(Minghui.org) Saya berumur 78 tahun, pensiunan kader dari pemerintahan Provinsi Hubei. Saya telah berlatih Falun Dafa selama 24 tahun.

Sebelum berlatih Falun Dafa, saya menderita segala macam penyakit, seperti anemia, masalah perut, TBC, bronkietasis, dan radang sendi. Segera setelah ikut berlatih, semua penyakit saya sembuh.

Di jalur kultivasi, saya telah mengalami banyak penderitaan dan kesulitan. Saya ingin berbagi beberapa pengalaman kultivasi saya.

Teguh Berlatih Falun Dafa; Mundur dari PKT di Depan Umum

Sejak 20 Juli 1999, rezim komunis membuat segala macam propaganda: menyiarkan di TV dan memublikasikan artikel-artikel kebohongan di surat kabar untuk menyerang Guru Li Hongzhi (pencipta) dan Dafa.

Praktisi merasakan tekanan dari segala penjuru: kantor polisi, tempat kerja mereka, dan komite manajemen komunitas setempat. Cara yang mereka gunakan bahkan melampaui Revolusi Kebudayaan.

Walaupun banyak orang sedang berlatih Dafa, mereka memiliki pemahaman yang kurang terhadap Guru Li dan Dafa. Di tempat kerja saya, ada delapan anggota Partai Komunis Tiongkok (PKT) ikut berlatih, namun saat terjadi penganiayaan, kebanyakan dari mereka berhenti.

Di malam hari, saya akan menangis menghadapi situasi ini. Saya berpikir, “Kebanyakan dari mereka berhenti berlatih, namun saya tidak akan berhenti.” Saya bisa melepaskan pekerjaan, atau keanggotaan PKT, tapi tidak dengan Dafa!

Begitu penganiayaan dimulai, saya berlatih di rumah sendiri untuk beberapa waktu. Kemudian saya berpikir: saya tidak seharusnya selalu berada di dalam rumah. Saya perlu keluar untuk menyampaikan fakta kebenaran Dafa kepada orang-orang.

Saya ikut paduan suara senior. Saya menggunakan waktu istirahat untuk memberitahu orang-orang bahwa Falun Dafa adalah Fa Buddha, dan mengajarkan orang untuk menjadi orang baik dengan mengikuti Sejati-Baik-Sabar.

Saya memberitahu mereka bahwa peristiwa bakar diri itu murni kebohongan, yang digunakan oleh Jiang Zemin, mantan pemimpin PKT, untuk memfitnah Falun Dafa.

Segera manajemen datang dan merasa keberatan saya berbicara tentang Falun Dafa. Jika tidak, mereka akan meminta saya keluar.

Mereka meminta saya pergi segera setelah itu.

Ketika saya sedang bekerja, tempat kerja menyelenggarakan sesi belajar bagi anggota PKT untuk menjamin mereka tetap royal kepada PKT. Saya ingin secara terbuka menyatakan keluar dari keanggotaan Partai Komunis, jadi saya mengirim pengajuannya.

Manajer telah berbicara beberapa kali dengan saya untuk meminta saya jangan keluar dari PKT tapi malah meminta saya melepaskan Dafa, namun saya menolaknya. Akibatnya, mereka menangguhkan pekerjaan putra saya.

Putra saya bekerja di perusahaan yang sama dengan saya, kemudian mereka memecatnya. Putra saya tidak bisa kembali bekerja sampai diganti manajemen baru; kemudian mereka meneleponnya kembali.

Tidak ada yang bisa mengubah keyakinan saya pada Dafa dan pergi berbicara kepada orang-orang tentang Dafa setiap hari.

Kemudian, saya belajar cara menjelajah internet. Lalu saya mulai membuat materi klarifikasi fakta di komputer dengan belajar dari praktisi lain.

Menyampaikan Brosur Klarifikasi Fakta kepada Direktur Biro Kepolisian

Ada lebih dari 200.000 praktisi mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin sejak Mei 2015. Dari bulan April sampai September 2017, petugas melancarkan “gerakan mengetuk pintu” untuk mengganggu praktisi.

Akibatnya, petugas polisi menangkap praktisi. Banyak tempat produksi materi praktisi dihancurkan juga.

Saya pernah menemukan sesuatu di website Minghui yang mengatakan seseorang harus memiliki kebebasan berkeyakinan dan pemerintah tidak menjalankan negara secara Konstitusi. Hal itu menyoroti bahwa berlatih Falun Dafa di Tiongkok adalah sah.

Saya mencetak dan membawanya ke kantor polisi supaya para petugas memahami fakta kebenaran sehingga tidak melakukan lebih banyak kejahatan. Jadi saya memutuskan untuk membawa beberapa brosur ini ke kantor polisi.

Saya mencari petugas polisi yang bertanggung jawab di wilayah kami. Seorang petugas polisi memberitahu saya bahwa petugas itu tidak berada di tempat. Jadi saya memutuskan untuk meninggalkan materi kepadanya. Begitu dia melihat ini adalah materi Dafa, dia meminta saya naik ke lantai atas dan berkata dia akan bersikap baik pada saya.

Segera, petugas polisi yang bertanggung jawab di wilayah kami kembali. Saya beranjak untuk menyalaminya dan tak terduga, dia mulai memaki saya.

Dia dengan marah berkata, “Beraninya kamu memberikan materi Falun Dafa kepada atasan saya!”

Dia terus berucap: “Saya akan mengirim beberapa orang untuk menggeledah rumah kamu, lalu mengirim kamu ke kamp kerja paksa untuk menyiksa kamu sampai mati!”

Saya berkata padanya, “Mohon jangan marah. Saya datang untuk memberitahu kamu tentang fakta kebenaran Falun Dafa. Pemerintah mengatakan menjalankan negara dengan mengikuti Konstitusi. Dan, adalah sah untuk berlatih Falun Dafa di Tiongkok.”

Saya melanjutkan: “Orang-orang dari seluruh negeri tahu bahwa orang yang berlatih Sejati-Baik-Sabar adalah orang terbaik. Kamu menganiaya Falun Dafa sebenarnya sedang melakukan kejahatan. Mengapa kamu tidak melihat materi ini?”

Dia memejamkan mata dan berkata, “Saya tidak akan menyentuhnya. Jangan coba-coba untuk mencuci otak saya.”

Dia terus menerus berkata saya seharusnya tidak memberikan informasi itu kepada atasannya.

Saya berkata, “Saya tidak tahu siapa atasan kamu. Mengapa kamu tidak memeriksa materi ini terlebih dahulu?” Dia masih menolak dan terus menerus memaki saya.

Lalu saya berpaling kepada beberapa petugas polisi lainnya dan berkata, “Mengapa kalian tidak memeriksa materi ini? Jika apa yang saya ucapkan hari ini tidak benar, kalian bisa melakukan apa pun yang kalian ingin lakukan.”

Petugas bertanya apakah saya masih berlatih, dan saya dengan tegas mengatakan “Ya!”

Ketika dia meminta saya untuk menandatangani dokumen, saya hanya menulis “Falun Dafa adalah baik!”

Lalu petugas itu berkata, “baiklah, saya telah memutuskan untuk menggeledah rumah kamu hari ini.”

Saya berkata padanya, “Bukankah kamu telah cape memaki saya begitu lama? Saya tidak balas memaki kamu, dan tidak membenci kamu. Malahan, saya berterima kasih kepada kamu.”

Lalu seorang petugas lainnya meminta saya pulang, jadi saya pergi. Tidak seorang pun datang untuk mengganggu saya sejak itu.