(Minghui.org) Falun Dafa juga dikenal sebagai Falun Gong, merupakan latihan kultivasi aliran Buddha dengan tiga prinsip dasar Sejati-Baik-Sabar. Latihan ini diperkenalkan kepada publik di Kota Changchun, Provinsi Jilin pada tahun 1992. Dalam waktu tujuh tahun sejak penyebarannya, 100 juta orang telah berlatih Falun Dafa di Tiongkok, melaporkan dampak peningkatan kesehatan yang sangat pesat, menghilangkan stres, dan memperbaiki hubungan.

Khawatir akan popularitas Falun Gong yang terus meningkat, Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan kampanye penganiayaan berskala nasional terhadap Falun Dafa pada 1999. Qian Xuesen, yang dikenal sebagai "bapak dirgantara Tiongkok" yang juga memberikan kontribusi signifikan pada ilmu tubuh manusia, dengan tegas menolak untuk menyerang Falun Dafa, meskipun pemimpin PKT Jiang Zemin, berulang kali berusaha menggunakan ketenaran dan status Qian untuk membenarkan penganiayaan. Apa yang membuat Qian bersiteguh?

Tradisi Spiritual yang Bersejarah

Qigong (latihan energi) memiliki sejarah panjang di Tiongkok. Dari Wuqinxi (Seni Olah Napas dan Energi dengan Meniru Gerakan Lima Hewan) yang diperkenalkan oleh Hua Tuo, hingga Taijiquan (Tai Chi) oleh Zhang Sanfeng - dari Bagua kuno (Delapan Trigram), Zhouyi (Kitab Perubahan), dan Huangdi Neijing (Kitab Esoteris Kaisar Kuning) hingga berbagai latihan dari agama Buddha dan Tao, setiap era dalam 5000 tahun peradaban Tiongkok sudah larut dalam eksplorasi spiritual.

Semua ini terhenti setelah Partai Komunis Tiongkok merebut kekuasaan pada tahun 1949. Menganggap ideologi yang tidak sejalan sebagai ancaman, Partai mencela semua artefak spiritual ini sebagai "takhayul feodal" dan dalam waktu singkat mencela mereka selama Revolusi Kebudayaan.

Tetapi tradisi ribuan tahun tidak mudah disingkirkan dari hati orang-orang.

Selama akhir 1970-an, lonjakan minat pada fenomena paranormal melanda Tiongkok ketika individu tertentu dengan kemampuan supernatural bermunculan. Orang-orang ini dapat membaca aksara Mandarin dengan telinganya atau menggunakan telekinesis untuk memindahkan benda, yang menarik perhatian masyarakat umum. Penjelajahan spiritual dimulai sekali lagi, tetapi kali ini di bawah bendera sains sebagai cabang penelitian: sekelompok ilmuwan Tiongkok mengusulkan bidang sains baru yang disebut "sains tubuh manusia," dan qigong dipelajari di bidang ini sebagai bentuk "penelitian yang berada di perbatasan pengetahuan."

Bapak Dirgantara Tiongkok Menolak Menyerang Falun Dafa

Qian Xuesen (11 Desember 1911 - 31 Oktober 2009), dikenal sebagai "bapak dirgantara Tiongkok," adalah nama yang dikenal setiap orang di Tiongkok. Ketika "Qigong" menjadi populer di Tiongkok, Qian Xuesen menyebut fenomena ini sebagai "ilmu manusia" dan mencurahkan banyak waktu dan energi untuk eksplorasi dan penelitian Qigong. Minatnya adalah di bidang akademis dan inovasi ideologis. Sebagai ahli fisika, semakin dia memahami dunia mikroskopis, semakin dia ingin menemukan misteri kehidupan dan alam semesta.

Pada saat itu, beberapa orang masih menentang Qigong dan Qian menulis kepada pemerintah pusat, menyatakan dukungannya untuk Qigong. Karena status istimewanya sebagai ilmuwan terkenal yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam penelitian bom atom dan rudal balistik antarbenua, maka pemimpin tertinggi Hu Yaobang dipengaruhi oleh sikap Qian terhadap Qigong, mengeluarkan perintah sebagai berikut, “Jangan melakukan propaganda terhadap [Qigong], jangan memperkenalkan ke publik, dan jangan mengkritik.” Perintah Hu memungkinkan penelitian sains manusia dan Qigong berlanjut.

Qian berjasa dengan mendirikan sekaligus mengepalai Komunitas Tiongkok untuk Ilmu Pengetahuan Manusia. “Ilmu tubuh manusia dapat mengarah ke revolusi ilmiah baru di abad-21. Mungkin revolusi ilmiah yang lebih besar dibandingkan kuantum mekanik dan teori relativitas di awal abad ke-20.”

Jiang Zemin, mantan sekjen Partai Komunis Tiongkok yang melancarkan penganiayaan terhadap Falun Dafa pada 1999, sering mengunjungi Qian, berharap menggunakan status dan pengaruhnya untuk mengecam Falun Dafa dan dampak kesehatannya. Tetapi Qian menolak untuk menyerang Falun Dafa tak peduli seberapa keras Jiang mendesaknya.

Wawasan Rasional dan Dukungan dari Orang Lain

Sama seperti Qian, yang sepenuhnya menghormati kehidupan, tubuh manusia, dan alam semesta, Wu Shaozu, Direktur Jenderal Komisi Olahraga Nasional saat itu, juga tanpa rasa takut menyuarakan dukungan untuk qigong.

Wu pernah berkata, “Sepanjang sejarah perkembangan sains, ketika Copernicus mengajukan teori heliosentris, ketika Galileo tetap teguh pada teori rotasi bumi, ketika Einstein mengajukan teori relativitas, dan ketika Morgan mengajukan teori gen, mereka semuanya dikritik habis-habisan oleh otoritas sekuler, dan mereka yang memperjuangkan teori-teori baru bahkan kehilangan nyawa mereka."

Sebelum penganiayaan terhadap Falun Dafa dimulai pada tahun 1999, Wu pernah meminta pemerintah pusat memberi lampu hijau untuk mempelajari kemampuan supernormal tubuh manusia dan qigong, dan untuk memberikan penegasan yang jelas kepada Falun Dafa.

Li Qihua, menjabat sebagai presiden dari Universitas Kedokteran Militer Kedua Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan direktur Rumah Sakit Umum PLA, sangat tersentuh oleh kesembuhan istrinya berkat berlatih Falun Dafa sewaktu menderita penyakit mematikan.

“Perubahan pribadi istri saya sangat mengejutkan. Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat, tempat saya bekerja, memiliki teknologi dan peralatan paling canggih di dunia. Namun demikian, tidak dapat menyembuhkan penyakit istri saya, dan dia sembuh tanpa suntikan atau obat dalam waktu yang singkat setelah belajar Falun Dafa. Pertanyaan-pertanyaan ini terus muncul di benak saya. Fakta berbicara lebih keras daripada kata-kata! Saya beralih dari meragukan dan menonton, menjadi peduli dan ingin mencoba sendiri, dan sekarang saya juga berlatih Falun Dafa,” kata Li.

Ilmu Pengetahuan Tertinggi

Ilmuwan terhebat dalam sejarah umat manusia, Newton dan Einstein, keduanya berdiri di puncak tertinggi bidang mereka. Setelah mereka kehabisan hukum obyektif dunia fisik, mereka menemukan bahwa jawaban akhir untuk pertanyaan tentang alam semesta hanya dapat diarahkan ke aspek religius. Karena itu, mereka berdua terjun ke dalam kepercayaan spiritual di tahun-tahun terakhir mereka.

Robert Jastrow, pelopor program antariksa Amerika pernah berkata: “Pada saat ini sepertinya sains tidak akan pernah bisa membuka tabir misteri penciptaan. Bagi ilmuwan yang hidup dengan menggantungkan diri pada kekuatan akal, ceritanya berakhir seperti mimpi buruk. Dia telah mendaki gunung ketidaktahuan; dia akan menaklukkan puncak tertinggi; saat dirinya memanjat ke atas batu terakhir, dia disambut oleh sekelompok teolog yang telah duduk di sana selama berabad-abad."

Kekuatan Penyembuhan Luar Biasa dari Falun Dafa

Biya Luo adalah seorang Ph.D dari Universitas Wuhan yang studi di Amerika Serikat. Pada awal April 2020, salah satu teman sekelas Biya Luo di Harvard dirawat di rumah sakit karena infeksi virus corona. Dokter mendiagnosis bahwa 60% paru-parunya nekrotik dan tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk membantunya. Dia mengirim email kepada Luo, mengatakan dia sedang sekarat dan telah menandatangani dokumen untuk berhenti berobat.

Sebelumnya, Luo telah mendengar tentang cerita orang-orang yang sembuh dari penyakit dengan melafalkan kalimat mukjizat, "Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar baik.” Dia mengirimi temannya informasi itu dan memintanya untuk mencobanya dengan tulus kapan pun dia punya waktu.

Dia memercayai Luo dan mulai melafalkan kalimat itu. Dia menyadari kondisinya berubah membaik, dan akhirnya sembuh! Dia keluar dari rumah sakit tidak lama setelah itu. Dokternya terkesan dengan kesembuhannya.

Osnot Gad, seorang penjual perhiasan berusia 73 tahun yang tinggal di Long Island, New York. Pada Maret 2020, Gad dinyatakan positif mengidap virus corona. Dia dikarantina di rumah seperti yang diarahkan oleh dokter, dan secara bertahap mengalami kesulitan bernapas dan sesak napas. Dia merasa kematian sudah dekat. Temannya Anna yang berlatih Falun Dafa juga menyarankan agar dia melafalkan kalimat "Falun Dafa Hao (baik). Sejati-Baik-Sabar baik.”

Gad perlahan membacakan frasa itu berulang kali. Sesak napasnya berangsur-angsur membaik. Tiga hari kemudian, dia pulih. "Saya tidak tahu bagaimana cara kerjanya dan mengapa kalimat itu mujarab, tapi itu adalah pengalaman saya yang sebenarnya."

"Sejak saat itu saya terus mengucapkan kalimat itu,” katanya.

Kata penutup

Dalam budaya Tiongkok kuno, selalu diyakini bahwa pikiran manusia, tubuh, dan alam semesta saling terhubung. Ketika manusia baik dan bermoral, mereka sering diberkati dengan kesehatan, kedamaian, dan kekayaan. Saat perang atau wabah penyakit melanda dunia, hal itu sering kali menjadi indikator kemerosotan moralitas manusia.

Dengan dunia yang sekarang dirusak oleh pandemi virus corona, kita semua perlu bertanya pada diri sendiri, apa yang salah? Mungkin dengan refleksi ke dalam, kita dapat menemukan solusi spiritual untuk penyakit yang melampaui sains dan pengobatan modern. Virus corona menyebar dengan cepat, ke manakah arah yang dituju oleh umat manusia? Jangan melewatkan setiap kesempatan untuk keselamatan. Jika anda cukup beruntung membaca pesan ini, mungkin itu adalah takdir dari pahala kebajikan anda yang terkumpul dalam hidup anda. Dengan tulus melafalkan kalimat, "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik," energi positif dari alam semesta akan memenuhi tubuh anda, dan mengusir virus gelap, memperbarui hidup anda, dan menghadapi masa depan yang cerah dan indah!