengan adik saya yang mengetahui saya telah berusaha bertahun-tahun mengatasi ketakutan terhadap suami saya.

Saya ingat ia pernah mengatakan kepada saya, “Kakak, sebenarnya kamu tidak takut pada suami kamu. Di tahun 2000 sewaktu Partai jahat dengan marah menganiaya Falun Gong, kamu telah pergi ke Lapangan Tiananmen sendiri meskipun ada protes dari suami kamu. Kami semua terkejut sewaktu menerima berita penangkapan kamu, karena kami semua mengetahui kamu adalah seorang penakut dan seorang istri yang sangat penurut.

“Kemudian, kamu bersikeras berlatih Falun Gong walaupun ada tekanan besar, ancaman dari suami kamu, keluarga kamu dan pemerintah. Kamu menolak untuk berkompromi. Kamu menolak mengaku telah bersalah karena Falun Gong. Kamu menolak menandatangani sebuah pernyataan menjamin tidak akan berlatih lagi.

“Kamu berani menentang suami kamu. Kamu sama sekali mengabaikan fakta bahwa kamu sedang merusak status dan reputasi suami kamu sebagai seorang senior pimpinan di perusahaannya yang bertanggung jawab atas proyek penelitian nasional yang penting. Apakah kamu akan melakukan semua ini apabila kamu takut kepada suami kamu?”

Adik saya benar. Yang saya takut bukanlah suami saya, tetapi pengetahuan ilmiahnya yang berlimpah dan retorika ateisme yang irasional yang begitu dikagumi oleh masyarakat orang biasa.

Sejak awal dari perkawinan kami, saya tanpa sadar mengizinkan pikiran saya sendiri dikendalikan oleh suami saya. Pada waktu itu, setiap hari saya dihujani oleh pertanyaan sepele yang banyak dan bervariasi, yang meletus entah dari mana.

Ia akan bertanya:

“Kamu hari ini menghabiskan 10 menit lebih panjang untuk membeli bahan makanan. Ke mana kamu pergi?”

“Saya menemukan sebuah pena di meja makan. Apakah kamu menulis sesuatu?”

“Ada luka kecil di belakang tangan kamu. Bagaimana bisa terjadi?”

“Kamu kelihatan kacau. Apa yang kamu pikirkan?”

Semua pertanyaan biasa itu muncul seperti biasa-biasa saja, tetapi karena seringnya pertanyaan seperti itu dan dengan cara yang mendesak, menjadi masalah bagi saya.

Pada awal awal beberapa tahun pernikahan kami, suami saya juga menjadi korban dari pertanyaannya sendiri yang obsesif. Ia malah pergi ke tetangga untuk mencari jawaban, menyebabkan gangguan yang tidak pantas, tetapi tidak ada yang bisa berbicara kepadanya tentang sikapnya itu.

Akhirnya, mental kecemasannya terwujud menjadi masalah fisik. Ia mengalami sakit perut, kejang dan malah kejang yang sangat sakit di seluruh badan.

Untuk mempertahankan kedamaian dan keharmonisan, dengan perlahan saya melepaskan kehidupan pribadi saya, melupakan kebutuhan saya sendiri, mengorbankan ruang pribadi dan memutuskan semua hubungan sosial.

Setiap hari saya ingin mengantisipasi pertanyaannya, dan membuat rencana mental untuk memberikan jawaban yang memuaskannya, membuat saya sendiri menderita gangguan obsesif kompulsif.

Dalam beberapa puluh tahun pernikahan saya, kondisi obsesif kompulsif telah meresap dalam tulang dan di bawah kesadaran saya, maka walaupun saya berusaha keras setelah memulai kultivasi Dafa, saya tidak bisa menarik diri dari kesulitan dan keadaan mental yang sulit ini.

Saya segera mengirim pesan singkat berterima kasih kepada adik saya. Jawaban cepat dari adik saya adalah, “Kakak, saya percaya kamu akan melakukan hal yang benar!”

Kata-katanya memberikan saya kekuatan yang hebat. Saya menyadari bagaimana saya membutuhkan pemahaman, dorongan, dan dukungan dari rekan praktisi pada waktunya. Saya juga menyadari, apabila kita melihat ke dalam untuk menemukan keterikatan dan berusaha dengan sungguh-sungguh menyingkirkannya, kejahatan tidak ada kekuatan menghalangi  kita, dan Guru tidak akan membiarkannya.

Saya menenangkan diri untuk mengoreksi diri. Saya memancarkan pikiran lurus yang kuat: “Saya adalah pengikut Guru, seorang pengikut Dafa. Saya di sini untuk membantu Guru meluruskan Fa. Saya hanya akan berjalan di jalur yang ditentukan oleh Guru. Tidak ada orang yang mempunyai kekuatan menguasai saya. Saya tidak mengizinkan manusia biasa mendikte atau mengatur urusan saya. Saya juga akan memastikan manusia biasa tidak melakukan kejahatan terhadap Dafa karena celah kekosongan dan kekurangan saya…” Saya memohon dengan sesungguhnya kepada Guru untuk mendapat bantuan dan dukungannya.

Pada hari berikutnya, suami saya berhenti mengomel tentang tekanan darah saya. Ia siap menerima alasan saya bahwa saya baru mengalami gejala masuk angin karena perubahan cuaca.

Kesiapan ia menerima bersumber dari fakta bahwa ia telah menderita tekanan darah tinggi bertahun-tahun dan mempunyai kebiasaan memeriksa tekanan darahnya setiap hari, dan mengetahui ia juga akan mengalami tekanan darah lebih tinggi sewaktu ia masuk angin.

Saya telah membuat rencana mengunjungi anak kami. Satu hari sebelum saya meninggalkan rumah, suami saya membawa saya ke rumah sakit untuk bertemu dengan seorang spesialis yang kemudian dokter ini menjadi khawatir setelah memeriksa tekanan darah saya.

Ia menyatakan, “Kamu tidak bisa naik pesawat terbang dengan tekanan darah tinggi itu. Kamu harus membatalkan perjalanan itu.”

Maka suami saya berkata kepada saya, “Kamu harus dengar spesialis ini. Tinggal di rumah dan berobat.” Saya menghiburnya, “Bukankah di sana ada sebuah rumah sakit terkenal di tempat anak kami tinggal? Saya bisa ke sana untuk berobat. Mereka mempunyai fasilitas lebih baik di sana.”

Demikianlah suami saya membelikan saya sebuah alat pengukur tekanan darah dan mengantar saya. Malam itu, ia menelepon dan menanyakan angka tekanan darah saya. Sewaktu saya memberitahukannya fakta bahwa angkanya adalah 149:96, ia lega.

Pada esok harinya, saya naik bis. Angin AC berhembus dengan kekuatan penuh. Saya mulai khawatir. “Saya merasa sangat dingin di sini. Apakah saya akan masuk angin dan kondisi saya akan memburuk, dan apakah tekanan darah saya akan naik lagi?”

Tetapi begitu pikiran ini timbul, saya mengetahui ini tidak benar. Saya segera menghentikannya dan mulai melihat ke dalam. Saya langsung menyadari saya masih menyimpan sebuah keterikatan yang dalam: Saya takut masuk angin.

Saya berumur 20 tahun sewaktu menjalani pengobatan rasa nyeri menstruasi dan kehilangan banyak darah akibat salah penggunaan sebuah obat yang menyebabkan tubuh saya ambruk total.

Sejak itu saya mudah menderita kedinginan dan masuk angin yang bisa berkembang menjadi batuk tiga sampai lima bulan. Saya perlu meminum obat herbal Tiongkok sepanjang tahun untuk mempertahankan kesehatan saya.

Saya mengalami perbaikan setelah berlatih Falun Gong, meskipun saya masih merasa dingin dan pada umumnya akan memakai lebih banyak pakaian dari pada orang lain. Saya memperhatikan kondisi saya sebagai kesengsaraan yang harus saya pikul atau karma yang harus saya atasi untuk meningkatkan xinxing saya.

Sekaligus saya menyadari bagaimana kuat dan mendalamnya keterikatan saya. Berkat keagungan Guru yang belas kasih, saya bisa tetap melakukan tiga hal tanpa hambatan.

Kemudian di bis, diserang oleh AC yang dingin, saya memancarkan pikiran lurus yang kuat: “Saya adalah sebuah berlian yang ditempa oleh api yang kuat. Biarkanlah semua kejahatan hancur!” Saya terus memancarkan pikiran ini sampai saya turun dari bis.

Malam itu, sewaktu saya berbagi berita baik dengan suami saya bahwa tekanan darah saya terukur normal di batas 127:83, ia gembira dan lega.

Saya berkata pada suami saya melalui telepon, “Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada kamu. Kamu tidak memaksa saya meminum obat. Saya juga ingin berterima kasih kepada kamu karena berulang kali memberitahukan saya sewaktu saya suka mengeluh tentang kedinginan dan kelembaban, di mana saya mempunyai masalah psikologis. Saya tidak percaya kamu waktu itu. Sekarang, saya menyadari kamu selalu benar. Saya khususnya ingin berterima kasih kepada kamu atas keprihatinan dan perhatian kamu kepada saya selama tiga tahun ini. Saya benar-benar berterima kasih!”

Dalam pembicaraan lewat telepon, saya bisa merasakan suami saya terkejut tetapi sangat terharu. Ia berkata setelah jedah cukup lama, “Belasan tahun ini, saya tidak pernah mendengar kamu berbicara seperti ini, dengan ketulusan seperti ini.”

Ia benar. Bertahun-tahun perasaan saya terhadap “pengaturannya” telah menjadi suatu kebencian. Sebelumnya saya menganggap apapun yang ia katakan dan apapun yang ia lakukan sebagai tekanan yang ia paksakan kepada saya.

Sekarang saya bisa mundur satu langkah dan melihat masalah dari perspektifnya dan menyadari ia telah memperhatikan saya demi kesehatan saya.

Guru berkata: “Keampuhan dari kebaikan ini sangat besar” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Singapura).

Saya sekarang menyadari apabila kita bisa berkultivasi “Shan,” belas kasih yang sejati, di dalam hati kita, maka kita bisa menyelamatkan orang-orang dengan lebih baik. Saya bisa berterima kasih kepada suami saya dengan belas kasih yang sejati dari hati saya dan ia bisa merasakan “Shan.” Saya.

Rekan praktisi yang mempunyai kesulitan untuk mengatasi karma penyakit, mungkin belum mampu menemukan keterikatan anda karena keterikatan telah terkubur di dalam tulang anda yang telah menjadi kebiasaan anda berpikir dan berbuat.

Mungkin sudah waktunya menangkap setiap perasaan dan pikiran yang tidak enak, dan menelitinya satu per satu. Melihat ke dalam dan anda baru bisa menggali keluar masalah yang mengganggu itu.

Apa yang saya tulis hanyalah yang saya dapat dari kesadaran pada tingkatan saya. Mohon tunjukan setiap kekurangan atau kesalahan saya.

Chinese version click here
English version click here