(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa menggelar rapat umum di Parliament Square di seberang Houses of Parliament di London pada 18 Juli. Mereka memperagakan latihan dan berkata kepada orang-orang tentang penganiayaan selama 22 tahun oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Mereka membaca surat dukungan yang dikirim oleh pejabat terpilih. Mereka juga menggelar aktivitas di the British Museum, di Pecinan, dan di St. Martin’s Square untuk meningkatkan kesadaran dan memprotes penganiayaan.

Rapat umum di Parliament Square di seberang Houses of Parliament di London pada 18 Juli. Praktisi memegang foto rekan praktisi yang disiksa hingga meninggal oleh PKT. Dua karakter di depan berarti peringatan.

Praktisi memperagakan latihan

Praktisi muda bergabung dengan latihan kelompok.

Peragaan ulang metode penyiksaan yang dilakukan PKT

Praktisi memperagakan latihan, memasang foto peringatan, memasang papan informasi dan memperagakan ulang bentuk penyiksaan yang dilakukan PKT. Aktivitas ini menarik perhatian pejalan kaki, dan banyak yang berhenti untuk mempelajari lebih banyak tentang Falun Dafa dan menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan.

Orang-orang menandatangani petisi untuk mengakhiri penganiayaan.

Dukungan dari Pejabat Terpilih

Beberapa surat dukungan dari pejabat terpilih yang dibacakan selama rapat umum. Wera Hobhouse, Anggota Parlemen (MP), menulis, “Sejati, Baik dan Sabar adalah penangkal penindasan Partai Komunis Tiongkok dan saya memuji Falun Gong karena membela prinsip-prinsip ini.”

The Baroness Cox, seorang anggota independent dari House of Lords, menuliskan, “Kami berada di rapat umum ini untuk mengingat jutaan praktisi Falun Gong yang terus mengalami penganiayaan rezim Komunis Tiongkok hanya karena keyakinan mereka.

“Saya sangat prihatin dengan penderitaan praktisi Falun Gong di Tiongkok, dan saya mempunyai rasa hormat yang besar pada Falun Gong.

“Saya menyesal bahwa saya tidak bisa bersama anda hari ini tapi mohon anda mengetahui bahwa saya berdiri dengan anda dalam pencarian kebebasan anda untuk mempraktikkan keyakinan anda di Tiongkok.”

Ditahan dan Disiksa di Kamp Kerja Paksa Masanjia

Li Yong menggambarkan ia disiksa dengan dicekok makanan ketika ditahan di Kamp Kerja Paksa Masanjia.

Li Yong dari Tiongkok mulai berlatih Falun Dafa pada 1 Mei 1995. Ia berbicara tentang pengalaman pribadinya dalam berpetisi di Tiongkok, “Pada 23 Desember 1999, dua atau tiga rekan praktisi dan saya pergi ke Lapangan Tiananmen dengan spanduk kami untuk mengajukan protes bagi Falun Dafa.

“Setelah saya tiba di Lapangan Tiananmen, saya dipegangi oleh polisi sebelum saya menyelesaikan teriakan ‘Falun Dafa baik.’ Saya dibawa ke gardu polisi. Saya kemudian ditahan di gardu polisi Longshan dan dilarang tidur selama delapan hari. Dua orang terus membangunkan saya dengan mencubit kaki saya.

“Setelah itu, saya ditahan di Kamp Kerja Paksa Masanjia. Ketika saya melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan, saya dicekok makanan dua kali sehari. Lubang hidung kiri saya terluka parah akibat pencekokan itu. Setelah itu petugas memasukkan selang ke lubang hidung kanan saya.

“Suatu hari setelah pencekokan itu, petugas tidak mengeluarkan selangnya. Ia bertanya jika saya masih akan terus berlatih Falun Dafa. Saya mengangguk. Ia memasukkan selang itu lebih dalam. Saya berusaha meronta-ronta. Karena saya sekolah kedokteran, saya tahu saya mungkin mati jika ia terus memasukkan selang itu lebih dalam. Ia berhenti dan berkata bahwa ia tidak akan menariknya keluar. Kemudian saya berusaha menarik selang itu keluar sendiri, dan ada darah di mana-mana.

“Saya kemudian dibawa ke pusat penahanan kota. Karena saya tidak lagi bisa merawat diri sendiri, pusat penahanan menolak menerima saya. Saya dibebaskan dengan jaminan untuk menunggu persidangan.”

Tidak Bisa Melihat Orang Tuanya selama 22 Tahun

Praktisi Minghui Yu

Minghui Yu, 34, dipisahkan dari orang tuanya ketika ia berusia 12 tahun. Ayah dan ibunya masing-masing dihukum 15 dan 11 tahun penjara, karena keyakinan mereka pada Falun Dafa. Mereka disiksa dengan kejam.

Yu berkata, “Tahun 2016, ayah saya dibebaskan. Orang tua saya akhirnya bertemu Kembali setelah 17 tahun berpisah. Di hari ayah saya dibebaskan dari penjara, saya begitu senang karena saya bisa berbicara kepada orang tua saya lewat telepon. Saya berpikir saya mempunyai rumah lagi.

“Tetapi, hari baik ini tidak berlangsung lama. Kami menemukan bahwa telepon kami disadap. Ada suara gema di telepon. Kadang saya bisa mendengar suara lain dan bahkan orang lain bisa berbicara kepada saya. Ini seperti sebuah sirene polisi, mengingatkan kita bahwa orang tua saya masih di bawah pengawasan. Penganiayaan berlanjut. Satu jam setelah saya berbicara dengan orang tua saya, mereka menghilang.

“Sebelum Hari Natal tahun lalu, ibu saya Wang Meihong ditangkap lagi secara illegal. Setelah ditahan selama lima bulan, ia dihukum empat tahun penjara.

“Mimpi buruk 22 tahun terus berlanjut. Saya tidak tahu kapan penganiayaan akan berakhir dan kapan keluarga saya bisa hidup layaknya orang normal. Tapi saya juga merasa lega dalam hati saya, karena, seperti praktisi Dafa lainnya, orang tua saya mempunyai kepercayaan yang teguh, yang mendukung mereka untuk tetap bertahan.”

Orang-orang Menandatangani Petisi untuk Mengecam Penganiayaan

Banyak pejalan kaki berhenti untuk melihat, menerima selebaran dan menandatangani petisi untuk memprotes penganiayaan.

Seorang pasangan muda lewat kemudian berhenti dan berbicara kepada praktisi. Setelah mengetahui tentang penganiayaan dan petisi, mereka berkata bahwa mereka akan menandatanganinya tapi tidak di kertas. Mereka mengambil ponsel mereka, memindai kode QR dan menandatanganinya online.

Nicola

Ketika Nicola melewati aktivitas itu, ia menandatangani petisi tanpa ragu. Ia berkata, “Saya tahu Falun Dafa dianiaya di Tiongkok. Adik ipar perempuan saya adalah seorang warga Tibet, jadi saya tahu apa yang terjadi di Tiongkok.”

Ketika Mary Kaina lewat, ia sangat tertarik. Ia mengambil ponselnya dan merekam video praktisi melakukan latihan, kemudian ia berjalan berkeliling.

Ketika praktisi menghampirinya, ia bertanya beberapa pertanyaan dan terus merekam. “Bisakah anda memberi tahu saya apa itu Falun Gong? Mengapa PKT menganiayanya? Apakah itu kelompok politik? Sejati-Baik-Sabar itu baik, tapi tidak mudah dilakukan. Bagaimana anda melakukannya?”

Praktisi menjawab seluruh pertanyaannya. Ia merekam sekitar sepuluh menit dan berkata, “Saya akan memposting video ini secara online jadi semua orang bisa melihatnya.” Ia menandatangani petisi dan berkata, “Sejati-Baik-Sabar itu sangat baik!”