(Minghui.org) Baru-baru ini dikonfirmasikan oleh website Minghui.org bahwa dua warga Kota Shenmu, Provinsi Shaanxi, meninggal dunia pada Juni 2014 dan musim semi 2018, setelah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok karena menegakkan keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang telah ditindas sejak 1999.

Zhao Wenbiao

Zhao Wenbiao, pengemudi truk, mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1997. Setelah rezim komunis memerintahkan penganiayaan dua tahun kemudian, Zhao ditangkap dan ditahan setidaknya delapan kali karena menegakkan keyakinannya.

Setelah penangkapan Zhao pada Oktober 2001, dua petugas menggantungnya dengan pergelangan tangan serta memukulinya. Beberapa tulang rusuknya patah. Pemukulan sangat brutal itu bahkan seorang pembunuh terpidana di dalam sel tidak tahan melihatnya. Dia berpaling dan berkata kepada seorang praktisi Falun Gong lain yang juga ditahan di sana, “Dia adalah orang yang begitu baik, tetapi dipukuli dengan begitu buruk.”

Ilustrasi penyiksaan: Digantung dengan pergelangan tangan

Zhao ditahan 40 dan 20 hari di Pusat Penahanan Huashan setelah penangkapannya berturut-turut pada 21 September 2011 dan 23 Juli 2013. Dia menderita luka parah akibat penyiksaan setelah penahanannya pada tahun 2013 dan penjaga segera membebaskannya setelah itu, mencegahnya meninggal di dalam tahanan.

Polisi terus mengganggu Zhao saat berada di rumah. Kondisinya terus merosot karena tekanan mental, dan dia meninggal dunia sekitar Juni 2014. Diperkirakan dia berumur 50 tahun.

Zhang Guangtian

Zhang Guangtian adalah pekerja keras migran. Dia melakukan berbagai pekerjaan dengan bagus, termasuk membuat produk tekstil wol, menggali batu bara, dan pekerjaan tukan batu. Dia muali berlatih Falun Gong pada tahun 1997.

Pada Juli 1999, setelah rezim komunis memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong. sekretaris Partai yang bertanggung jawab di lingkungan Zhang memerintahkan dia agar melepaskan latihan. Karena Zhang menolak bekerja sama, dia dikirim ke pusat cuci otak dan mengalami berbagai macam penyiksaan.

Dia ditangkap lagi pada 18 Februari 2008, karena menempel stiker “Falun Dafa baik” dan dihukum satu tahun di Kamp Kerja Paksa Zaozihe.

Selama menjalani hukuman, penjaga pernah menggantungnya dengan pergelangan tangan dan memukuli wajahnya dengan keras, menyebabkan semua giginya copot.

Setelah sebuah pusat cuci otak didirikan di sebuah desa wisata di dekat Kota Yulin pada tahun 2010, Zhang ditangkap dan dikirim ke sana pada 24 Juni. Dia menjadi sasaran sesi cuci otak, penyiksaan, dan cekok paksa.

Penganiayaan ini menyebabkan kesehatannya memburuk. Dia meninggal dunia pada musim semi 2018 pada usia 66 tahun.