(Minghui.org) Saya telah berlatih Falun Dafa selama tiga tahun. Selama berkultivasi, tidak hanya kesehatan saya yang meningkat dan pikiran saya dimurnikan, tetapi juga melenyapkan kebencian selama 20 tahun yang saya rasakan terhadap ayah.

Musibah di Keluarga Saya

Saya dibesarkan di pedesaan, hidup dalam keluarga bahagia beranggotakan empat orang. Ibu saya adalah orang yang periang dan ceria, sedangkan ayah lebih tertutup. Saya juga punya adik perempuan.

Ayah dulu bekerja di pabrik pencelupan, dan sering terpapar pewarna beracun yang memengaruhi kesehatan mentalnya. Dia mudah lelah, menjadi cepat marah dan kasar, baik secara verbal dan fisik. Jadi, dia berhenti bekerja.

Kapan pun kondisi ayah sehat, ekspresi di matanya menakutkan, dingin, dan galak. Saya sengaja menghindari kontak mata dengannya, karena hal kecil apa pun berpotensi memicu kemarahannya. Untuk melindungi adik perempuan dan saya, ibu akan menjadi target utama ayah. Dia akan menjadi marah, kadang-kadang menyeret rambut ibu dan membenturkan kepalanya ke dinding. Sering kali, saya dan adik perempuan meminta tetangga kami untuk menghentikan ayah.

Ibu berpikir untuk bercerai berkali-kali. Dia akan meninggalkan rumah dan ke rumah nenek berkali-kali. Setiap kali, dia akhirnya kembali, karena mengkhawatirkan saya dan adik perempuan.

Ibu juga mencoba bunuh diri beberapa kali. Suatu hari, dia meminum botol berisi pestisida. Saya segera berlari ke tetangga dan meminta bantuan. Ibu terbaring di tanah, mulutnya berbusa. Tetangga kami memberinya air pekat untuk diminum agar dia bisa memuntahkan pestisida. Segera setelah itu, dibawa ke rumah sakit.

Beberapa kali ayah dibawa ke rumah sakit jiwa untuk perawatan. Setelah semua tabungan keluarga habis untuk pengobatannya, kondisinya tidak kunjung membaik.

Tumbuh dalam ketakutan terhadap ayah dan simpati untuk ibu, saya menjadi tertutup. Saya membenci ayah. Saya benci kenyataan bahwa saya dilahirkan dalam keluarga seperti itu, dan saya akan menghindari berbicara dengannya. Jika karena suatu alasan saya harus keluar dengannya, saya akan menjaga jarak, karena saya tidak ingin orang lain mengira bahwa saya adalah putranya.

Penganiayaan ibu berlanjut sampai suatu hari dia meninggalkan rumah kami dan menceraikan ayah. Ibu tidak pernah kembali ke rumah lagi. Dia bekerja keras, dan secara teratur mengirim uang pada saya dan adik perempuan agar kami bisa melanjutkan sekolah.

Hati saya penuh dengan ketakutan dan kebencian terhadap ayah. Karena dia, saya merasa kami tidak bisa memiliki keluarga yang normal. Kadang-kadang saya bahkan berharap dia mati.

Kultivasi Dafa Melenyapkan Kebencian Saya

Setelah lulus kuliah, saya tidak mendapatkan pekerjaan yang bagus. Jadi saya mengalami depresi.

Saya bermimpi menjadi kaya, jadi saya mulai meminjam uang untuk bermain saham. Selama beberapa waktu saya mendapat uang dan bangga pada diri sendiri. Tetapi segera, karena runtuhnya platform keuangan di Tiongkok, saya kehilangan semua uang dalam semalam, termasuk tabungan ibu selama bertahun-tahun. Ini menambah utang bank saya yang berjumlah puluhan ribu yuan.

Saya berakhir di pusat penahanan selama lebih dari sebulan, yang ternyata menjadi titik balik dalam hidup saya.

Saat berada di pusat penahanan, seorang praktisi Falun Dafa, yang ditahan secara ilegal, berbicara tentang Dafa pada saya. Saya tersentuh oleh ketulusan dan kebaikannya. Saya mengerti: Saya datang ke dunia ini untuk Dafa.

Saya mulai berlatih Falun Dafa. Setelah membaca buku utama Falun Dafa Zhuan Falun beberapa kali, saya tidak lagi depresi. Kesehatan saya meningkat, begitu pula karakter saya. Saya menjadi orang yang bahagia. Pandangan saya terhadap ayah juga berubah. Saya merasa kasihan padanya dan ingin memperkenalkan Dafa kepadanya. Tetapi karena dia tidak stabil secara mental, saya menundanya.

Suatu hari, bibi menelepon dan memberi tahu saya bahwa ayah menderita hematuria. Saya bergegas pulang. Dia kurus dan lemah. Saya menawarkan untuk membawanya ke rumah sakit, tetapi dia menolak dan marah. Di malam hari, saya mendengar dia mengerang, “Saya tidak tahan lagi dengan rasa sakit ini. Tolong biarkan saya mati!”

Saya sangat khawatir, jadi saya menelepon bibi dan paman. Saat mereka muncul, mereka tidak mau terlibat. Pertama, mereka tahu saya berutang bank dan takut saya meminta uang pada mereka. Kedua, tidak satu pun dari mereka menyukai ayah. Dia sering pergi ke rumah bibi dan paman serta menyebabkan masalah bagi mereka. Saya bahkan mendengar bibi berkata pada paman, “Mengapa ada orang yang mau mengeluarkan uang untuk merawatnya? Dia tidak akan membuat masalah bagi orang lain jika dia mati!” Saya merasa tidak enak mendengar saudara kandung perempuan ayah berbicara tentang dia seperti itu. Saya ingat bahwa dulu saya berharap kematian menimpanya.

Ayah dibawa ke rumah sakit. Diagnosis menunjukkan bahwa dia mungkin secara tidak sengaja memakan racun tikus, mencegah pembekuan darah. Dokter mengatakan ayah beruntung bisa datang ke rumah sakit tepat pada waktunya.

Saya membayarkan hampir semua uang saya untuk deposit rumah sakit. Setelah perawatan satu malam, sakit ginjal ayah berkurang. Sayangnya, sifat buruknya kambuh. Dia mengutuk seorang perawat, mengutuk saya, dan melemparkan makanan yang saya bawa ke lantai.

Saya memikirkan Dafa. Saya berkata pada diri sendiri untuk tidak marah, jadi saya hanya membersihkan lantai. Kemudian, saya duduk di sampingnya dan mencoba berbicara dengannya. Saya percaya dia merasa saya sangat peduli padanya, dan dia perlahan-lahan menjadi tenang.

Saya pikir saya berbicara dengannya pada hari itu setelah lebih dari 20 tahun terakhir. Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia terus menyeka matanya. Ini adalah pertama kalinya saya melihat ayah menangis. Belakangan, saya mengerti alasannya.

Guru berkata:

“...apabila seseorang adalah sepenuhnya demi kebaikan orang lain, sedikitpun tidak ada pemikiran dan tujuan untuk diri sendiri, perkataan yang diucapkannya akan membuat orang lain meneteskan air mata.” (“Sadar Jernih”, Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju)

Keesokan harinya, seorang perawat memberi saya tagihan. Semua uang jaminan telah habis, dan rumah sakit tidak akan melanjutkan perawatan ayah tanpa pembayaran lebih lanjut. Saya menelepon bibi dan paman. Mereka menutup telepon saya, mengatakan bahwa mereka tidak punya uang untuk dipinjamkan.

Saya meminta bantuan Guru Li (pencipta Falun Dafa). Sungguh menakjubkan, ponsel saya segera berdering. Itu ibu. Dia berhasil meminjam sejumlah uang dari salah satu kerabatnya. Itu menutupi biaya seluruh perawatan rumah sakit. Ketika saya membawa ayah pulang yang sudah sembuh total, saya berterima kasih kepada Guru atas belas kasih Guru!

Diberkati Setelah Mengetahui Fakta Kebenaran

Ayah tampak bersemangat. Saya membelikannya baju baru dan ponsel baru. Sebulan kemudian, ketika saya melihatnya lagi, dia jelas sakit jiwa: Saya menemukan telepon baru dan kartu bank yang saya berikan padanya di tempat sampah.

Tiba-tiba ayah menyuruh saya mengunci pintu depan. Saya menutup pintu tetapi tidak menguncinya. Saya melihat tatapan dingin dan galak yang familiar di matanya. Dia mengutuk, memegang kerah baju saya. “Sudah kubilang kunci pintunya! Apa kamu ingin dipukul?”

Dulu saya akan keluar dari pintu dan pergi. Tetapi, saya ingat prinsip Sejati-Baik-Sabar. Saya merasakan kedamaian dan sinar matahari di sekitar saya. Saya tersenyum pada ayah dan berkata, “Saya akan mengunci pintu.” Dan saya melakukannya.

Ayah duduk di bangku. Matanya berputar. Saya tahu bahwa jiwa utamanya tidak jelas pada saat itu. Saya ingat bagaimana Dafa telah menyembuhkan depresi saya dalam semalam. Saya pikir Dafa juga dapat menyelamatkan ayah,

Saya memancarkan pikiran lurus. Dalam hati saya melafalkan “Falun Dafa baik! Sejati-Baik-Sabar baik!”

Saya terus berbicara dengan ayah. Ketika dia tampak kembali ke perilaku normal, saya mulai mengklarifikasi fakta kebenaran Dafa dan kejahatan PKT. Dia berbicara sesekali. Ketika saya menyarankan dia untuk mundur dari organisasi PKT. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah bergabung, sementara saya tahu dia pernah menjadi anggota Pionir Muda ketika dia di sekolah.

Setelah kejadian itu, setiap kali saya melihat ayah, saya mengklarifikasi fakta padanya. Ayah hampir selalu pendiam. Saya tahu dia mendengarkan. Kadang-kadang, matanya menjadi dingin dan liar, jadi saya berhenti berbicara dan melafalkan “Falun Dafa baik! Sejati-Baik-Sabar baik” dalam hati. Matanya akan hangat.

Ketika saya pergi dengan ayah, saya tidak lagi menjaga jarak darinya. Saya berjalan di sampingnya. Saya memintanya untuk mundur dari PKT, dan dia setuju..

Ketika saya mengunjungi ayah akhir tahun 2019, saya menemukan dia sangat bersemangat. Dia telah menanam banyak sayuran di kebun. Saya terkejut. Dia biasa membuang barang-barang keluarga, dan terus merusak bunga dan sayuran yang tumbuh di kebun. Saya tidak menyangka dia bisa menanam, apalagi merawat kebun sendiri!

Ketika dia melihat saya, dia dengan bersemangat menunjukkan kepada saya apa yang telah dia tanam. Dia juga menunjuk ke suatu daerah di mana dia berencana untuk segera menanam pohon buah-buahan. Dia bahkan bertanya tentang bagaimana kehidupan dan pekerjaan saya, yang tidak terjadi setidaknya selama 10 tahun. Ayah normal yang saya kenal ketika saya masih kecil telah kembali! Tetangga kami juga semua terkesan dengan perubahan dramatis ayah.

Dafa benar-benar telah melenyapkan kebencian saya terhadap ayah. Ayah, segera diberkati setelah dia memahami fakta kebenaran dan mundur dari organisasi PKT.