(Minghui.org) Teng Yingfen telah ditangkap enam kali sejak Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999, dan rumahnya digeledah sebanyak tujuh kali. Dia menjalani empat tahun penjara dan mengungsi selama tujuh tahun. Sementara tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penangkapan ilegal, suaminya menjalani hukuman delapan tahun karena keyakinan yang sama, meninggalkan putri remaja mereka hidup sendirian.

Penganiayaan jangka panjang berdampak pada kesehatan Teng. Warga Kota Zhaoyuan, Provinsi Shandong tersebut meninggal pada tanggal 4 April 2021, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-60.

Teng mulai berlatih Falun Gong, sebuah disiplin spiritual dan meditasi kuno, pada bulan Agustus 1996. Dalam waktu kurang dari sebulan, banyak penyakit yang menyiksanya menghilang. Wajah pucatnya menjadi cerah dan kemerahan. Dia tidak lagi kurus, dan penuh energi.

Melihat perubahan pada dirinya, suaminya, Sun Guo juga ikut berlatih dan segera berhenti merokok atau punminum minuman keras. Putri mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar juga ikut bergabung untuk berlatih.

Penahanan dan Pelecehan Berulang

Ketika rezim komunis mengumumkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999, tiga keluarga berangkat ke Beijing untuk menyuarakanpembelaan bagi Falun Gong. Mereka dicegat di tengah jalan dan dibawa kembali ke Zhaoyuan. Sejak itu, mereka tidak hidup satu hari pun dalam kedamaian.

Baik majikan Teng maupun Sun, serta pemerintah kota setempat terus-menerus mengirimkan orang untuk membujuk mereka melepaskan Falun Gong. Ketika mereka menolak mematuhi, pihak berwenang memantau kehidupan sehari-hari mereka dan menelepon. Pada perayaan yang berkaitan dengan Falun Gong atau peristiwa besar di kota, polisi muncul di depan pintu mereka untuk mengganggu. Tempat kerja Sun, Biro Tenaga Listrik Zhaoyuan, bahkan mengirim orang untuk duduk di luar rumah sepanjang waktu, menyebabkan mereka tidak dapat menjalani kehidupan normal.

Tanpa jalan lain untuk mencari keadilan, keluarga itu pergi ke Beijing lagi pada tanggal 19 Januari 2001 untuk memprotes. Mereka dipukuli di Lapangan Tiananmen dan kemudian dibawa kembali ke Zhaoyuan. Teng ditahan selama 38 hari, selama waktu itu dia dipecat oleh majikannya. Putrinya juga ditahan selama sehari dan dibebaskan berkat tuntutan kuat dari keluarganya. Setelah dia kembali ke sekolah, gurunya melarang dia menjadi pengawas kelas.

Sun ditahan selama hampir tiga bulan. Penjaga dari Pusat Penahanan Kota Zhaoyuan menampar wajahnya, menendangnya, dan menyetrumnya dengan tongkat listrik selama lebih dari dua jam. Tubuhnya meringkuk karena rasa sakit. Jari-jarinya terbakar parah dan tidak sembuh untuk waktu yang lama. Dia tidak bisa makan atau minum selama berhari-hari setelah penyiksaan, dan tetap sangat mual.

Dia kurus kering dan sangat lemah setelah dibebaskan dari pusat penahanan, tetapi Jiang Honghai dari tempat kerjanya serta agen dari Kantor 610 setempat membawanya ke pusat pencucian otak, di mana dia dilarang tidur dan dipaksa menonton video propaganda yang memfitnah Falun Gong.

Ketika dia diizinkan kembali bekerja tiga bulan kemudian, dia dicopot dari posisi manajernya dan dikirim ke bengkel untuk melakukan pekerjaan berat. Dia hanya dibayar 320 yuan setiap bulan. Kantor 610 juga mendendanya 10.000 yuan.

Sementara Sun masih berada di pusat pencucian otak, Teng ditangkap lagi pada tanggal 25 April 2001 di rumah praktisi lain. Agen Kantor 610 merusak pintu dengan palu sebelum mendobrak masuk. Beberapa praktisi yang ditangkap bersama semuanya ditahan di pusat pencucian otak selama sebulan.

Polisi kembali masuk ke rumah Teng pada tanggal 15 Juli 2001 dan membawanya ke Kantor Polisi Luofeng. Ketika dia menolak menjawab pertanyaan polisi, dia diseret di lantai dengan menjambak rambutnya, dengan tangan diborgol ke belakang punggung di kursi, dan tidak diizinkan tidur. Tubuhnya dipenuhi gigitan nyamuk.

Polisi menggeledah rumahnya lagi pada pertengahan bulan Oktober 2001.

Sun Dihukum Delapan Tahun, Teng Dipaksa Tinggal Jauh Dari Rumah

Sekelompok petugas muncul di tempat kerja Sun pada tanggal 13 April 2002 dan berusaha menangkapnya. Setelah dia melarikan diri, dia dipecat dari pekerjaannya. Sementara itu, belasan petugas mengepung rumah mereka, mencoba memaksa Teng untuk mengungkapkan keberadaan Sun.

Untuk menghindari gangguan, Teng terpaksa tinggal jauh dari rumah. Dia tidak menyadari bahwa dia tidak akan bisa kembali ke rumah sampai tujuh tahun kemudian. Sun ditangkap pada bulan September 2002 dan kemudian dijatuhi hukuman delapan tahun penjara.

Dengan putri remaja mereka ditinggalkan sendirian di rumah, pihak berwenang terus-menerus mengganggunya dan mengikutinya dalam perjalanan ke sekolah. Pada bulan Juli 2002 selama liburan musim panas, Kantor 610 memerintahkan sekolahnya untuk membawanya ke pusat pencucian otak sebagai sandera. Ketika dia melarikan diri, mereka memaksa seorang guru untuk mencarinya di rumah neneknya. Gadis muda itu juga terpaksa tinggal jauh dari rumah, dan berkeliaran sepanjang musim panas.

Pada tanggal 11 Agustus 2005, Li Jianguang dari Kantor 610 memerintahkan sekolah gadis muda itu untuk membawanya ke pusat pencucian otak. Gadis muda itu menolak untuk makan atau minum di pusat pencucian otak, menangis dan meminta untuk dikembalikan ke sekolah. Penangkapannya membuat kakek-neneknya sangat tertekan. Meskipun dia dibebaskan setelah 15 hari, dia trauma dengan pengalaman itu.

Penangkapan Teng

Enam petugas polisi dan agen Kantor 610 Li masuk ke tempat tinggal sementaradari Teng sekitar pukul 10 malam pada tanggal 16 Juni 2007 dan menangkap dia dan putrinya. Laptop Teng dan buku-buku Falun Gong disita. Ibu dan anak perempuan itu kemudian dibawa ke Pusat Pencucian Otak Kota Yantai.

Setelah mendengar tentang penangkapan mereka, adik laki-laki dan ipar Teng naik taksi dan melakukan perjalanan lebih dari 60 mil ke Kota Yantai untuk mencari mereka, tetapi tidak berhasil.

Putri Teng, yang sudah menjadi siswa SMA, ditahan selama 15 hari. Teng ditahan selama lebih dari sebulan, selama waktu itu dia terus-menerus dipukuli dan dipaksa menonton materi propaganda yang menjelekkan Falun Gong.

Teng ditangkap lagi segera setelah dia meninggalkan tempat tinggal sewanya pada tanggal 12 Juni 2008, oleh agen Kantor 610 Li. Li memerintahkan dia untuk memberikan informasi tentang praktisi lain, tetapi dia menolak mematuhi. Li secara verbal melecehkan dan mempermalukannya. Kali ini, dia ditahan selama dua bulan.

Ibu dan anak perempuannya pergi untuk membeli sarapan pada tanggal 29 Agustus 2010, hari terakhir liburan musim panas putri Teng. Begitu gadis remaja itu melangkah keluar dari pintu, dia ditangkap oleh polisi, yang bersembunyi di luar pintu. Teng, yang berjalan di belakang putrinya, dengan cepat mundur ke dalam dan menutup pintu. Namun polisi membawa putrinya ke kantor polisi dan menyanderanya.

Ketika adik Teng pergi ke kantor polisi untuk menuntut pembebasan putrinya, polisi membawa keduanya ke rumah Teng dan memaksanya membuka pintu.

Wang Yucheng, kepala Kantor Keamanan Domestik, menyeret Teng ke luar. Ketika dia melawan, Wang menjatuhkan rokok yang masih menyala ke pakaiannya. Putrinya menangis dan berteriak padanya, "Jangan sakiti ibuku!"

Terlepas dari permohonan putus asa putrinya, polisi membawa Teng ke mobil polisi dan membawanya ke pusat pencucian otak. Komputer serta buku-buku Falun Gong juga disita.

Di pusat pencucian otak, Teng diikat ke kursi besi selama tiga hari. Kakinya menjadi sangat bengkak. Polisi memerintahkan dia untuk memberikan informasi tentang praktisi lain, tetapi dia tetap menolak mematuhi.

Hukuman Empat Tahun Teng

Setelah menghabiskan sebulan di pusat pencucian otak, Teng dipindahkan ke pusat penahanan dan diam-diam diadili di sana pada tanggal 5 Desember 2010.

Karena Sun baru saja dibebaskan dari penjara beberapa bulan sebelumnya, dia menyewa pengacara untuk mewakili Teng. Namun, pihak berwenang memblokir pembelaan pengacara tersebut. Mereka membawa Teng kembali ke pusat pencucian otak sebagai hukuman dan menahannya di sana selama tiga bulan.

Teng dijatuhi hukuman penjara empat tahun dan dipindahkan ke Penjara Wanita Provinsi Shandong pada tanggal 20 April 2011. Dia mengalami tekanan yang tak terbayangkan, cuci otak, dan penyiksaan fisik. Setelah mendapatkan kembali kesehatannya dari berlatih Falun Gong, dia menderita tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan masalah leher karena penganiayaan di penjara. Di bawah penderitaan yang luar biasa, dia selamat dari hukuman penjara yang panjang.

Meninggalnya Orang Tua Mereka dan Meninggalnya Teng

Pihak berwenang sering mengganggu orang tua Sun dan ibu Teng setelah Teng dan Sun dipaksa untuk tinggal jauh dari rumah pada bulan April 2002 untuk menghindari penganiayaan.

Polisi mengganggu ibu Teng, yang berusia hampir 80 tahun dan tinggal sendirian, pada pukul 21:30 tanggal 2 Juni 2003. Setelah polisi pergi, wanita tua itu mengalami trauma mendalam dan menjadi menderita gangguan jiwa. Dia tidak bisa mengendalikan emosinya, dan sering keluar di tengah malam. Dia kadang-kadang memegang pisau untuk memotong pohon dan sayuran tetangganya. Keluarganya dua kali membawanya ke rumah sakit jiwa untuk perawatan. Dia sering diikat dan dicekok paksa makan obat. Trauma mental mempengaruhi kesehatannya dan dia kemudian meninggal dalam penderitaan.

Orang tua Guo, yang berusia 80-an, berjuang untuk merawat diri mereka sendiri, dan sering meneteskan air mata atas penganiayaan terhadap keluarganya. Ibu Sun meninggal pada bulan Oktober 2005 dan ayahnya, 84 tahun, meninggal pada bulan September 2007. Sun tidak diizinkan untuk melihat mereka untuk terakhir kalinya, karena dia masih menjalani hukuman di Penjara Provinsi Shandong.

Selama di penjara, Sun dipaksa duduk di bangku kecil tanpa bergerak dari jam 5 pagi sampai jam 12 pagi setiap hari. Pada tanggal 26 Desember 2003, para penjaga memerintahkan lebih dari sepuluh narapidana untuk memukulinya dan menampar wajahnya. Dia juga dipaksa berdiri selama dua hari tanpa tidur.

Sun diborgol dan ditahan di sel isolasi selama 56 hari, antara tanggal 1 Juni dan 25 Juli 2006. Dia hanya diberi roti kukus kecil, beberapa acar, dan air untuk setiap kali makan. Narapidana Zhao Hongyong, yang ditugaskan untuk mengawasinya, memukulinya sesuka hati. Dua bulan tersebut kebetulan merupakan periode terpanas di Jinan. Di ruangan tanpa AC, para penjaga sering menyalakan lampu sorot dan mengarahkan ke dirinya selama berhari-hari. Dia kehilangan hampir 55 pon berat badan selama periode itu.

Putrinya telah diterima di sekolah pascasarjana dari perguruan tinggi bergengsi. Tapi Kantor 610 memaksa pihak sekolah mengusirnya.

Teng dan Sun dilecehkan pada tahun 2015 setelah mengajukan tuntutan pidana terhadap Jiang Zemin, mantan kepala Partai Komunis Tiongkok yang mencetuskan penganiayaan.

Biro Jaminan Sosial setempat menangguhkan pensiun Teng mulai dari tahun 2020, dan memintanya untuk membayar kembali lebih dari 90.000 yuan yang telah diterimanya selama empat tahun penjara. Pihak berwenang mengklaim bahwa praktisi Falun Gong yang dipenjara karena keyakinan mereka tidak berhak atas tunjangan pensiun, meskipun dalam undang-undang perburuhan Tiongkok tidak ada ketentuan seperti itu.

Teng meninggal pada tanggal 4 April 2021, meninggalkan suami dan putrinya dalam kesakitan yang mendalam.

Laporan Terkait dalam bahasa Inggris:

Crimes Committed by Police and 610 Office Staff in Zhaoyuan City, Shandong Province

More Than Ten Falun Gong Practitioners Detained in Brainwashing Centers in Zhaoyuan

Several Practitioners from Zhaoyuan City, Shandong Province Secretly Imprisoned

Seven Falun Gong Practitioners Illegally Sentenced

Shandong Zhaoyuan 610 Office Refuses to Allow Falun Gong Practitioners to Hire Lawyers

Seven Falun Gong Practitioners Brutally Tortured in Brainwashing Center at Zhaoyuan City, Shandong Province

Mr. Sun Guo Has Been In Solitary Confinement for 2 Months

Zhaoyuan City 610 Office Abducts Middle School Student, Sends Her to a Brainwashing Center

The Unlawful Arrest and Mistreatment of a 16-year-old Girl

An Urgent Call to Rescue 16-Year-Old Ms. Sun Yanpei