(Minghui.org) Tidak lama setelah liburan musim panas berakhir, musik latihan Falun Gong bisa terdengar di Sekolah Mantessori di Guasave, di negara bagian Sinaloa.

Dua relawan praktisi Falun Gong mengajarkan cara melakukan metode latihan kelima dari Falun Gong, yaitu meditasi kepada para murid di salah satu ruang kelas.

Atas undangan Kepala Sekolah Milian, praktisi telah mengajarkan Falun Gong (juga disebut Falun Dafa) sebagai bagian dari kelas pendidikan damai di sekolah itu selama tiga tahun.


Para murid berlatih Falun Gong di Sekolah Montessori Guasave di Sinaloa pada tanggal 19 Agustus 2018

Pendidikan Metode Montessori dikembangkan oleh Maria Montessori, suatu pendekatan yang berpusat pada anak berdasarkan pengamatan ilmiah pada anak-anak dan telah digunakan selama lebih dari 100 tahun di banyak bagian dunia. Metodenya berusaha untuk mengembangkan anak-anak secara fisik, sosial, emosional, dan kognitif dalam lingkungan belajar yang penuh pemikiran.

Sebuah kelas damai diwajibkan di setiap kelompok umur: 3 sampai 6, 6 sampai 9, dan 9 sampai 12. Menjadi umat Katolik yang taat, Milian telah mencari kurikulum yang baik untuk kelas damai ini karena dia tidak puas dengan status quo.

Pada satu kesempatan, Milian mengunjungi “Pameran Seni Internasional Zhen-Shan-Ren” yang diselenggarakan oleh praktisi Falun Gong setempat dan mempelajari tentang latihan kultivasi tradisional ini. Tersentuh dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar dan kesaksian bahwa hampir dua dekade perlawanan damai terhadap penganiayaan, Milian memutuskan untuk mengundang praktisi mengajarkan Falun Dafa di sekolahnya.

Anak-anak bermeditasi

Mengajar dengan Cara Memberi Contoh

Ketika praktisi memasuki ruang kelas setiap hari Jumat, mereka dikelilingi oleh anak-anak dengan gembira berseru “Falun Dafa ada di sini!” Setelah beberapa pelukan hangat, anak-anak duduk di lantai dengan kaki disilang untuk mempelajari latihan kultivasi kuno ini.

Praktisi menyiapkan materi dan ide untuk menyampaikan konsep yang mereka ajarkan dengan lebih baik.

Di buku Zhuan Falun, Guru Li berkata:

“Ketika dia mencaci orang lain, atau sewenang-wenang kepada orang lain, dia akan melemparkan De pada orang lain, sedangkan orang lain termasuk yang dipersalahkan, pihak yang dirugikan, pihak yang mengalami penderitaan, maka diberi kompensasi. Di sini dia mencacinya, bersamaan dengan caciannya, maka dari lingkup ruang medannya terbang segumpal De dan jatuh pada tubuh orang lain. Makin berat dia mencaci, De yang diberikan kepada orang lain juga makin banyak. Memukul orang, atau sewenang-wenang pada orang lain, juga sama.” (“Ceramah 1”)

Untuk mengajarkan konsep tentang “De,” zat putih, dan karma, zat hitam, mereka menggunakan lembaran kertas putih dan hitam untuk mewakili kedua zat ini yang eksis di dimensi lain.

Suatu kali saat membagikan para murid ke dalam dua kelompok untuk memperagakan pertukaran De dan karma, tidak ada seorang pun ingin berpura-pura untuk mencaci karena akan kehilangan zat putih mereka.

Di kelas lainnya, untuk memperagakan proses melepaskan keterikatan hati, praktisi membawa bak air, botol, dan kerikil kecil. Setiap kerikil memiliki konsep manusia yang buruk yang tertulis padanya, seperti iri hati, pamer, mentalitas bersaing, dan lain-lain.

Mereka memasukkan kerikil ke dalam botol, menutupnya dengan rapat, dan meletakkan botol ke dalam bak air. Kerikil itu membuat botol tenggelam sampai ke dasar bak air. Mereka harus mengeluarkan banyak kerikil sebelum botol mulai mengapung.

Guru berkata:

“Sebagai sebuah contoh: sebuah botol diisi penuh dengan benda kotor, lalu disumbat rapat, dan dilemparkan ke dalam air, ia akan langsung tenggelam sampai ke dasar. Bila anda menuang ke luar kotoran yang ada di dalam, makin banyak dituang, ia akan makin tinggi mengapung, jika seluruhnya dituang ke luar, ia akan mengapung sepenuhnya.” (“Ceramah 1,” Zhuan Falun)

Anak-anak menonton, mendengarkan, dan memahami.

Mereka juga melakukan permainan dan membuat kerajinan di kelas untuk mempelajari konsep tentang Sejati-Baik-Sabar.

Sebelum Hari Natal, mereka membuat bunga lotus dari kertas dan kartu ucapan Hari Natal. Anak-anak menyukai cerita tentang bunga lotus yang tetap bersih dan murni walaupun akarnya ada di lumpur.

Postingan di halaman Facebook sekolah tentang kelas Falun Gong di sekolah

Kepala sekolah Milian sering mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada praktisi karena murid-muridnya benar-benar menyukai kelas Falun Dafa dan dia bisa melihat betapa berharganya ajaran Falun Dafa untuk dunia hari ini.