(Minghui.org) Lebih dari 1.000 praktisi Falun Dafa dari Taiwan bagian selatan berkumpul di Sekolah Menengah Wandan di Pingtung pada 16 April 2017 untuk menghadiri konferensi berbagi pengalaman. Sebelas praktisi membacakan artikel berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka menerapkan prinsip Dafa Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-hari.

Konferensi berbagi pengalaman Falun Dafa di Pingtung, 16 April 2017

Menjadi Orang yang Lebih Baik

Maoming dari Chiayi mulai berlatih Falun Dafa pada Juli 2001. Sebelum itu, ”Selain bekerja, ia sering pergi keluar untuk minum minuman keras dan berjudi, menghabiskan seluruh uang yang saya miliki,” kenangnya. Ketika melakukan tur ke daratan Tiongkok pada tahun 1992, ia bertemu orang yang mengaku adalah guru qigong. Mengikuti saran palsu orang ini dalam berjudi, Maoming bukan saja kehilangan semua uangnya, tetapi juga terlibat utang sekitar $ 1 juta.

Suatu hari ketika sedang berjalan di Kota Tainan, Maoming melihat sekelompok orang duduk bermeditasi di taman. “Saya menghampiri untuk melihatnya. Kemudian seseorang dari mereka mendatangi dan memberitahu saya bahwa itu adalah Falun Dafa dan memberikan brosur,” katanya.

Melalui membaca buku-buku Falun Dafa, Maoming mendapatkan banyak pemahaman baru dan memutuskan untuk menjadi orang yang lebih baik. “Saya mendapatkan pekerjaan untuk mendukung keluarga dan berusaha mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar sebisa mungkin.” Melihat perubahan positif suaminya, istri Maoming dan kedua putrinya juga ikut belajar.

“Sekarang, kami telah membayar semua utang dan kedua putri saya telah menyelesaikan sekolah,” kata Maoming. “Saya sangat berterima kasih kepada Shifu Li dan Falun Dafa atas semua ini.”

Meneruskan Latihan

Chaohong dari Kaohsiung memiliki kesehatan yang buruk saat masih sangat muda. “Suatu kali saya menderita demam dan kedua kakak saya membacakan Hong Yin, kumpulan puisi dari Shifu Li, pencipta Falun Dafa.” Ini membantunya untuk mengenal latihan ini. Ia memutuskan berlatih Dafa bersama orangtua dan kakaknya.

Di sekolah menengah, Chaohong malah kecanduan game video, yang tidak hanya menghabiskan banyak uang tetapi juga mempengaruhi sekolahnya. “Nilai saya merosot dan tidak berlatih Falun Dafa lagi,” kenangnya. Meski menyadari ini tidak benar, tekadnya kurang kuat. Akibatnya, ia sering putus asa dan depresi.

Suatu hari di perguruan tinggi, Chaohong mendaftarkan diri di sebuah workshop yang diselenggarakan oleh praktisi muda Falun Dafa. Setiap hari ia belajar ceramah Falun Dafa bersama anak muda lainnya dan kemudian mendiskusikan apa yang telah mereka pelajari. “Setelah workshop berakhir, saya pulang dan menangis - saya tahu telah ketinggalan cukup lama. Adalah Shifu yang memberi kesempatan lagi kepada saya untuk kembali,” katanya.

Sekarang, Chaohong meneruskan kembali latihannya dan berusaha berkultivasi dengan rajin. “Saya masih memiliki keterikatan untuk pamer dan bersaing dengan orang lain, tetapi saya tetap akan berusaha dan terus menerus membuat kemajuan,” katanya.

Hati Murni

Luanru, seorang guru dari Pingtung, pertama kali mendengar tentang Falun Dafa pada tahun 2001. ”Saat itu, saya sedang berada di Amerika Serikat, berharap untuk mencari pengobatan bagi teman saya yang menderita kanker darah. Uniknya, saya bertemu Falun Dafa dan sangat menyukainya,” katanya.

Waktu itu, ia sering membaca Zhuan Falun dan buku-buku Falun Dafa lainnya. “Saya bisa menenangkan diri untuk belajar Fa dan melakukan latihan. Saya juga memeriksa apakah pikiran saya sesuai dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar,” katanya.

Setelah ia memulai pekerjaan baru, waktu Luanru untuk belajar Fa dan kegiatan-kegiatan Dafa berkurang. Banyak hal berantakan termasuk pekerjaan, hubungan dengan suami, juga hubungannya dengan anggota keluarga lainnya. “Untunglah, praktisi di sekitar saya sering mengingatkan saya untuk tetap rajin dan saya belajar banyak dari mereka juga.”

Memikirkan lebih lanjut, Luanru menyadari ia mengendur karena keterikatannya pada kenyamanan. Bilamana ada kesempatan, ia dan suaminya akan ikut kegiatan dengan praktisi lain. Suatu kali di Hong Kong, melihat jalanan dipenuhi penduduk dan turis dari daratan Tiongkok, ia sangat terharu karena tahu orang-orang ini akan mengenal Falun Dafa dari mereka.

“Saya ingin berterima kasih kepada Shifu Li karena beliau memberitahu kita apa kehidupan sesungguhnya,” kata Luanru. “Dan berlatih Falun Dafa membantu saya kembali ke asal.”

“Latihan Kultivasi adalah Pengalaman Berharga”

Deyao dari Kaohsiung mendengar tentang Falun Dafa di sekolah menengah, tetapi ia tidak membaca Zhuan Falun hingga SMA. “Saya juga mempelajari latihan gerakan melalui internet,” katanya, “namun saya masih tidak jelas tentang apa kultivasi sejati itu.” Segera setelahnya, ia mengalami kecelakaan lalu lintas dan tidak terluka sama sekali. “Sekarang saya tahu Shifu mengurus saya juga,” katanya.

Ketika tahu memiliki pikiran-pikiran buruk, Dengyao berkata ia akan teringat kata-kata Shifu Li dan segera menghentikannya. “Ini termasuk melihat uang di jalan dan berpikir akan mengambilnya atau berpikir hendak membeli lotre di toko.” Meski telah berdagang saham sejak masih muda, Dengyao memutuskan untuk menghentikannya dan merasa lebih baik.

Karena ayah dan neneknya agak tuli, Dengyao harus berbicara cukup keras kepada mereka di rumah, hampir seperti berteriak. Dan ini sangat mengganggunya. Tetapi, sekarang ia menganggap dirinya sebagai praktisi yang perlu mempertimbangkan orang lain, Dengyao berubah. Menariknya, ia sekarang tidak lagi perlu berteriak dan keluarganya bisa mendengarnya tanpa masalah.

Hal positif lainnya juga terjadi di tempat kerja. “Seorang manajer sering mengubah rencana, membuat hal menjadi sulit dan membingungkan anggota tim.” Mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, Dengyao memutuskan untuk melepaskan kekhawatiran diri sendiri dan hanya berusaha membantu perusahaan dengan mengikuti prinsip Dafa. Dengan cara ini, ia mendapatkan hormat dari rekan-rekannya dan manajer.

Tinggal di masyarakat manusia biasa, Dengyao berkata ada banyak godaan, termasuk nafsu dan pikiran buruk lainnya. “Di samping belajar Fa, saya sering meminta pertolongan Shifu. Situasinya lebih baikan sekarang,” tambahnya.

Di samping pekerjaan dan keluarga, Dengyoa berkata ia sungguh menikmati belajar Fa bersama dan kegiatan-kegiatan Dafa lainnya. “Sekarang saya tahu latihan kultivasi adalah pengalaman berharga,” katanya.