(Minghui.org) Saya baru saja mendengar bahwa seorang rekan praktisi telah meninggal dunia karena karma penyakit. Praktisi ini adalah seorang koordinator sebelum tahun 1999 dan telah melakukan banyak hal untuk Dafa. Setelah penganiayaan dimulai, dia terus melakukan tiga hal dan mengoordinasikan sebuah kelompok belajar Fa.

Namun, dia mengalami masa-masa sulit selama dua tahun terakhir ini: suami dan putrinya mengecewakannya dan rumahnya disita oleh menantunya. Dia membenci mereka karena menyakitinya. Karma Penyakit kemudian muncul dalam bentuk kanker dan dia meninggal dunia.

Praktisi yang mendengar berita itu dipenuhi dengan penyesalan. Karena praktisi ini cukup terkenal di daerah di mana dia tinggal, kepergiannya menyebabkan kebingungan di kalangan non-praktisi dan dengan demikian menimbulkan dampak negatif ketika praktisi mengklarifikasi fakta.

Ini pemahaman saya mengapa hal tersebut terjadi. Kita seharusnya tidak kehilangan kepercayaan pada Guru selama kesengsaraan, sehingga bisa menyangkal pengaturan kekuatan lama.

Mengapa Ini Terjadi?

Kami telah mendengar dari praktisi lain bahwa praktisi ini memberi tahu semua orang yang mengunjunginya di rumah sakit, bahwa dia harus kembali ke rumah Guru. Namun, dia secara pribadi berbicara berbeda kepada beberapa praktisi: "Saya telah melakukan banyak hal dan melakukannya dengan sangat baik. Bagaimana saya bisa berakhir seperti ini?"

Seorang praktisi mengatakan bahwa praktisi ini memiliki pemikiran ini dua tahun sebelumnya, saat dia mengalami karma penyakit periode singkat. Praktisi lain tercengang mendengarnya dan mengingatkannya untuk tidak berpikir seperti ini, tapi dia tidak dapat menerima peringatan saat itu. Tidak jelas apakah dia terus memikirkannya kemudian.

Setelah kami mendengar ini, kami mengerti bahwa di tengah kesengsaraan, praktisi ini berangsur-angsur kehilangan kepercayaannya pada Guru dan Dafa. Dia tidak bisa membedakan dari mana asalnya pikiran tersebut. Dia telah memperlakukan pikiran jahat dari kejahatan sebagai pikirannya sendiri yang memberi alasan kepada kejahatan untuk menganiaya. Saya pikir Guru pasti sangat sedih karena dia tidak dapat menolongnya saat dia memiliki pikiran seperti itu.

Setelah mendengar tentang kepergiannya, keterikatan manusia muncul di beberapa praktisi yang tidak teguh dalam kultivasi mereka. Seorang praktisi yang berada di kelompok belajar Fa yang sama mengatakan, "Dia begitu teguh dalam berkultivasi, namun jadi seperti ini. Saya harus memikirkan diri sendiri dan saya harus mencari jalan keluar."

Praktisi yang mengerti mengapa ini terjadi mengatakan bahwa pengaturan kekuatan lama terlalu jahat, karena mereka ingin menghancurkan pengikut Dafa dan banyak orang lainnya.

Namun, dari perilaku para praktisi tersebut, kami tahu mengapa ini bisa terjadi. Alasannya bukan karena praktisi ini tidak menghilangkan kebenciannya, tetapi karena keadaan praktisi lain yang salah, seperti mencari teladan daripada mengikuti Fa.

Untuk "menguji" para praktisi di sekitarnya dan untuk mengekspos keterikatan manusia mereka sehingga mereka dapat "meningkat," kekuatan lama harus menyingkirkannya. Ini menjadi salah satu alasan mereka untuk menganiaya praktisi.

Kehilangan Kepercayaan kepada Guru

Pikiran praktisi ini mengingatkan saya pada praktisi lain yang mengalami kesengsaraan dan melepaskan kultivasi karena memiliki pikiran yang sama seperti itu: Saya telah melakukan begitu banyak hal, mengapa saya menjadi seperti ini? Saya telah berkultivasi dengan baik; mengapa saya dianiaya? Saya telah berusaha keras, jadi mengapa saya dianiaya dengan buruk?

Selama masa kesengsaraan, kejahatan akan membuat praktisi tidak rasional dan menyebabkan mereka tidak dapat menemukan akar permasalahan jika mereka tidak memperlakukan diri sebagai kultivator dan tidak mencari ke dalam.

Beberapa orang akan berangsur-angsur kehilangan kepercayaan mereka pada Guru saat berada dalam delusi. Kekuatan lama akan membuat mereka melihat lebih banyak penampilan palsu. Jika mereka tidak tahu atau tidak mau mencari ke dalam, praktisi akan berjalan di jalur iblis. Mereka akan memperlakukan penderitaan sebagai suatu kebetulan dan menganggapnya tidak adil.

Dengan pemikiran ini, beberapa orang akan berpikir bahwa Guru tidak lagi menjaga mereka atau bertanya-tanya apakah Guru benar-benar hebat. Beberapa orang bahkan mungkin mulai membenci Guru. Jika mereka kehilangan kepercayaan kepada Guru, tidak mudah bagi mereka untuk mengatasi kesengsaraan yang terjadi.

Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa mereka harus percaya pada Guru dan Fa, dan menyangkal pengaturan kekuatan lama. Namun, mereka mungkin berpikir secara berbeda di dalam hati mereka yang dapat dilihat dengan jelas oleh semua makhluk di alam semesta.

Saya juga mendengar beberapa praktisi bertanya mengapa penganiayaan berlanjut dan kapan akan berakhir.

Beberapa orang juga membenci orang lain karena tidak memenuhi harapan dan berkultivasi dengan buruk, yang "melibatkan" mereka. Beberapa orang tidak berani menyuarakannya dengan keras tapi penuh kebencian karena harus menderita bertahun-tahun ini.

Banyak orang berharap pelurusan Fa akan berakhir tahun ini dan beberapa orang memiliki pikiran ini setiap tahun. Bukankah ini pikiran bahwa mereka telah cukup menderita dan tidak mau melanjutkan?

Dunia manusia seperti tong pewarna besar dan kita terbenam di dalamnya setiap detik. Jika kita tidak memperhatikan pikiran kita, kita akan hanyut bersamaan dengannya dan menjadi rusak.

Penindasan jangka panjang akan melemahkan tekad kita untuk tekun dan melupakan sumpah janji kita untuk menyelamatkan makhluk hidup. Kita secara tidak sadar mengejar nama, keuntungan di dunia manusia dan lebih mementingkannya daripada berkultivasi.

Kita terikat pada penderitaan diri sendiri dan tidak memperhatikan penderitaan makhluk hidup. Dalam pikiran, kita menegosiasikan persyaratan dengan Guru. Ketika kita mengeluh tentang Guru, Dewa di langit akan memelototi kita. Bagaimana pikiran seperti itu bisa memiliki tempat di alam semesta baru?

Jika kita menganggap pikiran jahat ini sebagai pikiran kita sendiri dan menolak untuk menghapusnya, bagaimana Guru dapat membantu kita? Jika kita pernah mengatakan bahwa kita akan menyangkal pengaturan kekuatan lama, bukankah ini sedang menipu diri kita sendiri?

Banyak orang telah berbicara tentang "rasa syukur," tapi banyak dari kita melupakan keputusasaan dan penderitaan yang kita alami sebelum berkultivasi. Saat reinkarnasi, kita telah mengumpulkan karma. Jika kita tidak berkultivasi Dafa, banyak dari kita pasti telah meninggalkan dunia ini karena penyakit. Guru mengangkat kita dari neraka, mengajarkan kita Dafa dan memberi kita tubuh Dewa.

Jika bukan karena perlindungan Guru, kita akan berada dalam bahaya saat membuktikan Fa. Semua hal yang telah kita lakukan adalah untuk diri kita sendiri, karena ini tertulis dalam sumpah janji kita. Sumpah kita juga menunjukkan bahwa jika kita tidak memenuhinya, kita akan dimusnahkan. Apa artinya jika kita melakukan sedikit untuk diri kita sendiri?

Beberapa orang mengeluh setelah melakukan beberapa hal dan yang lainnya menjadi angkuh. Tanpa penyelamatan dan bantuan Guru, kita akan berada di neraka karena semua karma yang telah kita kumpulkan di setiap kehidupan.

Jika praktisi menganggap pikiran iblis ini sebagai bagian dari diri mereka sendiri, kekuatan lama akan memanfaatkan celah kita. Mereka merasa bahwa para praktisi ini bukan kultivator. Dalam kasus ini, Guru dan Dewa tidak dapat membantu kita.

Ada beberapa praktisi yang berpikir bahwa mereka masih dianiaya meski telah berusaha keras. Alasannya mungkin rumit, tapi jika praktisi berpikir bahwa mereka melakukannya dengan baik, ini mungkin iblis sedang menipu praktisi dalam pikiran mereka.

Biasanya, orang-orang ini tidak mau mencari ke dalam. Mereka melihat kekuatan mereka dan seberapa baiknya mereka dibandingkan dengan praktisi lain. Mereka berpikir bahwa mereka harus menunggu kesempurnaan. Jika kesengsaraan terjadi, mereka akan tersesat.

Ketika para praktisi berpikir bahwa mereka tidak salah dan tidak perlu mencari ke dalam, ini sebenarnya adalah gangguan dari kejahatan. Jika praktisi merasa puas, kultivasi mereka akan diam di tempat. Ketika mereka menjadi sombong, mereka akan berada di jalan menuju kehancuran.

Jalan yang Benar

Selama bertahun-tahun, kita telah melihat fenomena ini: mereka yang melakukan tiga hal dengan stabil sikapnya rendah hati dan merasa bahwa apa yang telah mereka lakukan belum cukup.

Saya mengerti bahwa, ketika para praktisi terus mencari ke dalam dan berasimilasi dengan Dafa, prinsip Sejati-Baik-Sabar akan terlihat dalam tindakan mereka. Mereka juga dapat memahami kesulitan Guru dalam Pelurusan Fa. Mereka penuh dengan rasa syukur dan kerendahan hati. Ketika mereka meningkat, mereka melihat kekurangan mereka.

Bagi praktisi yang berpikir bahwa mereka tidak salah, tingkat mereka mungkin akan menurun dan bukannya meningkat. Kita telah melihat bahwa mereka yang telah tercerahkan di jalan yang menyimpang, menganggap pencerahan mereka lebih tinggi daripada yang lain.

Kita harus waspada jika pikiran ini muncul dalam pikiran kita: Saya telah berkultivasi dengan baik dan telah tercerahkan lebih tinggi dari yang lain. Ini mungkin menunjukkan bahwa ada masalah dalam kultivasi kita, karena iblis sedang menipu kita dan ingin kita jatuh tuntas setelah mendapat gangguan iblis dari pikiran sendiri.

Jika kesengsaraan yang tidak terduga terjadi, praktisi dapat dengan mudah kehilangan keseimbangan dan menjadi bingung. Pada saat ini, kejahatan akan memperkuat pikiran-pikiran itu: "Lihat, anda telah melakukannya dengan baik, tapi masih dianiaya. Guru tidak melindungi dan membantu anda."

Kejahatan juga akan menggunakan mulut orang biasa untuk mempengaruhi seorang praktisi: "Kalian yang telah melakukannya dengan baik juga dianiaya. Mengapa Guru anda tidak melindungi anda?"

Ini untuk membangkitkan iri hati seseorang dan membuat orang merasa tidak adil, mencegah seseorang untuk mencari ke dalam dan menyebabkan seseorang kehilangan kepercayaan pada Guru. Selama bertahun-tahun, rumor sesat telah terjadi – semakin baik melakukannya, semakin besar kemungkinan dianiaya.

Sebenarnya, jika kita benar-benar melakukannya dengan baik, kejahatan tidak akan berani menganiaya kita, karena Guru dan Dewa melindungi kita. Jika kita tidak melakukannya dengan baik, kekuatan lama akan menganiaya kita, jika kita melihat ke luar dan membenci Guru saat kesengsaraan terasa terlalu besar untuk diatasi.

Sebenarnya, kitalah yang mengecewakan Guru, Guru tidak pernah mengecewakan kita.

Jika kita berusaha untuk menyingkirkan arogansi dan gangguan iblis oleh pikiran sendiri dan menyingkirkan gangguan yang menghalangi kita untuk mencari ke dalam, setelah menenangkan diri untuk belajar Fa, kita pasti dapat menemukan alasan kesengsaraan. Dengan percaya kepada Guru, kita pasti akan memiliki pikiran lurus untuk menghancurkan kesengsaraan tersebut.

Saya mendengar seorang praktisi berbagi pengalaman bahwa dia pernah tersesat dalam kesengsaraan dan bahwa kejahatan tersebut memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat pikiran jahat, "Guru tidak membantu saya," sehingga membuatnya membenci Guru dan menghancurkannya dengan tuntas. Namun, dia terus belajar Fa dan memikirkan kekurangannya.

Ketika dia menghafal Fa, Guru memberinya kebijaksanaan dan dia memiliki pikiran, "Sayalah yang mengecewakan Guru, Guru tidak pernah mengecewakan saya. "

Dia ingat bahwa ketika dia memikirkan hal ini, keadaannya yang salah segera disingkirkan oleh energi yang kuat. Belakangan, setiap kali ada pikiran membenci Guru, dia akan mengucapkan ungkapan itu lagi dan kejahatan akan tersingkirkan.

Terlepas dari apakah kita sedang dalam kesengsaraan, kita harus memeriksa apakah kesadaran utama kita sangat kuat untuk menghilangkan berbagai pikiran buruk dan gangguan. Belajar Fa adalah kunci untuk membuat kesadaran utama kita bisa tetap kuat.

Fa dapat memperkuat kesadaran utama kita. Pada saat ini, kita harus berusaha untuk belajar atau menghafal Fa. Kita juga harus mencari ke dalam dan mengultivasi diri kita sendiri. Baru kita dapat mempertahankan kepercayaan kita kepada Guru dan Dafa pada saat-saat kritis.

Tidak peduli seberapa besar atau lama masa kesengsaraan itu, kita harus memperlakukan diri kita sebagai kultivator, percaya pada Guru dan Dafa. Beberapa praktisi yang memiliki karma penyakit berkata, "Saya tidak membenci Guru. Saya percaya pada Guru. Saya juga meminta Guru untuk membantu saya. Mengapa saya tidak bisa melewati kesengsaraan ini?" Saya menyarankan agar para praktisi ini tenang, berpikir dengan teliti dan bertanya pada diri sendiri:

1. Apakah saya benar dan benar-benar percaya kepada Guru? Apakah masih ada ketergantungan pada ilmu pengetahuan dan kedokteran modern? Apakah saya mencari “jalan keluar” untuk diri saya sendiri dengan menggunakan berbagai metode untuk "mengobati penyakit" jika meminta bantuan dari Guru tidak berhasil?

Jika ada pikiran tentang penyakit, harus disingkirkan seluruhnya. Apa pun atau siapa pun yang memberi “jalan keluar” adalah sedang mengganggu anda dari berjalan di jalur kultivasi. Kita harus jelas bahwa ini adalah kesengsaraan dan dibutuhkan pikiran lurus untuk menyangkalnya dan melenyapkannya.

2. Apa dasarnya meminta bantuan dari Guru? Apakah untuk menghilangkan masalah dan penderitaan saya saat ini sehingga memiliki hidup yang nyaman? Apakah ini untuk diri sendiri atau untuk membuktikan Dafa? Jika saya memiliki tubuh yang sehat, saya bisa lebih baik membuktikan Fa dan menyelamatkan makhluk hidup sehingga mereka tidak akan hancur karena penampilan palsu yang diciptakan oleh iblis. Pikiran tentang memikirkan orang lain berasal dari sudut pandang seorang kultivator.

Setelah berkultivasi begitu lama, apakah saya sudah mempertahankan pikiran yang benar tentang kultivasi? Apakah saya benar-benar ingin kembali ke rumah atau apakah saya puas dengan tubuh yang sehat dan hidup yang nyaman? Perbedaannya sangat besar bila tujuannya berbeda. Guru membantu mereka yang ingin berkultivasi, bukan orang biasa. Efeknya tidak akan sama jika titik tolaknya berbeda.

Kita tidak bisa menunggu kesengsaraan berlalu baru menjadi rajin. Tidak ada syarat untuk tekun atau berkultivasi. Kita harus memperlakukan diri kita sebagai kultivator meski menderita saat kesengsaraan.

Kita harus menghapus berbagai keterikatan manusia yang telah muncul. Kita tidak bisa meremehkan kebencian ini. Jika tidak dihapus setiap kali tampil ke permukaan, ia akan terus menumpuk dan akhirnya membuat seseorang membenci Guru. Kita harus menghapus kebencian ini dan memperlakukan orang lain dengan belas kasih. Bila pikiran lurus kita kuat, Guru akan dapat menyelesaikan semua masalah.

Jika kita tidak mencari ke dalam dan berkultivasi dengan kokoh, kita akan berjalan di jalan yang diatur oleh kekuatan lama. Jangan takut jika anda untuk sementara berjalan di jalur yang diatur oleh kekuatan lama. Bangun dan kembali ke jalur dengan mencari ke dalam.

Jika anda tidak melakukannya dengan baik di masa lalu, lakukanlah dengan baik sekarang. Jika anda tidak melakukannya dengan baik saat ini, lakukanlah dengan baik di lain waktu. Bangun dengan cepat saat anda jatuh. Guru sedang menunggu anda untuk kembali ke jalan yang benar.

Selama kita berani melihat kesalahan kita dan mencari ke dalam untuk berkultivasi dengan kokoh, tidak masalah berapa lama kita telah menempuh jalan yang diatur oleh kekuatan lama. Guru akan menarik kita dari jalan yang menghancurkan itu.

Kita harus benar-benar percaya pada Guru. Belas kasih dan toleransi Guru berada di luar imajinasi kita. Dengan mempertahankan kepercayaan pada Guru dan Dafa, seorang kultivator Dafa akan dapat mengatasi rintangan dan kesengsaraan, melangkah di jalur kultivasi dengan baik dan akhirnya mencapai kesempurnaan.