(Minghui.org) Seorang pria di Kota Chifeng, Mongolia Dalam, ditahan selama 15 hari tahun lalu karena keyakinannya pada Falun Gong. Dia sekarang menuntut polisi atas penahanan sewenang-wenang dan menuntut mereka menghapus masa penahanan dari catatannya.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Guo Wen, seorang pensiunan pegawai negeri, diberitahu oleh Komisi Pengawas Chifeng pada tanggal 25 September 2020, bahwa tunjangan pensiunnya akan ditangguhkan karena dia berlatih Falun Gong. Dia mengajukan mosi agar kasusnya dipertimbangkan kembali.

Pada tanggal 27 Oktober 2020, dia ditangkap dalam perjalanan ke tempat kerja dan dijatuhi 15 hari penahanan karena dia memberitahu dalam mosinya untuk mempertimbangkan kembali kasus tersebut berisi informasi tentang Falun Gong.

Guo mengajukan gugatan terhadap Kantor Polisi Bairin Left Banner ke pengadilan setempat pada tanggal 28 Januari 2021, menuntut kepadahakim agar penahanan ilegal dan masa penahanan dihapus dari catatannya. Pengadilan Bairin Left Banner menolaknya pada tanggal 8 April 2021.

Guo mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Chifeng. Hakim yang ditugaskan untuk kasus tersebut mengadakan sidang pada tanggal 15 September dan memutuskan untuk mendukung banding Guo, memerintahkan pengadilan yang lebih rendah untuk mengadili kembali kasus tersebut. Perwakilan polisi tidak menghadiri sidang.

Guo mempelajari Falun Gong pada tahun 1995 ketika dia berada di ambang kematian karena sirosis parah dan hepatitis B. Hanya beberapa hari setelah berlatih, gejalanya menghilang.

Setelah penganiayaan dimulai, istri Guo, Wu Guohui menderita karena menolak melepaskan keyakinan bersama mereka pada Falun Gong. Dia ketakutan dan berhenti berlatih. Pada tahun 2005, masalah livernya kambuh dan dia dirawat di rumah sakit lagi. Tanpa pilihan lain, dia kembali berlatih Falun Gong dan bangkit kembali beberapa hari kemudian.