(Minghui.org) Saya ingin membagikan pengalaman kultivasi saya kepada para praktisi yang bekerja dalam pengelolaan finansial. Selain itu saya juga menjangkau bagi mereka yang terlibat dalam skema piramida. Saya menulis ini untuk mengingatkan dengan ramah, bukan untuk memamerkan diri.

Suami saya pernah bermain dalam bursa saham dan menghasilkan uang. Ketika ia sibuk, saya mengambil alih pekerjaannya dan menghasilkan uang juga. Saat itu saya masih belum berlatih Falun Dafa.

Saya ingin menghasilkan banyak uang, jadi saya menyimpan sebagian di tabungan kami dan sebagian lagi ke dalam bursa saham, serta membeli sejumlah saham tertentu senilai 18,6 RMB per saham. Namun bursa saham semakin turun setiap hari, dan nilainya turun hingga 6,2 RMB per saham. Saya tidak menjualnya, sebaliknya membeli lebih banyak dengan harga yang murah, agar bisa menjual mereka ketika harga per sahamnya meningkat. Jadi saya tetap membeli beberapa saham. Perasaan saya naik-turun mengikuti keadaan bursa saham. Saya tidak bisa makan ataupun tidur dengan baik, dan menjadi sangat cemas.

Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tanggal 4 Mei 2009. Saya sangat beruntung memiliki kesempatan berharga untuk berkultivasi. Setelah mempelajari artikel Guru, saya menyadari tidak seharusnya saya bermain dengan bursa saham. Saya memutuskan untuk menjual saham, bahkan ketika harganya sedang meningkat. Keesokan harinya saya menyalakan komputer dan harga saham masih tetap rendah.

Saya berkata pada Guru dalam hati saya, “Guru, saya akan menjual seluruh saham jika harganya naik dan saya akan meninggalkan pasar saham selamanya.” Tiba-tiba layar komputer menjadi gelap.

Saya merasa bahwa ini adalah petunjuk dari Guru. Tapi saya khawatir semua saham saya akan hilang karena saya masih belum keluar dari sistem saham online dengan benar. Saya menangis dan terus menangis sampai kelelahan. Hati saya hancur. Keterikatan hati saya pada kepentingan pribadi benar-benar kuat.

Pada saat itu saya mendengar ada suara berkata, “Datang mendapatkan Dafa merupakan kesempatan sekali dalam berjuta-juta tahun.” Perkataan itu menyadarkan saya. Saya memanggil Guru karena khawatir Guru akan meninggalkan saya. Saya tidak lagi khawatir soal saham. Saya berkata bahwa saya akan mengikuti Guru untuk kembali ke asal. Ketika saya kembali menyalakan komputer, komputernya sudah berfungsi seperti semula. Lalu saya menjual seluruh saham dan kehilangan dua per tiga dari uang saya. Maka saya keluar dari investasi bursa saham selamanya.

Saya sangat tenang. Suami saya kelelahan saat ia pulang bekerja. Ia bersandar ke pintu dan bertanya, apakah benar saya menjual seluruh saham itu. Saya menjawab dengan tegas “ya” dan memberitahu dia bahwa saya yang sekarang adalah praktisi sejati.

Dafa penuh kekuatan, namun juga khidmat. Meski saya kehilangan uang dalam saham, saya memperoleh pendapatan dari bisnis saya. Setelah melepaskan keterikatan pada kepentingan pribadi, saya dapat memusatkan seluruh perhatian saya saat sedang menghafal Fa dan melakukan latihan Gong. Saya mencoba sebisa mungkin melakukan tiga hal dengan baik. Suami dan anak saya juga menjadi praktisi Falun Dafa. Keluarga kami kini harmonis.

Ketika praktisi lain meminta agar saya membagikan pengalaman saya enam tahun yang lalu, saya menceritakan pada mereka kisah saya saat menjual saham. Banyak dari mereka yang terharu. Sebagian memuji dan berkata bahwa saya praktisi baru yang luar biasa, dan mereka juga menjual saham mereka untuk mengikuti Guru kembali ke asal kami yang sejati.

Suatu hari seorang mantan praktisi mengunjungi saya dan bertanya apakah saya dan suami tertarik untuk menginvestasikan 30 ribu yuan ke dalam saham, dengan demikian kami akan mendapatkan ratusan ribu yuan. Dia sendiri telah melepaskan Falun Dafa dan mencoba menyeret praktisi lain untuk berinvestasi mengikuti rencananya. Sejumlah praktisi lama setuju untuk berinvestasi dengan dia. Saya mencoba berbicara dengannya dari perspektif Fa. Namun dia berkata bahwa investasi ini berbeda dengan skema piramid sedangkan banyak praktisi di luar negeri juga melakukan hal yang sama.

Rekan praktisi, harap berpikirlah dengan jernih. Kita seharusnya tidak menghancurkan diri kita hanya dikarenakan keterikatan pada kepentingan pribadi atau perolehan. Kita tidak boleh melupakan tujuan kita dan apa yang kita nanti-nantikan. Harap sadarlah. Waktu semakin mendesak. Guru mengharapkan kita untuk kembali ke asal.