(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1996. Dalam 21 tahun saya berkultivasi, saya telah menghadiri banyak konferensi Fa namun tidak pernah berbagi pengalaman kultivasi. Meskipun saya mengalami banyak kesengsaraan, saya dapat melaporkan kepada Guru bahwa ada beberapa kali saya melakukan yang terbaik.

Konflik Muncul

Pada dasarnya, saya tidak memiliki konflik dengan orang biasa dan praktisi lainnya, tapi saya dengan istri saya, yang juga seorang praktisi. Konflik kami telah timbul tenggelam tapi menyebabkan rasa sakit yang hebat bagi kami berdua.

Konflik kami biasanya timbul dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari - kebiasaan kami, bagaimana menangani sesuatu, dan bagaimana kami berbicara. Meski tidak serius saat itu, namun sulit dikendalikan. Meskipun saya mencari ke dalam untuk kekurangan saya setelah setiap perdebatan, saya menemukan lebih banyak kesalahan dengan istri saya. Konsep manusia kemudian tumbuh dan terakumulasi.

Dalam Ceramah Fa di Konferensi di Selandia Baru, Guru berkata:

"Berkultivasi dalam Dafa adalah mengikis pikiran manusia biasa selapis demi lapis. Anda tahu, sama halnya seperti bawang Bombay, dikupas selapis demi selapis, sampai akhirnya terkelupas semuanya, itulah hakikinya."

Saya menggunakan ceramah Fa ini untuk berdalih karena tidak benar-benar mencari ke dalam untuk pemikiran manusia saya. Saya akan mencatat sesuatu yang relevan dengan istri saya selama belajar Fa dan membacakan kepadanya kemudian saat dia tenang. Meskipun tampaknya kami berbagi pengalaman, sebenarnya, saya tidak mengikuti persyaratan Fa dan secara tidak sengaja mencoba menekan dia untuk berubah.

Kami mulai saling mengeluh. Keterikatan dan pertengkaran saya semakin intensif dan menyebabkan perselisihan dalam belajar Fa kami. Akhirnya, kami berhenti belajar Fa bersama.

Kesalahan Saya

Situasi kami membaik sedikit setelah kami pindah dan praktisi lain di sekitar kami belajar Fa bersama di rumah kami. Namun, perubahan itu hanya di permukaan, karena saya tidak mencari ke dalam untuk mengubah diri dan tidak bisa menyingkirkan egois. Dari waktu ke waktu, istri saya dan saya tidak sepakat dan mengemukakan kejadian lama untuk meyakinkan yang lain agar berubah.

Saya baru saja mengultivasi diri saya dengan lebih baik dari perspektif Fa dan berpikir bahwa keadaan kultivasi saya telah membaik. Saya lebih memperhatikan sikap dan nada suara yang dikeluhkan istri dan merasa baik tentang perbaikan saya.

Suatu hari, saya mengomelinya tentang hal kecil saat mempersiapkan sarapan kami. Dia tiba-tiba mengecam saya tanpa alasan.

Saya menanggapinya dengan tenang dan memancarkan pikiran lurus untuk mencari ke dalam. Penyebab konflik kami segera menjadi jelas bagi saya. Di depan foto Guru, saya meminta maaf: "Guru, itu semua salah saya karena saya tidak berkultivasi dengan baik." Sesudah itu, saya tidak memiliki pikiran buruk tentang dia dan tidak menyimpan kebencian terhadapnya.

Guru mengajarkan kepada kita:

"Maka dari itu anda semua harus mementingkan perihal memancarkan pikiran lurus ini, tak peduli anda sendiri merasa berkemampuan atau tidak, anda juga harus melakukannya. Anda memberantas yang ada dalam pikiran sendiri, itu akan berfungsi dalam lingkup tubuh anda sendiri, bersamaan itu anda harus memberantas yang ada di luar, itu berhubungan langsung dengan ruang dimensi di mana anda berada, jika anda tidak memberantas mereka, dengan demikian mereka tidak hanya menganiaya anda, mengekang anda, mereka masih akan menganiaya praktisi lain, pengikut Dafa yang lain." ("Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Florida, AS" dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat - 2)

Saya tercerahkan bahwa semakin banyak kebencian yang saya alami, semakin banyak hal yang mengganggu yang akan dia timbulkan. Itu adalah keterikatan saya pada kebencian dan pertengkaran yang telah menyebabkan konflik di antara kami. Kekuatan lama memanfaatkan konsep manusia saya untuk menciptakan kesenjangan bagi kami.

Karena kami adalah keluarga, Xinxing kami akan saling mempengaruhi meskipun kami berkultivasi secara terpisah. Ketika karma saya dieksploitasi oleh kekuatan lama, kekurangan istri saya akan muncul dan dia juga akan terseret ke bawah.

Mengapa kita masih belum mengerti trik-trik kekuatan lama setelah bertahun-tahun berkultivasi? Mengapa saya tidak melihat diri saya dan terus menyalahkannya?

Setelah mengidentifikasi keterikatan saya, saya benar-benar tidak lagi membenci istri saya. Saya merasa kasihan padanya karena kurangnya ketekunan saya telah mempengaruhi kultivasinya.

Berkultivasi Nyata Berarti Mengultivasi Diri Sendiri

Dalam Ucapan Selamat kepada Konferensi Fa Taiwan, Guru berkata,

"Xiulian adalah mengultivasi hati manusia, mengultivasi diri sendiri, di saat terjadi masalah, terjadi konflik, atau muncul kesulitan dan perlakuan yang tidak adil, masih dapat mencari kekurangan diri sendiri dan melihat ke dalam, ini barulah Xiulian sesungguhnya, dengan demikian baru dapat meningkat tanpa henti, baru dapat menempuh jalan Xiulian dengan lurus, baru dapat melangkah menuju kesempurnaan!"

Guru selalu mengajarkan kita untuk berkultivasi nyata. Saya tidak tahu arti sebenarnya dari Fa yang lebih dalam dan mengikutinya untuk berkultivasi memperbaiki diri, namun mencoba menggunakannya untuk menekan istri saya agar dia berubah. Itu tidak menghormati Guru dan Dafa.

Setelah konflik ini, nampaknya saya terbangun dari mimpi dan sekarang tahu bagaimana cara mengultivasi diri. Ketika saya melihat kembali semua peluang yang telah hilang, saya sangat menyesal.

Dalam puisinya "Berkultivasi Nyata" di Hong Yin, Guru berkata:

"Belajar Fa mendapatkan Fa

Banding belajar banding kultivasi

Cocokkan setiap masalah

Dapat melakukannya berarti berkultivasi."

Melalui berbagi pengalaman ini, saya telah mengungkapkan banyak konsep manusia tersembunyi yang tetap tidak terdeteksi dan terabaikan. Meski hati saya untuk berkultivasi tidak pernah berubah, saya tidak berkultivasi dengan tekun. Berlatih bukanlah berkultivasi jika Xinxing tidak meningkat.

Berkultivasi nyata berarti mengkultivasi diri hingga ke dalam diri seseorang yang terdalam. Saya akan menghargai setiap kesempatan untuk memperbaiki diri. Hanya ketika saya telah melakukan yang terbaik dengan segala cara, saya dapat mengatakannya kepada Guru.

(Disampaikan pada Konferensi Fa di Jepang tahun 2017)