(Minghui.org) Praktisi Falun Gong di Prancis memperkenalkan latihan di pulau La Reunion dan di Bordeaux sebelum tahun baru 2018. Orang-orang menerima, dan wali kota Saint Denis secara khusus datang ke stan Falun Gong untuk berbicara dengan para praktisi dan mempelajari lebih banyak tentang latihan tersebut dan penganiayaan di Tiongkok.

Memperkenalkan Falun Gong di Desa Alternatiba Péi di La Reunion

Terletak di Samudra Hindia, La Reunion adalah salah satu provinsi luar negeri Prancis. Praktisi Falun Gong berpartisipasi dalam Village Alternatiba Péi di Trinité Park di Saint Denis untuk memperkenalkan latihan Falun Gong dan meningkatkan kesadaran akan penganiayaan terhadap latihan itu oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) di Tiongkok.

Memperkenalkan Falun Gong dan meningkatkan kesadaran akan penganiayaan di Desa Alternatiba Péi di Saint Denis

Stan Falun Gong menarik banyak pengunjung sepanjang akhir pekan, dan banyak orang mempelajari latihan Falun Gong dan menandatangani sebuah petisi yang menyerukan diakhirinya pengambilan paksa organ tubuh yang direstui negara oleh PKT. Beberapa menulis dan menandatangani surat kepada anggota parlemen mereka, meminta menyampaikan topik tersebut di Majelis Nasional.

Gilbert Anette, wali kota Saint-Denis, juga datang ke stan Falun Gong. Ketika dia mengetahui bahwa praktisi Falun Gong di Tiongkok dianiaya karena berkultivasi Sejati-Baik-Sabar, dan bahkan organ tubuh mereka dirampas saat mereka masih hidup, dia terkejut dan meminta informasi terkait.

Seorang pria asal Inggris mengatakan bahwa dia pernah tinggal di Tiongkok. Dia tahu bahwa jika seseorang berlatih Taichi atau Qigong lain di sebuah taman di Tiongkok, tidak ada masalah. Tetapi jika seseorang mengatakan bahwa dia berlatih Falun Gong, dia diborgol dan dikirim ke penjara. Dia akan berisiko kehilangan nyawanya.

Seorang pemuda telah mengetahui tentang pengambilan paksa organ hidup dari seorang praktisi Falun Gong oleh rezim Tiongkok yang melakukan kekejaman demi keuntungan di Tiongkok beberapa bulan yang lalu. Saat itu dia tidak menandatangani petisi yang menyerukan agar penganiayaan segera berakhir. Ketika bertemu dengan praktisi Falun Gong lagi kali ini, dia mengatakan telah memeriksa secara online dan mengetahui bahwa penganiayaan dan pengambilan paksa organ sangat kejam.

Seorang wanita muda mengatakan bahwa dia telah berlatih Falun Gong di Paris 15 tahun yang lalu. Kali ini dia melakukan lima perangkat latihan dengan para praktisi dan mengatakan bahwa dia berencana untuk melanjutkan latihannya setelah kembali ke Paris.

Seorang pria yang mengadakan pameran tanaman di stan di samping stan Falun Gong mengatakan bahwa dia merasakan energi murni yang dipancarkan saat praktisi mendemonstrasikan latihan Falun Gong.

Dukungan Publik di Bordeaux

Bordeaux adalah sebuah kota di barat daya Perancis. Ini adalah rumah bagi perkebunan anggur yang terkenal dan merupakan sumber anggur merah. Pada kesempatan Hari Hak Asasi Manusia Internasional pada tanggal 9 Desember 2017, praktisi Falun Gong mengadakan sebuah kegiatan untuk mengenalkan Falun Gong dan mengklarifikasi fakta di Human Rights Square. Mereka juga mengumpulkan tanda tangan pada sebuah petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan.

Seorang pejalan kaki menandatangani sebuah petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan Falun Gong di Tiongkok di Human Rights Square di Bordeaux pada tanggal 9 Desember 2017

Orang-orang terkejut dengan kejahatan mengerikan yang membunuh praktisi Falun Gong karena organ vital mereka, yang direstui negara oleh PKT. Banyak orang menandatangani sebuah petisi yang menyerukan agar penganiayaan segera diakhiri.

Seorang pengacara berbicara dengan seorang praktisi untuk waktu yang lama dan setuju untuk mengambil keseluruhan materi tentang kejahatan pengambilan paksa organ hidup di Tiongkok. Dia mengatakan berharap bisa membagikan informasi tersebut dengan lebih banyak rekan kerja dan orang-orang yang dia kenal.

Banyak wisatawan Spanyol berjalan melewati Human Rights Square hari itu. Beberapa bepergian dengan kelompok terdiri dari 20 orang. Semua anggota beberapa kelompok menandatangani petisi tersebut. Penandatangan lainnya termasuk pengunjung dari Skotlandia, New Caledonia, Madagaskar, dan La Reunion. Mereka menandatangani untuk mengungkapkan dukungan mereka terhadap praktisi Falun Gong.