(Minghui.org)

Keterikatan pada Kepentingan Pribadi

Ada sebuah gang kecil antara rumah saya dan tetangga. Tetangga saya adalah seorang wanita tua yang tinggal sendirian. Putranya tinggal di kota dan kedua putrinya tinggal di rumah mereka sendiri di desa yang sama.

Rumah saya harus direnovasi pada tahun 2008, dan menggunakan gang itu untuk tempat menaruh batu dan pasir. Tetangga saya baru saja selesai merenovasi rumah, dan menggunakan gang itu juga untuk tempat batu dan pasir. Ada beberapa batu kecil yang tersisa setelah mereka selesai.

Tidak lama setelah pekerjaan kami selesai, putra tetangga terlihat sangat tidak senang dan meminta saya datang. Saya heran mengapa ia terlihat begitu serius. Saya tersenyum dan bertanya ada apa gerangan.

“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Serunya. “Kamu menggunakan batu kami tanpa permisi. Batu sebanyak satu truk. Saya pikir kamu orang baik. Bagaimana kamu bisa melakukan hal seperti itu?”

Dia terus saja mengomel, tidak memberi saya kesempatan berbicara. Wajah saya terasa panas dan mata saya basah. Saya tidak pernah dikatakan seperti itu sebelumnya.

Namun, saya tidak membalasnya setelah berpikir Fa Guru.

“Jika anda bersaing dan bertengkar seperti manusia biasa, anda adalah seorang manusia biasa, jika anda berbuat lebih bersemangat daripada dia, anda bahkan lebih buruk daripada dia yang hanya manusia biasa.” (Zhuan Falun)

Saat ia habis berbicara, dengan tenang saya menjawab, “Salah saya. Mungkin batu saya tercampur dengan batu kamu jadi batu kamu ikut terpakai habis. Jangan khawatir, saya akan membayar kamu.”

Saya kemudian memberikan ibunya sekitar 200 yuan, dan berpikir sudah selesai.

Xia [wanita], yang tinggal di rumah seberang, mendatangi saya hari berikutnya. Saya belum benar-benar merelakan kejadian dengan tetangga saya itu. Saya menceritakan kejadian itu kepada Xia.

Setelah selesai, Xia berkomentar, “Ia memberikan batu itu kepada putri tertuanya. Saya melihatnya. Ayo kita bicarakan itu dengan mereka.”

Saya merasa lebih dipersalahkan lagi setelah mendengar itu, dan berpikir bahwa saya telah ditipu. Saya sedikit mengeluh di dalam hati, tetapi kemudian ingat bahwa saya adalah praktisi dan harus mengikuti ajaran Guru. Kejadian itu timbul karena keterikatan saya terhadap kepentingan pribadi.

Begitu saya menyangkal pikiran salah ini, saya langsung merasa lega.

“Jangan khawatir,” saya katakan kepada Xia. “Saya tidak marah lagi. Sudah selesai. Mungkin saja ia hanya lupa dengan apa yang telah ia lakukan.”

Menyingkirkan Keterikatan Iri Hati

Suatu kali saat saya sedang makan dengan suami, ia memberi tahu saya bahwa keponakannya jatuh dari motor dan terluka berat. Saya bertanya, “Saya tidak pernah tahu ia punya motor. Kapan ia membelinya?”

Suami saya tidak menjawab, jadi saya mengulangi pertanyaan itu. Ia akhirnya mengatakan bahwa ayah saya yang membelikannya dan harganya 8.000 yuan. Rupanya hanya saya dan putra saya yang tidak mengetahuinya.

Saya pikir itu tidak adil, karena putra saya tidak mendapatkan apa-apa. Saya tahu pikiran itu tidak benar, dan itu adalah keterikatan iri hati saya.

Guru berkata:

“Sifat iri hati adalah sebuah masalah sangat serius, karena ia langsung melibatkan masalah apakah kita dapat atau tidak berkultivasi mencapai kesempurnaan. Jika sifat iri hati tidak disingkirkan, segala hasil Xiulian manusia akan jadi sangat rapuh dan lemah. Dalam hal ini berlaku sebuah ketentuan: Manusia dalam berkultivasi, jika sifat iri hati tidak disingkirkan tidak akan memperoleh buah sejati, mutlak tidak akan memperoleh buah sejati.” (Ceramah 7 dalam Zhuan Falun)

Saya harus menyingkirkan keterikatan ini, jadi saya mengatakan kepada suami bahwa saya tidak mengetahuinya, dan membiarkannya berlalu.

Saat sedang makan dengan putra saya suatu hari, saya menceritakannya. Dia juga tidak merasa terganggu.

Jika saya tidak berlatih Falun Dafa, saya pasti akan menangani masalah ini dengan cara berbeda. Karena saya seorang praktisi, Fa Guru membimbing setiap langkah saya.