(Minghui.org) Suami saya memiliki kepribadian yang tertutup dan pemalu. Pada awal penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Gong (alias Falun Dafa), dia menghalangi saya untuk mempelajari ajaran Guru Li, pencipta Falun Gong. Dia juga melakukan hal-hal yang merusak hubungan kami. Saya sangat terluka.

Meskipun dia telah membaik dari waktu ke waktu dan mencoba untuk memperbaiki kesalahannya, saya masih tidak bisa melepaskan kebencian. Saya merasa seolah-olah dia berutang terlalu banyak kepada saya, dan saya menganggapnya sebagai sumber dari semua penderitaan saya. Saya berharap bisa menyingkirkan batu sandungan ini di jalur kultivasi saya. Terkadang, saya menyadari bahwa salah jika saya menyimpan dendam terhadapnya, tetapi saya masih tidak dapat menyingkirkan pikiran tersebut.

Alas duduk yang saya gunakan untuk meditasi dulunya adalah bantal duduk suami di kendaraannya. Dia membawanya pulang untuk saya. Saya tidak berterima kasih padanya, berpikir itu hanya bantal duduk biasa.

Suatu pagi saya sedang melakukan latihan Falun Dafa perangkat kedua, tiba-tiba saya melihat bantal duduk di depan saya telah berubah menjadi batu paving. Bentuknya persegi panjang, ukurannya sekitar 40x70 sentimeter dan tebal 20 sentimeter. Tiba-tiba, batu paving berubah menjadi suami saya. Dia tampak tinggi dan kuat. Dia membuang auranya sebagai dewa dan menatap saya dengan tabah. Matanya memberi tahu saya bahwa ia akan mempertaruhkan nyawanya untuk menjadi batu paving di jalur kultivasi saya! Air mata saya mengalir. Saya sangat tersentuh dan sangat menyesal.

Saya ingin berterima kasih kepada Guru karena telah mencerahkan saya! Saya berharap rekan-rekan praktisi dapat menyadari peran sebenarnya dari keluarga kita.