(Minghui.org) Salam hormat kepada Shifu. Salam kepada rekan-rekan praktisi

Saya praktisi Bali yang mulai berlatih Falun Dafa pada pertengahan tahun 2003. Dalam perjalanan Xiulian, saya telah mengalami tempaan ujian serius beberapa kali, namun yang pertama saya sharingkan hari ini adalah salah satu pengalaman yang tersulit. Hanya dengan belas kasih Shifu yang agung memperkuat nian lurus saya sehingga mampu melewatinya.

Membersihkan Iblis Nafsu Birahi

Sebagai seorang praktisi Xiulian, menurut yang saya pahami, menyingkirkan keterikatan akan nafsu birahi ini adalah sangat penting.

Namun kenyataannya tidak semudah itu, saya jatuh bangun dalam jangka waktu lama. Beberapa kali bertekad untuk menyingkirkannya, namun tetap mengulanginya. Saya merasa malu pada diri sendiri sampai saya tidak berani menatap foto Shifu. Menangis dalam hati memohon kepada Shifu untuk melenyapkan nafsu birahi dalam diri saya. Namun semakin ingin menghentikannya semakin kuat ia mengendalikan.

Shifu berkata, “Kalian coba pikirkan, kita berlatih Gong, energi sari pati jiwa adalah digunakan untuk berkultivasi raga, anda tidak boleh selalu melampiaskannya ke luar begini.” “Nafsu dan seks semua merupakan keterikatan hati manusia, semua benda ini selayaknya harus disingkirkan.” (“Zhuan Falun”)

Lalu saya bertanya pada diri sendiri. Apakah saya benar-benar berusaha untuk menyingkirkan keterikatan nafsu birahi ini?

Supaya dapat melenyapkan sumber masalahnya, Saya berusaha mencari apa sebenarnya akar keterikatan jahat itu.

Saya menemukan saat saya klarifikasi fakta tentang Falun Dafa di media sosial tanpa sengaja muncul video-video atau gambar-gambar porno. Awalnya hati tidak tergerak dan melewatkannya, namun godaan itu begitu kuat sehingga berbalik untuk menontonnya.

Di tempat kerja teman menyodorkan ponsel yang sedang memutar film porno. Awalnya hati menolak namun rasa ingin tahu lebih dominan sehingga ikut nimbrung. Semakin lama saya menonton, semakin banyak materi kotor itu masuk ke tubuh sehingga semakin kuat ia mengendalikan pikiran saya.

Keterikatan inilah sebenarnya akar dari iblis birahi yang mencelakakan saya. Saya membulatkan tekad untuk menyingkirkan keterikatan ini dan harus benar-benar berkultivasi nyata. Saya memancarkan pikiran lurus untuk memusnahkan semua iblis yang berhubungan dengan nafsu birahi di dimensi saya.

Saya kuatkan Nian untuk tidak menyerah, lebih banyak belajar Fa, saat istirahat di tempat kerja saya meluangkan waktu belajar Fa.

Saya pahami bahwa sebagai manusia biasa berhubungan intim dengan suami atau istri itu adalah hal yang wajar. Namun Shifu berkata dalam Zhuan Falun, “Manusia biasa adalah hidup demi Qing. Lalu selaku seorang praktisi Gong, seorang manusia yang supernormal, maka tidak boleh menggunakan prinsip ini sebagai ukuran, harus menerobos melampaui hal ini.”

Ketika tiba pada sebuah tahap, di mana saya dan istri yang juga seorang praktisi Dafa tidak timbul keinginan itu lagi, saya mempunyai pemahaman mungkin memang sudah saatnya untuk meningkat. Lalu secara alami kami bersama-sama meninggalkan kebiasaan manusia biasa, selangkah lebih maju dalam jalur perjalanan Dewa.

Shifu mengatakan, “Jika manusia dapat membebaskan diri dari Qing ini, siapa pun tidak ada yang dapat menggoyahkan Anda, hati manusia biasa juga tidak akan dapat mempengaruhi Anda, sebagai gantinya akan diperoleh belas kasih, yang derajatnya lebih mulia.” (“Zhuan Falun”)

Seiring berjalannya waktu tanpa terasa terjadi perubahan, saya dan istri menjadi ‘teman praktisi’ dalam arti yang sesungguhnya, hubungan kami erat bagaikan kakak dan adik, saling mendukung, “Banding belajar banding kultivasi”, saat belajar Fa, pikiran jernih dan bisa fokus, kekuatan Fa sangat luar biasa, saya diberikan ide-ide yang sangat membantu dalam pekerjaan penyelamatan.

Saya benar-benar merasakan keindahan dan kekuatan Fa. Terima kasih Shifu.

Pentingnya Latihan Gong Bersama

Biasanya setiap pagi saya berlatih Gong di lapangan parkir sebuah universitas, namun karena kondisi Xiulian - dalam kurun waktu lama saya hanya berlatih Gong di rumah. Setiap mau latihan keluar rasanya kaki berat untuk melangkah, timbul rasa malas keluar dan perasaan nyaman mulai muncul.

Suatu hari setelah selesai belajar Fa teman praktisi menghampiri dan bertanya, “Sudah lama saya tidak melihat anda latihan di lapangan, anda latihan di mana?” Saya menjawab latihan di rumah, dia berkata, “Anda tidak mengikuti kata-kata Shifu.”

Saya kaget dalam hati merasa ini bukan dia yang berbicara, sepertinya ini dari Shifu yang meminjam mulut dia untuk mengingatkan saya. Seketika saya terigat kata Shifu, ”Lingkungan diciptakan oleh diri sendiri, banyak orang bersama-sama berlatih Gong memang sangat baik, pertama dapat saling berdiskusi, saling mendorong maju, dengan memperbincangkan hal-hal dalam Xiulian secara bersama-sama, dapat menguatkan keyakinan terhadap Xiulian. Bersamaan itu medan latihan bersama energinya sangat kuat, betul-betul bermanfaat bagi Xiulian seseorang, hal ini adalah pasti. Xiulian secara individu akan mudah lupa begitu dilanda kesibukan, atau pagi berlatih sebentar, malam berlatih sebentar, pokoknya jadi lebih malas, ini juga adalah pasti.” (Ceramah Fa pada Konferensi Pertama Amerika Utara, 29-30 Maret 1998 di New York)

Memang benar berlatih di rumah banyak gangguannya terutama timbul dari diri sendiri. Berlatih tidak seluruh 5 perangkat gerakan. Sering melewatkan perangkan ke-2 dan terkadang rasa malas timbul sehingga dalam satu hari itu tidak latihan. Saya menganggap latihan Gong bersama tidak begitu penting.

Suatu hari ada teman mengatakan bahwa ada tempat latihan di lapangan yang sering kosong, tidak ada yang membawa tape sehingga beberapa rekan pulang lagi. Saya merasa sedih mendengarnya. Akhirnya saya mulai membangun lagi tempat latihan di lapangan tersebut. Pertama saya mencari teman yang bisa bangun pagi untuk membawa tape. Beberapa teman ditanya mengatakan belum siap. Saya mencari ke dalam kenapa harus mencari orang lain, saya kan bisa membawa tape sendiri. Saya temukan bahwa saya punya keterikatan takut kalau tidak bisa bangun pagi tepat waktu. Akhirnya saya berjanji pada diri sendiri untuk datang tiap pagi membawa tape walau hari hujan.

Awalnya hanya beberapa teman yang bergabung, namun seiring waktu berjalan teman-teman sudah mulai banyak yang datang berlatih. Lalu saya menemukan ada 2 teman yang siap membawa tape. Lalu kami sepakat tidak membuat jadwal untuk giliran membawa tape melainkan setiap latihan sama-sama membawa tape. Siapa yang duluan bangun dia yang menelpon yang lain. Jika saya tidak bisa bangun latihan pagi rasanya sulit untuk mencari waktu untuk latihan pada hari itu. Latihan pagi sungguh berharga dan saya amat menghargainya.

Shifu berkata, “Di waktu anda tidak berlatih Gong, Gong melatih anda. Pada saat anda berlatih Gong, Gong juga sedang melatih anda. Anda selalu dalam evolusi Gong baik pada saat anda makan, tidur maupun bekerja. Lalu apa gunanya anda berlatih Gong? Anda berlatih Gong adalah memperkuat Falun, memperkuat semua fungsi mekanis dan mekanisme energi yang telah saya pasangkan pada anda.” (“Zhuan Falun”)

Awalnya berpikir tidak apa-apa kalau tidak berlatih Gong tiap hari, bukankah secara otomatis Gong melatih kita. Lalu saya memahami, kalau kita jarang berlatih Gong atau kita tidak berlatih Gong dalam jangka panjang, lalu bagaimana bisa memperkuat Falun dan fungsi mekanisme energi yang dipasang Shifu.

Shifu dalam “Ceramah di Berbagai Tempat 3” mengatakan,” Kalian yang duduk di sini dengarkanlah, semua telah mendengarnya bukan? Tiga hal yang harus dilakukan dengan baik oleh pengikut Dafa, semuanya harus dilakukan dengan baik. Gong harus dilatih, sekalipun satu hari anda belum mencapai kesempurnaan, anda juga harus melatihnya, anda juga harus belajar, tiga hal dari pengikut Dafa kalian haruslah melakukannya. Ini adalah pasti.” Dari Fa Shifu ini saya memahami kita harus latihan Gong setiap hari.

Shifu berkata, ”Tentu saja di Tiongkok ada hal seperti ini, mereka keluar berlatih Gong pada pagi dan malam hari, pagi hari keluar jam empat, malam hari jam enam setelah makan malam, keluar berlatih Gong secara kolektif dengan banyak orang, dua kali setiap hari. Mereka temukan berlatih Gong secara demikian sangat baik. Namun di banyak daerah di luar negeri orang-orang dengan berbagai alasan tidak berlatih seperti ini. Saya beri tahu anda sekalian, bagaimana saya mengajarkan Gong ini, kalian turut melakukannya secara demikian, dijamin tidak rugi, hanya ada manfaat. Kalian mengatakan tidak punya waktu karena sangat sibuk, sebenarnya kalian khawatir kurang istirahat. Apakah kalian pernah memikirkan, Xiulian adalah istirahat yang terbaik. Dapat mencapai istirahat yang tidak akan anda peroleh dengan tidur, tidak ada yang mengatakan bahwa karena berlatih Gong saya jadi terlalu lelah, sehingga hari ini sudah tidak dapat mengerjakan apa pun. Sebaliknya hanya dapat mengatakan: Karena berlatih Gong sekujur tubuh saya terasa ringan, semalaman tidak tidur pun saya tidak merasa kantuk, sekujur tubuh bertenaga. Bekerja seharian sama seperti tidak terjadi apa-apa, bukankah demikian? Oleh sebab itu, mengatakan tidak punya waktu atau dengan alasan lain tidak keluar berlatih Gong, saya katakan itu semua karena pemahaman terhadap Fa tidak mendalam, semangat untuk gigih maju kurang. Tentu saja, yang dimaksud kondisi seperti praktisi lama, dalam hal ini ada perbedaan yang ketat. Tetapi jika belum mencapai kondisi tersebut, diri sendiri dengan suatu alasan lalu tidak keluar, itu tidak benar. Xiulian adalah mengultivasi diri …” (Ceramah Fa pada Konferensi Pertama Amerika Utara 1998)

Keterikatan Terhadap Ponsel Pintar

Setiap pulang kerja saya selalu melihat anak-anak asyik bermain ponsel pintar, tidak ada canda di antara mereka karena semua sibuk dengan ponselnya masing-masingg. Hari ini ditegur besoknya saya melihatnya lagi.

Saat belajar Fa walaupun sudah dihimbau untuk matikan ponsel, namun masih juga ada yang tidak menurutinya sehingga ponsel berdering mengganggu konsentrasi kami belajar Fa.

Suatu ketika sehabis belajar Fa semua teman-teman terdiam setelah melihat ke sekeliling beberapa teman sedang memegang ponsel. Terkadang saat kita sharing juga ada teman sedang asyik dengan ponselnya. Ada apa dengan diri saya? Kenapa saya melihat ini semua?

Setelah membaca artikel di Minghui "Waspada Terhadap Ponsel Pintar", saya baru menyadari bahwa diri sendiri juga memiliki keterikatan yang sama. Keterikatan yang tersembunyi dan saya merasa itu suatu hal yang biasa-biasa saja.

Apa yang kita dapatkan dari ponsel? Berita, iklan, media sosial, dan sebagainya, yang mana semua ini wajar bagi manusia biasa. Namun sebagai praktisi ini semua pemicu timbulnya keterikatan hati.

Jika sedang istirahat, saya sibuk dengan ponsel membuka facebook untuk melihat apakah orang-orang menyukai postingan saya, dan merasa sangat senang bila banyak yang memberi komentar atau menyukainya. Tetapi juga merasa kecewa bila tidak ada yang memperhatikan. Waktu terbuang percuma.

Pernah suatu ketika ponsel saya ketinggalan di rumah dan saya merasa ada sesuatu yang hilang karena merasa ponsel selalu setia menemani ke manapun saya pergi.

Shifu berkata dalam ”Ceramah Fa pada Konferensi Fa Peringatan 25 tahun Penyebaran Dafa”: "Moralitas masyarakat manusia biasa secara demikianlah terseret ke bawah, berubah secara halus dan tak terasa. Dia tidak akan mengatakan: “Saya adalah iblis, saya memang harus membuat manusia tergelincir ke bawah”, dia tidak akan berkata begitu. Dia secara halus dan tak terasa menuntun anda, menggunakan berbagai benda yang tidak lurus, anda tidak dapat mengenalinya; terwujud dalam kesenian, terwujud dalam perilaku, terwujud dalam aneka ragam produk, terwujud dalam segala hal yang memikat anda pada berbagai aspek, dengan demikian anda ditarik ke bawah, di tengah rangsangan terhadap kecanduan anda membuat anda tertarik ke bawah."

Bermain di ponsel pintar bukan hanya sekadar keterikatan, namun juga merupakan gangguan pada kultivasi kita. Sebagai praktisi, kita sama sekali tidak boleh membuang waktu untuk ponsel kita. Kita tahu betul bahwa ketika kita belajar Fa , kita harus tulus dan pikiran kita harus murni. Maka mematikan ponsel pintar membantu kita belajar Fa dengan lebih baik.

Ponsel pintar memang kita butuhkan. Namun kita harus menggunakannya dengan benar dan bijak, yaitu untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman dalam melaksanakan tanggung jawab kita sebagai praktisi Dafa, untuk membuktikan kebenaran Dafa, untuk mengungkap fakta kebenaran dan menyelamatkan makhluk hidup.

Menyebarkan Materi Klarifikasi di Objek Wisata

Bukan kebetulan saya tinggal di daerah wisata yang banyak dikunjungi turis-turis Tiongkok. Salah satu yang lokasinya sangat berdekatan dengan rumah saya, puluhan bus tiap hari membawa turis Tiongkok berkunjung ke tempat tersebut. Datang ke tempat ini sungguh tidak mudah bagi saya. terlebih harus menaklukkan rasa malas dalam diri. Kaki terasa berat untuk melangkah keluar. Jam 14:00 adalah jam-jam dimana sedang enaknya tidur siang. Saya sadari ini gangguan, saya harus memancarkan pikiran lurus agar bisa terobos keluar.

Shifu berkata, “Maka anda dibuat tak berdaya, pasif, agar anda menjadi malas-malasan, benda tersebut justru membuat anda tidak dapat membangkitkan semangat. Saya beri tahu kalian, banyak sekali kehidupan buruk yang halus, mereka seperti debu menyelubungi anda, menyelubungi pikiran manusia, tetapi itu tidak terhitung sebagai apa-apa, anda memancarkan pikiran lurus niscaya dapat membasmi benda-benda busuk itu.” [Ceramah Fa pada Konferensi Fa San Francisco Tahun 16 Oktober 2014]

Sampai di tempat tujuan, dari kejauhan seorang supir menghampiri dan berkata, “Hidup Falun Dafa.” Dia berseru beberapa kali. Saya kaget kenapa mereka bisa berkata seperti ini? Akhirnya saya pahami ini adalah Shifu yang memberi semangat. Memang selain menyebarkan materi ke para turis Tiongkok saya juga mengklarifikasi kepada para supir bus agar mereka memahami apa yang kami lakukan.

Seorang supir pernah bertanya, “Bapak dibayar berapa?” Saya jelaskan bahwa saya tidak dibayar oleh siapa-siapa, ini semata-mata panggilan hati terhadap penindasan yang sampai saat ini masih berlangsung di Tiongkok terhadap praktisi Falun Dafa. Saya jelaskan apa itu Falun Dafa, kenapa PKT menindas Falun Dafa. Dia akhirnya memahami. Banyak dari mereka menjadi sangat akrab.

Sepasang turis Tiongkok saya sodori materi klarifikasi, dia menolak dan berkata dalam bahasa Inggris, “Saya bukan orang Tiongkok.” Saya jawab saya tahu bahwa anda orang Tiongkok kenapa harus berbohong? Orang-orang Tiongkok adalah baik, PKT lah yang tidak baik. Dia bertanya, “Mengapa anda menjual Koran ini ke kami?” Saya jawab, “Saya tidak menjual materi ini, ini gratis untuk anda. Saya ingin membantu anda, membantu orang-orang Tiongkok mengetahui fakta kebenaran bahwa Falun Dafa baik.” Lalu mereka mengambil materi dan naik ke Bus.

Ada lagi serombongan anak-anak muda saya berikan materi semua tidak mau, salah satu yang jalan di belakang bertanya, “Falun Gong?” Saya jawab, “Ya, Falun Dafa baik” dan dia mengambil materi. Melihat temannya ini mengambil materi, seorang teman dari grup tadi berbalik dan meminta beberapa untuk dibagikan ke teman-temannya. Sebelum naik ke bus mereka semua diskusi sambil membaca materi.

Saya lihat dari kejauhan sepasang turis berjalan menuju mobil. Saya kejar mereka dan memberinya 9 Komentar. Begitu ia terima dan membaca judul bukunya dia mengacungkan jempol, berkata dalam bahasa Inggris, “Ini yang kita cari-cari,” dan mengucapkan terima kasih. Saya merasa haru mendengarnya.

Ada juga turis yang sudah naik ke bus yang awalnya tidak mau menerima materi - melihat temannya membawa materi ia turun lagi dan mengambil beberapa untuk temannya. Namun yang menolak juga ada, yang merobek materi dibuang di tong sampah juga ada, ini semua menguji Xinxing saya. Awalnya saya merasa kesal, marah, hati merasa tidak terima. Namun setelah mencari ke dalam menemukan yang salah bukan mereka – yang salah adalah saya, saya belum berkultivasi dengan baik sehingga belum bisa mencerai-beraikan kejahatan yang menyelimuti mereka.

Dalam melakukan proyek ini yang terpenting adalah hati kita, mentalitas apa yang kita bawa saat menyebarkan materi klarifikasi ini. Sebuah contoh, seorang teman dari awal banyak turis Tiongkok yang mau mengambil materi dari tangannya, begitu materi habis di tangannya dia menari kegirangan sampai seorang supir memandang aneh kepadanya. Tidak lama kemudian dari atas bus dilempar setumpuk materi yang tadinya dia sebarkan. Setelah itu saya duduk dengannya berbagi bagaimana pentingnya menata hati.

Menengok ke belakang saya bisa bayangkan bagaimana kalau seandainya saya menuruti pengaturan iblis malas dan tidak melangkah ke luar tentunya makhluk hidup yang menjadi bagian di dunia saya akan bersedih. Terima kasih Shifu telah memberi kesempatan.

Suatu hari di tempat wisata yang berbeda saya menghampiri pasangan muda. mereka bisa berbahasa Inggris, dalam percakapan saya merasa ia mau mundur dari PKT. Saya tidak membawa formulir pengunduran. Sambil mengawasi turis tadi saya mencari teman yang membawa formulir. Begitu ketemu saya memanggilnya dan memperkenalkannya ke turis tadi. Setelah bincang-bincang istrinya selalu ingin menarik suaminya untuk menjauh tidak mengijinkan mengisi formulir. Saya memancarkan pikiran lurus memberantas kejahatan yang mengendalikan di belakangnya dan teman saya berhasil mengajak dia mundur namun istrinya belum mau. Saya bilang bahwa dia juga bisa mundur secara online, saya tunjukkan link yang ada di bagian akhir buku Minghui.

Dari kejadian ini saya memahami bahwa saya belum siap mengajak mereka mundur. Ada celah kebocoran di mana saya tidak membawa formulir pengunduran. Beruntung ada teman yang saat itu membawanya, sehingga dia bisa langsung mundur dari PKT.

Saya masih mempunyai banyak kekurangan dalam perjalanan kultivasi; saya masih memiliki banyak keterikatan manusia biasa. Shifu telah mengalami banyak penderitaan untuk kita dan menanggung hutang karma kita. Saya menulis pengalaman ini dengan harapan agar kita dapat meningkat bersama, tidak membuat Shifu dan semua makhluk hidup kecewa. Kita harus berkultivasi dengan baik dan menjalani langkah terakhir dengan baik dalam penyelamatan makhluk hidup.

Terima kasih Shifu, terima kasih rekan-rekan praktisi.

(Dibacakan saat Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa 2017 di Jakarta)