(Minghui.org) Suatu malam, seorang letnan kolonel mengumpulkan 150 perwira dan tentara, dan berkata, “Empat orang akan diberhentikan hari ini, tetapi mereka harus mengajari orang lain bakat atau keterampilan khusus mereka sebelum mereka pergi.” Kemudian, kolonel menunjuk seorang pemuda dan berkata, “Anda tidak bisa pergi sebelum mengajari semua orang di sini (latihan) Falun Dafa.”

Jianhao berpikir bahwa ini adalah kesempatan besar. Dia berkata, “Ini luar biasa. Saya mengajari teman-teman saya latihan Falun Dafa. Saya akan mulai dengan perangkat latihan pertama.” Berdiri di hadapan kelompok tersebut, dia mencoba untuk tenang dan berpikir, “Ini akan seperti apa yang saya lakukan di sekolah, hanya saja sekarang ada lebih banyak orang dan pengeras suara.”

Dia berkata, “Saya senang mendapat kesempatan untuk mengajari anda latihan perangkat pertama Falun Dafa, ‘Buddha Merentang Seribu Tangan.’” Dia menjelaskan gerakan sambil memperagakannya. Yang mengejutkannya, semua orang yang hadir dengan sungguh-sungguh berupaya mempelajari gerakan-gerakan tersebut.

Setelah Jianhao selesai melakukannya, kolonel berkata, “Melakukannya sekali saja tidak cukup untuk memastikan bahwa semua orang telah mempelajarinya. Ajari mereka lagi.” Dia mengajari mereka lagi. Kemudian, kolonel berkata, “Kali ini, jangan peragakan latihan ini. Biarkan setiap orang melakukan latihan secara mandiri untuk memastikan mereka dapat melakukannya.” Setelah melakukan latihan tiga kali, Jianhao berkata, “Jika anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut, silakan kunjungi situs web Falun Dafa. Semua bahan ajar bisa diakses secara daring dan tidak dipungut biaya.” Acara tersebut merupakan akhir yang sempurna untuk dinas militer Jianhao.

Disambut oleh Komandan dan Rekan Perwira

Jianhao melakukan latihan meditasi duduk.

Taiwan mewajibkan wajib militer bagi pria muda. Di batalion Jianhao, letnan kolonel adalah perwira tertinggi. Jianhao mengikuti prinsip-prinsip Falun Dafa Sejati-Baik-Sabar saat berada di militer dan meninggalkan kesan baik pada banyak orang. Ia berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan tugas tugasnya, bahkan tersenyum ketika diberi perintah yang tidak masuk akal, disalahkan atas sesuatu yang tidak dilakukannya, atau menghadapi tekanan. Dia sopan, ramah, suka membantu, dan sering berbicara dengan orang lain tentang Falun Dafa dan penganiayaan yang sedang berlangsung di Tiongkok.

Seorang perwira pernah mengatakan kepadanya, “Saya tidak tahu harus berkata apa untuk memuji anda, tetapi kesan saya terhadap Falun Dafa sangat baik karena anda.” Sejak saat itu, setiap kali perwira itu melihatnya, dia akan menyapanya dengan, “Falun Dafa Hao (baik).”

Saat makan malam, di hari terakhirnya, letnan kolonel bertanya kepada Jianhao, “Apa sebenarnya Falun Dafa?” Dia menjelaskan, “Ini adalah sejenis Qigong. Gerakannya lambat, lembut, dan mudah dipelajari. Falun Dafa bisa membantu meningkatkan kesehatan anda. Hal yang unik mengenai Falun Dafa adalah fokusnya pada pengembangan karakter seseorang. Selain latihan, ajarannya memberikan kebijaksanaan yang memungkinkan praktisi meningkatkan hati dan pikiran.”

Kolonel bertanya, “Ada berapa perangkat latihan Falun Dafa?” Setelah mengetahui bahwa ada lima perangkat latihan, kolonel berkata, “Anda boleh pergi setelah anda mengajari semua orang latihan Falun Dafa.” Awalnya, dia mengira kolonel itu bercanda dan dia mengatakan bahwa dia akan melakukannya. Kolonel itu serius mengenai hal itu. Oleh karena itu, pada malam harinya, dia mengajari seluruh batalion latihan pertama, yang disambut baik oleh banyak prajurit.

Menemukan Tujuan Hidup

Jianhao melakukan latihan Falun Dafa ketika dia masih kuliah.

Jianhao selalu berprestasi di sekolah. Setelah lulus dari teknik elektro di Universitas Chiao Tung, salah satu universitas terkemuka di negeri ini, ia mendapatkan gelar Master di bidang administrasi bisnis. Ia merasa tersesat karena sebagian besar teman sekelasnya telah menjadi insinyur, bekerja di perusahaan teknologi tinggi, mendapat gaji bagus, diberi dividen saham, menikah, dan menjalani kehidupan yang sibuk. Dia bertanya, “Apakah hanya ini arti hidup?”

Ketika dia berbicara dengan teman-teman sekelasnya tentang pertanyaannya, mereka menyuruhnya untuk tidak terlalu memikirkannya dan berkata, “Itulah yang dilakukan semua orang.” Ia mulai mencari tujuan hidup, bergabung dengan berbagai klub dan agama, serta membaca berbagai macam buku. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang berarti.

Kemudian, dia jatuh cinta. Namun ketika dia dan pacarnya putus, dia tidak bisa melepaskannya: “Saya terus memikirkan masa lalu dan menangis. Saya merasa lebih buruk dan tidak bisa lepas dari depresi. Rasanya seperti saya sedang menonton siaran TV sedih dan tidak bisa berhenti menontonnya. Rasanya seperti tidak bisa menemukan remote untuk mematikan TV.”

Kehidupan Jianhao berubah menjadi positif pada tahun 2002 ketika ibunya memperkenalkan Falun Dafa kepadanya. Hatinya menjadi lebih cerah setelah membaca buku Zhuan Falun. Dia menemukan tujuan hidup yang sebenarnya, untuk kembali ke jati diri yang sebenarnya. Dia merasa masih ada harapan di masa depan.

Dia berkata, “Setelah berlatih Falun Dafa, saya bisa mematikan TV. Saya bisa mengendalikan emosi saya.” Dia dengan cepat menjadi orang yang ceria dan ramah.

Mengetahui bahwa latihan ini dianiaya di Tiongkok, dia menjadi gelisah dan sering berpikir tentang bagaimana menghentikan penganiayaan, “Apa yang dapat saya lakukan untuk meringankan tekanan terhadap praktisi di Tiongkok?” Dia mendirikan Klub Falun Dafa di Universitas Chiao Tung, mengadakan Perkemahan Musim Panas Falun Dafa, dan menelepon atau berbicara di platform sosial untuk memberi tahu orang-orang di Tiongkok tentang penganiayaan brutal. Setelah menikah, dia pergi ke Hong Kong selama bulan madu untuk membantu praktisi di sana mengklarifikasi fakta, yang membuatnya bahagia.

Pekerjaan pertama Jianhao setelah keluar dari militer adalah sebagai tenaga penjualan di sebuah perusahaan internasional yang menjual bahan elektronik bertenaga surya. Atasannya mempunyai standar dan tuntutan yang tinggi. Kadang-kadang, dia dipanggil kembali segera setelah dia selesai bekerja. Atasannya mempunyai temperamen buruk dan sering memarahi semua anggota tim. Beberapa rekan kerjanya tidak tahan dan meninggalkan perusahaan. Dia dinilai berkali-kali di tempat kerja, namun dia mengikuti ajaran Falun Dafa dan mencari ke dalam atas kesalahannya. Ia terus bekerja keras. Dia berkata, “Lingkungan ini tentu membantu meningkatkan kemampuan saya untuk bertoleransi.”

Suatu hari, setelah atasannya memarahinya, daripada merasa dipersalahkan, dia mengirimkan pesan kepada atasannya, “Tolong jangan mencampakkan saya. Saya akan terus mencoba dengan sepenuh hati.” Dia menepati janjinya dan terus bekerja keras, dan atasannya semakin mempercayainya. Akhirnya, dia memperlakukannya seperti keluarga. Pada akhirnya, atasannya mengajarinya semua yang dia ketahui. Dia berkata, “Jika saya tidak berlatih Falun Dafa, saya akan merasa dipersalahkan dan menyerah atau berhenti dari pekerjaan. Namun, latihan ini mengajarkan saya bahwa saya akan belajar lebih banyak jika saya menoleransi berbagai hal.” Dia menjadi ahli dalam apa yang dia lakukan dan atasannya senang dengan kinerjanya.

Mempraktikkan Sejati-Baik-Sabar dalam Pemasaran

Jianhao mengajar kelas pemasaran.

Ketika Jianhao mengenal pemasaran media, dia tahu bahwa dia telah menemukan karier yang dia minati dan inginkan dalam hidupnya. Dia berganti pekerjaan dan menjadi manajer penjualan di industri pemasaran media. Sebuah peluang muncul, dan dia memproduksi serial televisi dan memulai bisnisnya sendiri dengan melatih orang-orang untuk melakukan pekerjaan pemasaran.

Awalnya, ia mendapat banyak tantangan. Jianhao merasa bahwa Falun Dafa memungkinkan dia untuk memperluas pikirannya dan menjadi lebih efisien. Dia berkata, “Falun Dafa menginspirasi saya dan saya bisa belajar dengan cepat serta menerapkan apa yang saya pelajari dalam hal lain yang saya lakukan. Saya menemukan banyak ide dan pendekatan baru, dan mempraktikkannya di tempat kerja.”

Suatu saat, ada yang tidak beres. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, pelanggannya menolak membayar jumlah yang telah disepakati dan malah membayarnya dengan sangat sedikit. Sulit baginya untuk menerimanya, namun dia ingat bahwa Guru Li Hongzhi mengajarinya untuk mundur selangkah dan tetap baik kepada pelanggan. Mengambil tindakan hukum akan memakan banyak waktu dan ia percaya bahwa memaafkan adalah solusi terbaik. Dia menyadari berdasarkan pemahamannya terhadap ajaran bahwa mungkin dia berutang pada pelanggan itu dari kehidupan sebelumnya dan memutuskan untuk tidak mengejarnya. Kemudian, dia mendapat kesempatan untuk bekerja dengan orang yang sama di kesempatan lain dan dibayar sejumlah uang dalam kontrak. Mereka menjadi mitra bisnis yang baik.

Sekarang, ketika Jianhao menghadapi tantangan hidup, dia mengikuti ajaran Falun Dafa. Dia memperlakukan orang lain dengan kebaikan dan kemurahan hati, dan ingin menawarkan pengetahuan berharga untuk membantu orang lain. Dengan bimbingan Falun Dafa, dia tidak lagi merasa tersesat.