(Minghui.org)

Guru mengajarkan,

“Di dalam agama Buddha diajarkan: “Manfaatkan waktu sebaik mungkin selama masih hidup, bila sekarang tidak berkultivasi, kapan baru akan berkultivasi?” “Harap anda pulang ke rumah menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk sungguh-sungguh berkultivasi.” (Zhuan Falun)

Setelah membaca kata-kata ini, saya memahami harus menambah waktu untuk belajar Fa dan mencari cara agar lebih efisien dalam mengklarifikasi fakta kebenaran.

Lebih dari sepuluh tahun terakhir, saya selalu cemas dalam mencari waktu yang cukup untuk melakukan Tiga Hal dengan baik. Untuk itu, saya mengatur hidup dengan makan makanan sederhana, berjalan cepat, dan sedikit tidur.

Walaupun ini hal bagus bagi saya untuk ketat mengikuti standar Fa, saya juga terus menerus merasa khawatir bahwa saya akan melakukan kesalahan. Jadi, saya merasa lelah, tertekan, dan tegang sepanjang waktu, menjadi sulit untuk menyelesaikan sesuatu.

Suatu hari saya bertanya pada diri sendiri, “Apa masalah fundamentalnya?” Ketika mencari ke dalam, saya melihat bahwa saya tidak memahami Fa secara rasional, juga tidak mampu menyeimbangkan berbagai aspek kehidupan saya. Ini menyebabkan saya berkultivasi secara ekstrem.

Berikut adalah beberapa pandangan yang ingin saya bagikan setelah mencari ke dalam.

Memanfaatkan Waktu untuk Berkultivasi, Namun Jangan Khawatir

Sekarang saya memahami bahwa kita harus menyayangi waktu yang tersisa untuk kita berkultivasi. Akan tetapi, kita tidak bisa melakukan sesuatu dengan terburu-buru, seperti membaca ceramah Zhuan Falun secara cepat tanpa mengetahui apa yang sedang kita baca. Kita hanya bisa belajar Fa dengan baik ketika hati kita tenang.

Jika pikiran kita selalu tegang, berusahalah selalu memanfaatkan waktu dalam jadwal kita untuk melakukan Tiga Hal, atau mengabaikan kebutuhan untuk istirahat dan makan yang layak, kita pasti akan menjadi tertekan dan cemas, sehingga sulit menjadi tenang saat belajar Fa.

Jika Kesadaran Utama anda tidak fokus saat belajar Fa, maka siapa yang sedang belajar Fa? Mungkin itu Kesadaran Sekunder anda atau suatu bentuk kehidupan lain? Apakah ini sebuah masalah sepele? Menjadi tertekan dan cemas itu adalah keterikatan manusia, dan harus dilenyapkan.

Kultivasi meminta kita belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan menyelamatkan makhluk hidup dengan belas kasih. Untuk melakukan ini, praktisi perlu memiliki hati yang tenang dan teguh, sabar, dan selalu memikirkan orang lain.

Walaupun kita diminta untuk ketat pada diri sendiri, kita seharusnya tidak selalu merasa cemas tentang melakukan kesalahan atau menjadi sangat berhati-hati.

Guru mengatakan,

“Setiap mengerjakan sesuatu masalah selalu sangat khawatir, saya pikir juga tidak perlu sedemikian terikat. Hubungan ini sangat sulit ditata, berpikir terlalu banyak adalah keterikatan; berpikir terlalu sedikit, sepertinya kita takut berbuat salah sesuatu persoalan. Saya pikir juga jangan sampai membuat pikiran menjadi begitu tegang, jadi saat kita mengerjakan sesuatu masalah, untuk masalah umum sekali dikerjakan seharusnya sudah tahu baik buruknya.” (“Uraian Falun Dafa”)

Guru juga mengajarkan kita,

“Xiulian Qigong justru berbalikan dengan latihan fisik, tidak diperlukan gerakan yang intensif, sekali pun ada gerakan juga lembut, perlahan, bulat, sangat lamban bahkan tidak bergerak dan diam.” (Zhuan Falun)

Saya menyadari fakta bahwa seseorang perlu meletakkan hatinya pada kultivasi, jangan melakukan hal-hal manusia biasa. Jika kamu menyadari selalu sibuk, lelah, dan gelisah, maka kamu perlu meluruskan pikiran Anda.

Saya tahu beberapa praktisi setempat sangat sibuk. Akan tetapi, ini sama sekali tidak bisa disamakan dengan gigih berkultivasi. “Kesibukan” mereka mungkin menjadi bentuk gangguan dari kekuatan lama. Kita harus dengan teguh menerobos setiap pengaturan dari kekuatan lama untuk kita.

Guru meminta kita untuk mengultivasi hati kita sambil belajar Fa, memancarkan pikiran lurus, dan menyelamatkan makhluk hidup. Beliau tidak meminta kita sibuk melakukan hal-hal manusia biasa.

Puisi “Mempunyai Tujuan,” Guru berkata,

“Membangun kuil dan menyembah Dewa sungguh sibuk,
Mana tahu yang mempunyai tujuan hanya kosong belaka;
Bodoh dan tersesat berkhayal jalan ke surga Barat,
Ibarat buta berjalan meraba di malam menggayung bulan dalam air.”

Jangan Melangkah ke Sisi Ekstrem

Saya perhatikan kadang-kadang saya beralih dari satu ekstrem ke ekstrem yang lain. Sebagai contoh, dalam upaya untuk “memanfaatkan waktu untuk berkultivasi,” saya berusaha menggunakan setiap detik. Akan tetapi, tidak perlu waktu lama sebelum saya menemukan bahwa itu adalah sangat sulit untuk menyeimbangkan hubungan saya dari hari ke hari. Ini menunjukkan bahwa saya tidak memahami Fa secara rasional.

Guru menjelaskan,

“Oleh karena pemahaman yang berbeda dari para pengikut, ada sebagian pengikut selalu berbuat dari ekstrem yang satu beralih ke ekstrem yang lain. Setiap membaca Fa yang saya tulis, lantas melakukannya secara berlebihan, hingga mendatangkan masalah baru lagi.” (Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Guru mengajarkan,

“Xiulian di tengah masyarakat manusia biasa, jika kalian tidak melangkah ke sisi ekstrem, secara formalitas yang berkaitan dengan manusia biasa mudah ditangani dengan baik.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Peringatan 25 Tahun Penyebaran Dafa”)

Guru juga mengatakan,

“… justru karena sering kali pekerjaan tersebut dilakukan sangat ekstrem, sehingga berefek sebaliknya, bisa terjadi demikian.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York Tahun 2015”)

Melakukan Secara Wajar

Dalam upaya mendapatkan tujuan khusus, saya menuntut pada diri sendiri, saya akan duduk dan mengambarkan rencana tindakan. Lalu, saya akan membagi tujuan utama saya menjadi tujuan-tujuan lebih kecil yang ingin saya capai.

Metode ini membuat saya fokus pada tingkat tertentu. Akan tetapi, dari perspektif lebih tinggi, saya melihat terlalu banyak tujuan atau terlalu banyak tujuan detail, bisa mendatangkan rintangan di sepanjang jalan.

Sebagai contoh, satu tujuan saya adalah membaca satu ceramah Zhuan Falun setiap hari. Saya sendiri melihat ini sangat bagus. Namun saat saya tidak membaca satu ceramah setiap hari, saya menjadi cemas dan tertekan. Suasana hati saya selalu bergejolak, sehingga hati saya menjadi sulit tenang.

Saya menyadari beberapa hal yaitu tidak hanya hati saya sama dengan hati manusia biasa, namun pikiran lurus saya juga sangat kurang. Pikiran dan perbuatan saya tidak merefleksikan sikap khidmat seorang pengikut Dafa.

Guru mengatakan,

Oleh karena itulah di dalam Xiulian setiap kali diajarkan untuk mengikuti keadaan secara wajar.” “… jika anda ingin mencapai suatu tujuan atas usaha manusia, juga tidak akan dapat tercapai.” (Zhuan Falun)

Saya akhirnya Sadar [Wu] bahwa seseorang perlu memahami prinsip Fa secara wajar, dan menyingkirkan keinginan untuk mencapai tujuan secara sengaja.

Dengan mengikuti ajaran Guru, percaya bahwa Guru telah mengatur segalanya bagi kita, dan memercayai kekuatan Fa, seseorang akan secara alami akan dibantu oleh para dewa dan lebih mudah menyelesaikan tugasnya.

Sebagai contoh, jika kita berencana untuk klarifikasi fakta di tempat wisata yang sering dikunjungi orang-orang Tiongkok, jangan berpikir, “Hari ini, tujuan saya adalah menyarankan 30 orang mundur dari Partai Komunis Tiongkok dan organisasi afiliasinya.”

Tanpa menetapkan tujuan di hati, mungkin kita bahkan melampaui apa yang dipikirkan semula, karena kita tidak akan dibebani oleh tujuan manusia kita, yang mana kekuatan lama menganggapnya sebagai celah kebocoran. Saya merasa lebih baik percaya pada Guru dan Fa dari pada menetapkan tujuan seenaknya bagi diri kita sendiri.

Kultivasi Bukanlah Berlomba dengan Waktu

Guru berkata,

“…karena Xiulian adalah suatu proses yang panjang, adalah suatu proses yang secara berangsur-angsur membebaskan diri dari keterikatan hati, tetapi anda perlu mematut diri dengan ketat.” (Zhuan Falun)

Walaupun Guru meminta kita agar mematut diri dengan ketat, kita juga perlu memahami prinsip Fa secara rasional dan tidak melangkah ke sisi ekstrem.

Hanya dengan berasimilasi dengan Fa dan menyingkirkan keterikatan manusia, baru kita memiliki kebijaksanaan besar, hati tenang, dan benar-benar memenuhi misi sakral kita di bumi ini!