(Minghui.org) Sebelum saya mulai berlatih Falun Dafa, saya selalu memberi perintah kepada suami dan anak laki-laki saya sebelum mereka meninggalkan rumah. Mereka mengeluh bahwa saya terlalu negatif, namun saya merasa bahwa saya menunjukkan pada mereka betapa besar kepedulian saya dan itu semua demi kebaikan mereka. Saya bertindak seakan-akan mereka tidak bisa membedakan benar dan salah, dan saya tidak menyadari bahwa sayalah yang bermasalah.

Setelah saya mulai berlatih Falun Dafa, saya terus bertingkah seperti ini hingga dua kejadian membuat saya mengenali bahaya yang diakibatkan oleh pikiran negatif.

Di desa, kami memasak dengan batang jagung yang kering dan kuat di musim semi. Suatu kali, ketika suami saya menggunakan batang jagung untuk memasak, saya melihat betapa tajamnya ujung batang jagung tersebut dan berpikir, “Jangan sampai tanganmu terluka.” Ibu jarinya langsung terluka dalam.

Kejadian kedua berhubungan dengan cucu perempuan saya. Dia baru saja lahir dan belum bisa merangkak. Saya cemas ia akan jatuh dari kasur karena kasur tersebut lebih tinggi dari kasur-kasur pada umumnya. Jadi saya membeli matras busa untuk menutupi lantai sekitar tempat tidur.

Dua hari kemudian, menantu perempuan saya datang berkunjung untuk makan. Kami berdua mendengar suara dentuman keras. Kami berlari ke kamar tidur untuk memeriksa bayinya dan menemukannya terbaring di lantai dengan wajah menghadap ke atas. Tampaknya ia berguling dan kemudian jatuh ke lantai. Tapi dia bahkan belum bisa merangkak, jadi bagaimana mungkin ia jatuh seperti ini? Saya menjadi waspada.

Guru berkata,

“Segala keterikatan hati asalkan masih anda miliki, lewat berbagai situasi harus dikikis habis. Anda dibiarkan terjungkal, agar dapat sadar akan Tao, demikianlah Xiulian itu berlangsung.” (“Ceramah 4” dalam Zhuan Falun)

Saya perlahan-lahan bercermin dari dua kejadian ini dan menyadari pikiran negatif datang dari keterikatan emosional saya terhadap anggota keluarga. Sebagai seorang praktisi, memegang erat keterikatan akan mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Seseorang tidak dapat benar-benar membantu anggota keluarga, apalagi menyadarkan makhluk hidup, sambil berpegangan pada emosi. Saya memutuskan untuk berkultivasi dengan serius, menyingkirkan keterikatan yang membentuk pikiran negatif, dan menyingkirkan konsep manusia biasa saya.

Mengubah Konsep Pikiran yang Terbentuk Sebelumnya tentang Keluarga

Di Tiongkok saat ini, sudah menjadi aturan tidak tertulis bahwa setelah pasangan muda memiliki anak, anak tersebut umumnya akan diasuh oleh neneknya. Terlebih lagi, ibu mertua diharapkan untuk mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan rumah. Bila pasangan muda tersebut tidak puas, mereka dibenarkan untuk mengkritik orang yang lebih tua.

Guru berkata,

“…Keadilan, persaudaraan, kesopanan dan keyakinan semuanya tak eksis lagi Hanya dikarenakan hati manusia telah berubah

Etika kehidupan kian hari kian merosot, semua orang bantu mendorong arus

Aneka ragam bencana semuanya bersandang di kepala”

(“Mengapa Banyak Bencana?” dalam Hong Yin III)

Sebagai seorang ibu mertua dan seorang praktisi Dafa, saya tahu cara yang benar untuk memperlakukan anak kecil dengan baik adalah dengan mengajarkan mereka prinsip-prinsip Falun Dafa “Sejati-Baik-Sabar” daripada hanya memberikan mereka uang atau melakukan pekerjaan rumah.

Ketika menantu perempuan saya (sebelum pernikahan mereka) mengunjungi rumah saya saat Imlek, saya memberinya sebuah cincin emas murni yang diwariskan dari ayah mertua saya. Beberapa keluarga saya cemas jika dia tidak menikahi anak laki-laki saya dan kemudian menolak untuk mengembalikan cincin tersebut, akan melukai saya. Namun, saya sangat tenang karena saya seorang praktisi dan tidak mencari apa pun.

Setelah ia menikahi putra saya, saya memperlakukannya layaknya putri saya sendiri. Jika kami berbelanja bersama, kami berdua akan berusaha untuk membayar tagihannya. Suatu kali kami membeli sepatu untuknya. Penjual sepatu tersebut berkata, “Kalian tidak tampak seperti ibu dan anak, tapi terasa seperti ibu dan anak.”

Saya berkata bahwa kami adalah ibu mertua dan menantu. Dia berkata, “Saya iri dengan hubungan baik kalian. Tidak banyak orang seperti anda dan menantu anda, yang bisa menghadapi satu sama lain dengan harmonis.”

Saya berkata kepadanya bahwa saya berlatih Falun Dafa, mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, dan memperlakukan semua orang dengan baik, apalagi terhadap menantu saya.

Kini cucu perempuan saya berusia enam tahun, dan ibunya yang merawatnya. Keluarga saya sepenuhnya memahami dan mendukung keterlibatan saya dalam proyek-proyek Dafa, dan mereka diberkahi kesehatan dan keamanan dengan saya berlatih Dafa.

Menampilkan Belas Kasih Sejati

Dua rekan praktisi dan saya pergi ke sebuah desa untuk menyebarkan materi informasi mengenai Dafa. Kami menjadi terpisah. Ketika saya keluar dari sebuah rumah, mereka meminta kami untuk pergi karena ada dua orang pria telah mengancam untuk melaporkan kami ke polisi. Mereka mengisyaratkan kepada saya bahwa itu adalah dua pria paruh baya yang berdiri tidak jauh dari sana.

Saya tahu bahwa jika kami pergi seperti ini, terlepas mereka akan melaporkan kami atau tidak, sebuah pikiran buruk akan menempatkan mereka dalam bahaya. Jika mereka tidak memiliki kesempatan untuk mendengar informasi akurat mengenai Dafa, mereka mungkin mengalami malapetaka di masa depan ketika PKT bertanggung jawab atas kejahatannya.

Belas kasih saya muncul. Saya memohon kepada Guru untuk menguatkan pikiran lurus saya untuk memberikan mereka kesempatan mendengar fakta. Jadi saya berjalan ke arah mereka dengan hormat. Salah satu dari merka berkata, “Mengapa anda masih belum pergi juga? Jika anda tidak pergi, saya akan melapor kepada polisi.” Dia mengeluargkan telepon genggamnya.

Saya tersenyum dan berkata, “Tenang, anda tidak usah terburu-buru. Dengarkan saya dulu dan kemudian putuskan.” Sementara itu, saya memancarkan pikiran lurus untuk melenyapkan elemen jahat di belakangnya.

“Anda mungkin tidak tahu mengapa kami datang untuk memberi tahu anda mengenai Falun Dafa. Banyak orang telah percaya kebohongan yang Jiang Zemin katakan kepada dunia dan alhasil membenci Dafa. Coba anda pikirkan. Falun Dafa menggalakkan Sejati-Baik-Sabar, dan pengikutnya menyesuaikan diri mereka dengan prinsip ini. Bagaimana bisa anda berkata itu tidak bagus?”

Saya melanjutkan, “Ratusan juta orang di lebih dari seratus negara berlatih Dafa. Jika ia tidak bagus, apakah mungkin ada sekian banyak orang yang berlatih? Mengapa orang-orang ini tidak meninggalkannya setelah PKT memulai tindakan kejinya hampir 20 tahun yang lalu? Jiang Zemin menggunakan Partai untuk menganiaya Dafa dan pengikutnya. Partai tersebut telah melakukan kejahatan yang sangat buruk dan akan diminta bertanggung jawab atas kejahatannya oleh langit.”

“Cara untuk menyelamatkan diri anda sendiri adalah untuk mundur dari keanggotaan PKT. Itulah mengapa kami datang ke desa anda. Orang bijak di sini telah memilih untuk mundur dari Partai untuk tetap aman. Anda tidak seharusnya mengikuti Jiang Zemin dengan mengakui kejahatannya terhadap praktisi. Apa yang baru saja anda katakan dikarenakan oleh kebohongan Jiang mengenai Dafa. Jika anda tahu kebenarannya, anda tidak akan melaporkan orang baik meski anda diminta berbuat demikian.”

Dia tampak malu dan setuju untuk mundur dari Perintis Muda dan Liga Pemuda Komunis menggunakan nama samaran. Pria lainnya menggunakan nama aslinya untuk mundur dari Partai dan kedua organisasi mudanya. Mereka berlaku layaknya orang yang berbeda sesudahnya. Jika saya hanya mementingkan keselamatan saya sendiri dan segera pergi, hasilnya akan sangat berbeda. Ketika kita mengubah pikiran kita sesuai dengan standar Dafa, kekuatan istimewa Dafa akan termanifestasi.

Seperti yang Guru katakan,

“…Menyelamatkan semua makhluk hidup,Paham berubah, Yang busuk dipadamkan,Yang bercahaya bersinar dengan terang.” (Kehidupan yang Baru” dari Hong Yin I )

Dalam mengulas 22 tahun saya berlatih Dafa, saya berubah dari seorang yang sakit, pemalu, dan egois menjadi seorang yang sehat, belas kasih dengan pikiran terbuka, yang akan selalu berterimakasih atas bimbingan Guru. Kapanpun saya gagal berkultivasi dengan baik, saya sangat menyesal. Saya harus dengan rajin melakukan hal-hal yang praktisi harus lakukan agar tidak mengecewakan Guru.