(Minghui.org) Para koordinator Falun Dafa di lima daerah Taiwan Tengah berkumpul di Xiluo, Daerah Yunlin, pada tanggal 11 – 12 Januari 2020, untuk kegiatan belajar Fa bersama. Mereka juga berbagi pengalaman terhadap situasi-situasi berbeda yang dihadapi para koordinator, seperti membantu praktisi berkultivasi agar lebih gigih maju, meningkatkan Xinxing (karakter atau watak), serta upaya sebagai satu tubuh agar lebih efektif meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok.

Koordinator praktisi di Taiwan Tengah, Daerah Yunlin belajar Fa bersama dan saling berbagi pengalaman.

Latihan bersama di pagi hari.

Praktisi dari Kota Kaohsiung sangat antusias untuk berpartisipasi dalam acara ini. Mereka menceritakan pengalaman berharga dalam kultivasi mereka serta upaya mereka untuk mengakhiri penganiayaan. Pengalaman tersebut telah menyentuh hati setiap orang.

Menciptakan Lingkungan untuk Belajar Fa Bersama

Kai, seorang guru, menceritakan pengalamannya dalam menyelesaikan konflik dengan rekan kerjanya yang juga praktisi. Setiap orang memiliki gagasan berbeda dan sulit mencapai kesepakatan. Dia menyadari bahwa satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik secara efektif adalah belajar Fa bersama, jadi dia memutuskan untuk mengajak semua orang di tempat kerjanya membaca buku Dafa bersama-sama. Dia juga memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk menyampaikan pendapat mereka dalam lingkungan yang lebih santai, seperti sambil menyantap makanan.

“Semakin baik kita berkultivasi, semakin efektif proyek kita dalam membantu orang-orang dalam mendapatkan informasi lebih detil tentang Falun Dafa dan penganiayaan. Semua orang memperoleh manfaat dari sesi belajar Fa, dan meningkat secara bersamaan,” jelasnya.

Huiling dari Daerah Yunlin menceritakan pengalamannya yang membuat ia menyadari betapa pentingnya belajar Fa. Beberapa tahun yang lalu saat masih bekerja di Taipei, dia menemui kesulitan dalam kultivasinya dan menjadi sangat tertekan. Untungnya ada rekan praktisi yang mendorongnya untuk belajar Fa dan menemaninya ke kelompok belajar Fa setiap hari. Huiling berhasil mengatasi konsepnya tentang menghadiri belajar Fa bersama, seperti tempat itu terlalu jauh, atau hanya membuang waktu, dan sebagainya. Dan dia sekarang tidak melewatkan satu hari pun. Beberapa bulan kemudian, dia mengalami kemajuan.

Saat kembali ke kota asalnya, dia sudah tahu untuk belajar Fa secara teratur. Tetapi dia tidak dapat menemukan waktu untuk belajar karena sibuk bekerja. Dia berencana membentuk kelompok belajar Fa, dan ternyata rekan-rekan praktisi bersedia membantunya. Memang tidak mudah, karena semua orang memiliki gagasan berbeda, tetapi ini merupakan ujian untuknya.

“Praktisi akan meminta pendapat saya jika ada sesuatu, dan sering kali apa yang saya ucapkan berbeda dengan pikiran saya. Terkadang saya tidak setuju dengan pendapat praktisi dan kami mendiskusikan banyak hal sampai menghasilkan keputusan. Saya menyadari bahwa saya memiliki keterikatan yang kuat terhadap diri sendiri.

“Ketika kami berhasil mengadakan belajar Fa pertama, saya senang sekali melihat banyak praktisi yang berdatangan. Tetapi ujian muncul satu demi satu. Banyak praktisi memberikan masukan mereka, dan karena saya egois dan keras kepala, pikiran negatif terus mengalir masuk. Hati saya tersentuh oleh rekan praktisi yang selalu berada di samping saya dan mendukung saya,” tuturnya.

“Rasanya mustahil menemukan waktu yang tepat bagi semua orang. Tetapi kami tetap bertekad, dan akhirnya kami berhasil membentuk kelompok belajar pada suatu malam di hari kerja, dan membaca Zhuan Falun di setiap hari Minggu. Yang lebih menakjubkan adalah tempatnya bebas biaya sewa.”

Menemukan Jawaban Atas Kehidupan

Profesor Meiying dari Universitas Sun Yat-sen di Kaohsiung menceritakan bagaimana ia menjadi praktisi Falun Dafa. Dulu dia seorang anak yang ingin tahu, dan sejak kecil ia punya banyak pertanyaan tentang kehidupan. Setelah membaca Zhuan Falun, semua pertanyaannya telah terjawab.

Setelah selesai membaca Zhuan Falun, ia terus membaca ceramah-ceramah lain dan menemukan lebih banyak jawaban. “Dafa merupakan hal yang paling berharga dalam hidup saya dan saya benar-benar menikmati belajar Fa,” katanya.

Mencari Ke Dalam dan Melewati Ujian

Wenying dari Kaohsiung bercerita bagaimana ia melewati ujian. Dia pernah mengalami sakit punggung karena terkilir dan tidak bisa diluruskan. Dia kemudian mulai mencari ke dalam atas kekurangannya dan menyadari bahwa ia telah bersikap buruk terhadap putranya. Ketika pulang ke rumah dia meminta maaf pada anaknya, namun punggungnya tetap terasa sakit.

Kemudian dia diundang untuk sebuah kegiatan. Dia menjawab pertanyaan mereka dengan sabar sambil mengatasi rasa sakitnya. Dia kemudian mendapat telepon dari seorang praktisi yang pernah mengalami konflik dengannya. Dia melepaskan kecemasannya dan dengan sabar menjawab pertanyaan praktisi itu. Tanpa disadari, sakit punggungnya lenyap.

Dia menyadari bahwa melalui pengalaman itu, dia telah mengabaikan banyak hal kecil dalam kultivasinya. Sebagai contoh dia selalu mengalami konflik dengan putranya dan praktisi, serta terus melihat kekurangan orang lain. Dia lulus ujian saat melepaskan keterikatan ini.

Para Praktisi Memperoleh Manfaat dari Berbagi Pengalaman

Li mengungkapkan bahwa suaminya memperoleh manfaat dari kegiatan dua hari itu. Sebagai contoh, dia tidak memberikan perhatian cukup saat memancarkan pikiran lurus. Namun setelah berbagi pengalaman, suaminya berkata pada Li agar mengingatkan dia saat memancarkan pikiran lurus. “Terkadang dia yang mengingatkan saya untuk memancarkan pikiran lurus,” katanya.

Li sendiri juga mendapat inspirasi oleh sesi berbagi pengalaman ini. Dia menyadari betapa berharganya Fa dan berharap dapat lebih gigih maju dalam kultivasinya.

Wu, seorang koordinator sangat berterima kasih pada praktisi yang mendaftarkan dia untuk acara tersebut. Dia berkata bahwa dia memperoleh banyak manfaat dari pengalaman praktisi lain dan memiliki pemahaman lebih dalam tentang Fa.