(Minghui.org) Sebuah pawai melewati pusat kota Seoul menarik perhatian warga setempat dan para wisatawan pada tanggal 13 Oktober 2018. Pawai tersebut menampilkan keindahan Falun Gong (juga dikenal dengan Falun Dafa), mengekspos penyiksaan dan pelanggaran HAM di dalam penganiayaan Falun Gong di Tiongkok, serta menyerukan agar kekejaman tersebut diakhiri.

Para praktisi Falun Gong dari 10 negara dan wilayah di Asia berpartisipasi dalam acara ini, merupakan salah satu rangkaian kegiatan selama Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Asia 2018.

Falun Gong, juga disebut Falun Dafa, diperkenalkan ke publik oleh Guru Li Hongzhi pada tahun 1992. Sekitar 70 sampai 100 juta orang Tiongkok berlatih Falun Gong sebelum penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Ketika penganiayaan meningkat di Tiongkok, Falun Gong menjadi semakin populer di seluruh Asia setelah tahun 1999.

Praktisi Falun Gong dari 10 negara dan wilayah di Asia melakukan latihan bersama di Baekbeom Plaza di Seoul, Korea Selatan, pada 13 Oktober 2018

Pawai 13 Oktober menampilkan keindahan Falun Gong

Praktisi Falun Gong membawa spanduk dengan pesan seperti “Falun Dafa baik,” “Falun Gong tersebar di lebih dari 100 negara di dunia,” “Falun Dafa di Jepang.” Spanduk-spanduk tersebut terlihat berasal dari berbagai negara di Asia, antara lain Hong Kong, Indonesia, Taiwan, Thailand, dan Malaysia

Turis dari Daratan dan Warga Setempat Memberikan Komentar

“Saya belum pernah melihat pawai Falun Gong sebelumnya. Akan tetapi, saya mengetahuinya ketika menerobos firewall internet. Saya mengetahui sedikit tentang penganiayaan,” kata seorang turis dari Tiongkok utara. “Pengejaran mereka masuk akal dan legal. Penganiayaan politik terhadap keyakinan mereka adalah ilegal. Saya bersimpati [kepada Falun Gong]. Saya merasa takjub melihat begitu banyak praktisi di dalam pawai ini!”

“Saya tidak menyangka Falun Gong memiliki momentum seperti ini. Saya sungguh terkejut!” kata seorang wanita di sampingnya.

Warga setempat juga menyatakan dukungan mereka. “Saya merasa sedikit kecewa hari ini namun suasana hati saya berubah menjadi lebih baik setelah melihat pawai, sepertinya saya memperoleh kekuatan kembali,” kata Hong Minshu. “Saya tahu Falun Gong dianiaya di Tiongkok. Tetapi saya tidak tahu ada begitu banyak orang [di tempat lain] berlatih Falun Gong. Luar biasa!”

“Partai Komunis Tiongkok sangat jahat. Saya tahu tujuan dari pawai ini adalah mengubah situasi saat ini yang kekurangan kebebasan di Tiongkok,” ujar seorang pembisnis Korea. Dia juga memberi semangat untuk pawai: “Bagus sekali!”

Piao Qingnan yang bekerja di sekitar situ berkata, “Negara komunis yang tersisa di bumi ini adalah Tiongkok dan Korea Utara. Metode kultivasi yang begitu bagus dilarang di Tiongkok. Jika Partai Komunis Tiongkok tidak ada lagi di Tiongkok, latihan yang begitu bagus ini akan memberikan manfaat kepada banyak orang.”

Praktisi Falun Gong Berasal dari Semua Lapisan Masyarakat

Praktisi Falun Gong yang ikut dalam pawai berasal dari semua lapisan masyarakat. Di antara mereka adalah perenang terkenal, peraih medali Olimpiade Huang Xiaomin yang saat ini tinggal di Korea Selatan. Dia mengatakan berlatih Falun Gong membantunya menyingkirkan semua penyakit kronis dan penyakit yang disebabkan oleh tuntutan pelatihan bertahun-tahun. “Guru Li Hongzhi memberikan kehidupan kedua kepada saya,” katanya. “Praktisi Falun Gong di Tiongkok juga bagian dari Asia. Mereka masih di bawah penganiayaan dan tidak bisa bergabung dengan kami untuk menghadiri konferensi. Saya berharap penganiayaan akan segera berakhir.”

Perenang terkenal dan peraih medali Olimpiade Huang Xiaomin

Lin Lanying, seorang warga Korea keturunan Tiongkok, mengetahui tentang Falun Gong pada tahun 2001 dari bibinya seorang praktisi Falun Gong. Kebaikan hati dan kegigihan bibinya menyentuh hatinya.

Dia ikut berlatih pada tahun terakhir di perguruan tinggi dan bertahan ketika menghadapi tekanan akan didenda dan dikeluarkan. Profesornya membantu dia tinggal di kampus dan mengajar selama enam setengah tahun pasca kelulusan. Kemudian dia berimigrasi ke Korea Selatan.

“Kultivasi Falun Gong membantu saya menemukan arti kehidupan dan jalur kembali ke rumah,” katanya.

Lin Lanying, seorang warga Korea keturunan Tiongkok

Zhou Yaming, seorang pengusaha dari Malaysia, bertemu Falun Gong dalam perjalanan ke Inggris pada tahun 2006. Dia ikut berlatih setelah mendapat rekomendasi tentang Falun Gong setelah kembali ke Malaysia. Dia menghargai kesempatan untuk menghadiri kegiatan berskala besar di Korea Selatan.

Huang Yiren (kedua dari kiri) dan keluarganya ikut dalam pawai dengan mengenakan pakaian tradisional Indonesia. Dia pertama kali mengetahui Falun Gong ketika melihat berita tentang 36 praktisi Barat melakukan protes penganiayaan di Lapangan Tiananmen di Beijing pada tahun 2001. Dia mulai berlatih Falun Gong segera setelah membacanya. Istri dan ketiga anaknya mengikuti dia dalam latihan kultivasi jiwa dan raga ini.

Pawai dipimpin oleh Tian Guo Marching Band, dimulai dari Baekbeom Plaza dan melewati banyak tempat penting di Seoul, seperti Namdaemun (Gerbang Besar Selatan), Balai Kota, dan Gwanghwamun, gerbang utama dan terbesar dari Istana Gyeongbokgung.