(Minghui.org) Saya adalah seorang wanita desa beretnis Miao. Saya buta huruf dan tidak mengerti bahasa Mandarin. Pada tahun 1993, saya pergi ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan perlahan-lahan belajar beberapa dialek, yang membantu saya berkomunikasi dengan warga setempat.

Saya mulai belajar bahasa Mandarin setelah menjadi praktisi Falun Dafa pada tahun 1998. Perlu 10 tahun untuk membaca semua buku Dafa dan ceramah Fa Shifu.

Sekarang saya bisa memberitahu orang-orang tentang fakta kebenaran Falun Dafa dalam bahasa Mandarin.

Menjadi Praktisi

Suatu hari pada bulan September 1998, saya sedang mengunjungi teman dan tertarik pada foto Shifu Li. Semakin melihat, saya melihat beliau semakin mirip Buddha.

Teman-teman mengatakan saya berjodoh untuk berlatih Falun Dafa. Mereka kemudian memperkenalkan latihan kultivasi ini dan mengajarkan lima metode latihan kepada saya.

Saya juga mendapatkan Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa pada hari itu. Sejak itu, saya melakukan latihan setiap hari.

Tidak lama setelah berlatih, seluruh tubuh saya tiba-tiba gemetaran. Saya merasa gatal dan seperti ada sesuatu yang merayap di dalam tubuh saya. Selain itu, perut saya terasa terisi sesuatu yang berat.

Saya merasa cemas dan bergegas pergi ke rumah sakit, namun rumah sakit tidak menemukan apa yang salah. Saya mencoba obat herbal supaya berhenti gemetaran dan tidak berhasil. Saya kemudian teringat Shifu.

Saya meminta Shifu agar membantu menghentikan gemetar itu dan biar saya bisa tidur. Ajaibnya, gemetar itu segera berhenti dan saya sadari telah pulih dari penyakit. Kemudian, saya teringat apa yang praktisi katakan – Shifu membersihkan tubuh saya.

Belajar Membaca Tulisan Mandarin

Saya ingin membaca buku itu, tetapi tidak tahu bagaimana membacanya. Saya juga tidak paham ketika orang lain membaca Fa. Melihat foto Shifu di buku Zhuan Falun, saya menangis.

Ketika saya suatu hari memegang buku Zhuan Falun, tiba-tiba terlihat setiap kata di dalam buku berkelap-kelip. Saya merasa Shifu memberi isyarat bahwa saya harus belajar membaca buku itu. Jadi saya bertekad untuk belajar bahasa Mandarin.

Pertama-tama saya belajar karakternya dari putra saya dan kemudian suami, sampai keduanya menjadi frustrasi. Saya pergi ke sekolah dan bertanya pada pelajar di pintu sebelum dan sesudah jam sekolah. Saya juga belajar dari rekan-rekan praktisi.

Kemudian saya meminta bantuan kepada putra saya lagi, ia mengajarkan pinyin Mandarin dan menyarankan agar saya belajar membaca Mandarin menggunakan kamus.

Belajar pinyin sama susahnya dengan belajar bahasa Mandarin. Saya menangis beberapa kali. Tetapi saya bertekad untuk belajar bahasa Mandarin, sehingga bisa membaca buku-buku Falun Dafa.

Gigih Berkultivasi

Saya sudah membaca semua buku Dafa dan ceramah Fa pada tahun 2008, tetapi masih belum mengerti apa yang saya baca sampai tahun 2013. Saat itulah saya sungguh memahami arti dari kultivasi – seorang praktisi harus berkultivasi dan mencari ke dalam secara aktif bukannya pasif.

Suami sangat mendukung saya berkultivasi hingga permulaan penganiayaan pada tahun 1999. Ia berusaha menghentikan saya dari berlatih. Ketika saya bersikeras, ia tidak hanya merobek buku-buku Falun Dafa, tetapi juga secara kejam memukuli saya berkali-kali. Ia juga berulang kali meminta cerai.

Kehidupan saya menjadi sulit setelah bercerai pada tahun 2010. Saya keluar dan tinggal sendirian. Saya mencari nafkah dengan memperbaiki pakaian dan diejek oleh orang-orang.

Tidak mudah bagi saya untuk berbicara kepada orang-orang tentang Falun Dafa karena terbatasnya pengetahuan bahasa Mandarin saya. Saya sering diganggu oleh pria begitu mereka tahu saya tinggal sendirian. Saya merasa takut dan berhenti berbicara tentang Falun Dafa kepada orang-orang.

Kehidupan keras ini mendorong saya untuk mencoba mendapatkan kembali mantan suami saya namun gagal. Saya berpikir mencari pria lain untuk menikah dan mulai terikat pada kenyamanan dan nafsu.

Kesengsaraan saya adalah isyarat bahwa saya harus melepaskan keterikatan hati. Untuk menyingkirkannya, saya memperbaiki sikap saya. Saya meminta bantuan kepada Shifu. Akhirnya, saya terbebas dari keadaan sulit.

Setiap Orang Perlu Mendengar Fakta Kebenaran Dafa

Untuk memenuhi misi penyelamatan makhluk hidup, saya memutuskan untuk memberitahu orang-orang tentang Falun Dafa. Awalnya, saya tidak dapat menjelaskan fakta secara jelas. Maka saya hanya berbicara kepada orang yang sudah saya kenal. Saya secara pasif mengikuti praktisi lain untuk membagikan materi informasi.

Saya takut berbicara dengan orang asing, tetapi perlahan-lahan meningkat dan semakin aktif.

Suatu hari saya ditangkap di kampung halaman ketika memberitahu orang-orang tentang fakta sebenarnya, membantu mereka mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan memberikan amulet Falun Dafa. Saat berada di dalam mobil polisi, saya memberitahu polisi untuk mengingat “Falun Dafa baik” dan “Sejati-Baik-Sabar baik.”

Ketika saya dibawa ke pusat penahanan, saya memberitahu para penjaga bahwa apa pun yang mereka lihat di TV adalah bohong. Saya mengatakan bahwa mereka tidak akan bisa mengambil foto saya. Memang, mereka berusaha selama lima hari dan gagal. Saya dibebaskan sepuluh hari kemudian.

Pada tahun 2012, saya ditangkap bersama praktisi lain. Di departemen kepolisian, kami memberitahu polisi tentang kekuatan ajaib Dafa melalui pengalaman pribadi kami. Seorang petugas bertanya apakah benar Falun Dafa begitu hebat. Polisi lain menyela dan berkata, ”Beraninya kamu membicarakan kebenaran? Kami bahkan tidak berani.” Kemudian kami dibawa ke pusat penahanan.

Saya mengajarkan latihan kepada para tahanan di pusat penahanan. Saya juga mengajar mereka untuk mengucapkan “Falun Dafa baik” dan ”Sejati-Baik-Sabar baik.” Ketika kami disuruh membaca peraturan penjara, saya melafalkan Lunyu Shifu.

Suatu hari ketika sedang memancarkan pikiran lurus, saya melihat sesuatu yang berwarna-warni berputar-putar. Saya merasa Shifu sedang menyemangati saya. Malam itu, saya bermimpi pintu dijatuhkan dari atas dan membuka pintu lain bagi saya untuk berjalan keluar. Hari berikutnya saya dibebaskan.

Pada satu kesempatan, saya bertemu beberapa penganut agama Buddha. Saya menceritakan kepada mereka tentang penganiayaan terhadap Falun Dafa. Saya meyakinkan mereka untuk mundur dari PKT karena mereka percaya pada Buddha dan PKT mengajarkan ateisme.

Bagi saya, menyelamatkan makhluk hidup adalah yang paling penting.