(Minghui.org) Seorang mantan pekerja di stasiun pasokan aspal di Kota Kunming, Provinsi Yunnan dipenjara empat kali setelah Partai Komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan terhadap Falun Dafa pada Juli 1999.

Song Lixia, sekarang berusia 61 tahun, adalah praktisi Falun Gong yang menolak untuk berhenti berlatih di tengah penganiayaan yang sedang berlangsung. Akibatnya, pihak berwenang memasukkannya ke kamp kerja paksa selama dua tahun tiga bulan dan menjatuhkan hukuman penjara tiga kali dengan total hukuman 15 tahun.

Saat di penjara, Song dipecat oleh majikannya dan kehilangan kualifikasi untuk menerima pensiun. Suaminya menceraikannya karena tidak tahan terhadap tekanan penganiayaan. Setelah dia dibebaskan dari penjara terakhirnya pada Desember 2022, polisi setempat dan personel biro kehakiman terus melecehkannya. Dia kesulitan mendapatkan pekerjaan dan hidup dalam kemiskinan.

Manfaat dari Berlatih Falun Gong

Song sering menderita diare ketika dia masih kecil. Setelah dewasa, ia menderita kolesistitis, batu empedu, dan anemia, serta sering jatuh pingsan. Suaminya bekerja di luar kota sepanjang tahun, dan dia harus mengurus anak mereka sendirian saat bekerja. Suaminya berselingkuh ketika anak mereka berusia enam tahun, namun Song berusaha keras untuk mempertahankan pernikahannya demi anaknya.

Song berlatih Falun Gong pada 1996 dan segera terbebas dari penyakit. Dia merasa kehidupannya penuh dengan harapan dan melepaskan dendamnya terhadap suaminya. Suaminya tersentuh dan berjanji kepada Song bahwa mereka akan menjalani kehidupan yang baik sejak saat itu.

Supermarket tempat Song bekerja sebagai kasir, kadang-kadang menerima uang palsu dari pelanggan. Biasanya kasir akan melaporkannya kepada supervisor, yang kemudian akan mencari cara untuk mengembalikan uang palsu tersebut ke peredaran. Setelah Song berlatih Falun Gong, dia berhenti melakukannya, tetapi merobek uang palsu yang dia terima dan mengeluarkan uang asli dengan nilai yang sama dari sakunya.

Di akhir jam kerja terkadang toko menemukan jumlah penjualan tidak sesuai dengan jumlah uang yang diterima. Para pekerja akan mencurigai rekan-rekan mereka yang mencuri uang tersebut. Ketika hal itu terjadi, Song sering meminta semua orang untuk tenang dan kemudian memeriksa apakah mesin kasir rusak. Beberapa kali mereka menemukan uang kertas tersangkut di mesin kasir sehingga menyebabkan kesalahan dalam penghitungan uang. Dengan mengurangi konflik dan menumbuhkan kepercayaan di antara rekan kerja, dia membantu menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.

Setelah rezim komunis Tiongkok memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada 1999, Song menjadi sasaran karena tidak melepaskan keyakinannya. Akibatnya, dia diturunkan dari jabatannya untuk bekerja di divisi penyediaan aspal. Pekerjaan tersebut padat karya dan terpapar bahan kimia beracun. Dia tidak pernah mengeluh dan terus bekerja keras, sehingga dihormati oleh rekan kerjanya.

Hukuman Kamp Kerja Paksa Pertama

Song ditangkap karena membagikan materi Falun Gong pada 9 November 2001. Dia dijatuhi hukuman dua tahun di Kamp Kerja Paksa Wanita Provinsi Yunnan. Selain dicuci otak, dia harus melakukan kerja paksa tanpa bayaran, termasuk membajak tanah, mengangkut pupuk kandang, dan menanam sayur-sayuran.

Suatu hari dia mencoba menghentikan seorang tahanan yang memukuli praktisi Falun Gong lainnya. Sebagai pembalasan, pihak berwenang memperpanjang masa hukumannya selama tiga bulan. Dia dibebaskan pada Februari 2004.

Dihukum Empat Tahun Penjara dan Dipecat dari Pekerjaan

Dalam waktu enam bulan setelah pembebasannya, Song ditangkap lagi oleh petugas dari Kantor Polisi Kota Luoyang pada 7 Juli 2004, setelah dilaporkan karena menyebarkan materi Falun Gong di sebuah desa.

Ketika dia telah dibebaskan, polisi muncul di tempat kerjanya seminggu kemudian dan menangkapnya lagi. Dia ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Chenggong. Pengadilan Kabupaten Chenggong menjatuhkan hukuman empat tahun penjara pada 31 Desember.

Tak lama setelah Song dipindahkan ke Penjara Wanita Kedua Provinsi Yunnan pada Februari 2005, seseorang dari unit kantor datang dan mengumumkan bahwa dia telah dipecat dari pekerjaannya, tempat dia bekerja selama 21 tahun sejak 1984. Orang tersebut juga mengatakan bahwa dia tidak memenuhi persyaratan untuk pensiun.

Karena Song menolak untuk melepaskan Falun Gong, dia dimasukkan ke dalam sel isolasi selama enam bulan dan harus duduk di bangku sepanjang hari. Para penjaga memukulinya dengan tongkat hingga berlumuran darah dan jatuh pingsan. Dia dibebaskan pada 30 Agustus 2008.

Hukuman Penjara Kedua Lima Tahun dan Diceraikan Suami

Song dan praktisi lainnya, Ni Meizhen, pergi ke Kota Baoshan untuk membagikan materi tentang Falun Gong pada 22 Januari 2009, namun ditangkap lagi dan ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Changning. Pengadilan Kabupaten Changning kemudian menghukum Song lima tahun dan Ni tiga tahun.

Di Penjara Wanita Kedua Provinsi Yunnan, Song dipaksa duduk diam di bangku kecil tanpa bergerak selama berjam-jam. Penyiksaan tersebut melukai punggung bagian bawah, bokong, dan anggota tubuh bagian bawahnya. Para penjaga memasukkannya ke dalam sel isolasi selama enam bulan dan memaksanya menjahit manik-manik kecil dan rok, tanpa bayaran.

Menyerah pada tekanan pihak berwenang, suaminya mengajukan cerai pada 2010 ketika dia berada di penjara, dan mengambil sebagian besar harta mereka.

Ketika Song dibebaskan pada 22 Januari 2014, dia berjuang dengan kondisi kehilangan ingatan, nyeri punggung bagian bawah, dan reaksinya menjadi lambat.

Mengingat Kekeliruan Saat Pengembalian Uang Pensiun

Segera setelah pembebasannya, Song pergi ke Kantor Pengaduan Kota Kunming untuk meminta agar uang pensiunnya dikembalikan. Resepsionis mengatakan kepadanya bahwa dia harus mengganti iuran yang hilang antara tahun 2004 dan 2014, saat dia berada di penjara, dan kemudian dia berhak mendapatkan pensiun setelah dia mencapai usia 55 tahun (usia pensiun yang sah di Tiongkok).

Song menjelaskan jika tempat kerjanya memecatnya karena keyakinannya, itu merupakan tindakan yang salah. Dia menambahkan bahwa tidak ada dasar hukum bagi pihak berwenang untuk menuntut dia membayar iuran sepuluh tahun ketika dia berada di penjara. Resepsionisnya menolak memberikan penjelasan rinci, namun hanya mengatakan bahwa itu adalah kebijakan pemerintah

Song berkonsultasi dengan pengacara di Kantor Hukum Serikat Pekerja Provinsi Yunnan pada Maret 2015, dan pengacara tersebut juga mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang bisa dilakukan dan dia harus mengganti iuran yang hilang. Dia kemudian menemui ketua serikat pekerja di tempat kerjanya dan menanyakan dasar hukum pemecatannya. Ketua membawanya ke sekretaris, yang kemudian meminta kepala departemen SDM menelepon Kantor Jaminan Sosial, namun tetap tidak membuahkan hasil.

Song kemudian pergi sendiri ke kantor jaminan sosial setempat. Namun resepsionis tetap meminta dia untuk membayar iuran tersebut sebelum dia dapat menerima pensiunnya.

Hukuman Penjara Ketiga Enam Tahun

Dua tahun setelah pembebasannya dari penjara, Song ditangkap oleh dua petugas berpakaian preman pada 17 Desember 2016, ketika dia sedang membagikan brosur Falun Gong di jalan.

Di pusat penahanan, dia dimasukkan ke dalam sel isolasi selama seminggu karena menolak melakukan kerja paksa atau mengikuti perintah penjaga untuk berjongkok, melakukan absensi dan melepas pakaiannya untuk penggeledahan tubuh.

Tanpa pemberitahuan sebelumnya, dia dibawa ke Pengadilan Daerah Guandu pada 19 Mei 2017 untuk mengikuti sidang. Dia menolak menerima pengacara yang ditunjuk oleh hakim, yang diperintahkan untuk mengajukan pengakuan bersalah atas dirinya. Ketika dia bertindak sebagai pengacara untuk dirinya sendiri dan mengajukan pengakuan tidak bersalah, hakim terus-menerus menyela dan menunda sidang dalam waktu sepuluh menit.

Hakim menjatuhkan hukuman enam tahun penjara kepada Song dan denda 20.000 yuan pada 25 Mei. Dia mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Kunming, yang memutuskan untuk mempertahankan putusan awal pada 4 Agustus. Dia dibawa ke Penjara Wanita Kedua Provinsi Yunnan pada 17 September.

Enam Tahun Penyiksaan di Penjara

Setibanya di penjara, Song tidak mempunyai barang-barang kebutuhan sehari-hari. Karena mereka hanya dapat melakukan satu pembelian setiap bulan, dua narapidana meminjamkannya deterjen dan kebutuhan lainnya. Song mengira mereka bersikap baik padanya. Namun ketika tanggal pembelian berikutnya tiba, seorang narapidana memerintahkan dia untuk menulis di paragraf pertama permohonan pembeliannya, tentang kejahatan yang dia lakukan. Narapidana tersebut bersikeras bahwa dia harus mengembalikan barang yang dipinjam ketika dia pertama kali tiba di sana dan satu-satunya cara baginya untuk mendapatkan barang tersebut adalah dengan mengisi formulir permohonan pembelian. Seorang penjaga kemudian mengatakan kepadanya bahwa mengembalikan barang yang dipinjam akan mempermudah hidupnya di penjara. Dia tidak punya pilihan selain menulis bahwa dia bersalah karena berlatih Falun Gong, untuk melakukan pembelian.

Setiap hari di penjara, Song dipaksa membaca buku psikologi di pagi hari dan memasukkan manik-manik kecil ke dalam strip nilon sepanjang 10 meter di sore hari. Dia harus menulis laporan pemikiran setiap minggu dan para narapidana terus-menerus berusaha menekannya agar melepaskan keyakinannya.

Praktisi Falun Gong hanya diperbolehkan menggunakan toilet pada waktu tertentu, dan mereka juga harus mendapat izin dari narapidana pengawas. Kadang-kadang narapidana meneriaki praktisi ketika mereka menggunakan kamar kecil, hingga membuat mereka gugup dan sulit buang air.

Penjara mendirikan dua sel di bangsal 9 pada Juli 2019 yang digunakan secara khusus untuk menyiksa praktisi yang menolak melepaskan Falun Gong. Dindingnya dicat dengan garis-garis biru putih hingga membuat orang pusing setelah melihatnya beberapa saat. Lantainya dibagi menjadi tiga area: introspeksi, belajar, dan tidur.

Praktisi yang disiksa di penjara sekitar tahun 2020 meliputi: Xiao Yuxia, Zhao Feiqiong, Wang Meiling, Liang Yun, Yu Lanru, Deng Cuiping, He Lichun, Zhao Chenyu, Guo Qiong, Xu Yamei, Chen Shimei, Wang Jinxian, Bi Jinmei, Pu Baoyu dan Luo Baixiu.

Penjara menempatkan semua praktisi yang teguh di bawah pengawasan ketat pada Februari 2022. Mereka harus melakukan kerja paksa di siang hari. Jika mereka tidak dapat menyelesaikan beban pekerjannya pada hari itu, mereka akan dihukum dengan melakukan latihan seperti militer. Ketika mereka kembali ke sel pada malam hari, mereka harus duduk diam di bangku kecil sampai jam 10 malam sebelum diperbolehkan tidur. Pada hari Minggu, ketika narapidana lain diberikan hari libur, praktisi harus bangun pada jam 6 pagi dan duduk diam di bangku kecil sampai jam 10 malam dengan hanya empat kali istirahat ke kamar kecil.

Di bawah pengawasan yang ketat, setiap praktisi hanya dapat membeli kebutuhan pokok senilai 50 yuan setiap bulan, dan harus menyebut diri mereka penjahat dalam permohonan pembelian agar disetujui. Praktisi hanya bisa mandi seminggu sekali dengan dua ember air dan mencuci pakaian dua minggu sekali. Jika seorang praktisi ingin mencuci tempat tidurnya, dia harus menulis surat permohonan. Karena Song menolak menyebut dirinya penjahat, dia tidak diizinkan mencuci tempat tidurnya selama lebih dari sembilan bulan. Dia juga tidak boleh menerima kunjungan keluarga, menulis surat kepada mereka, atau menelepon mereka.

Kesehatan Song memburuk selama bertahun-tahun karena penyiksaan. Beberapa giginya tanggal, dan dia hampir tidak bisa mengunyah makanannya, kendatipun makanan yang hanya mengandung sedikit sayuran, dengan waktu makan yang terbatas. Karena duduk berjam-jam dan penggunaan toilet yang terbatas, dia menderita sembelit, kembung, sakit perut, dan masalah pencernaan lainnya. Suatu kali dia dalam keadaan mendesak perlu menggunakan toilet, namun narapidana lain tidak mengizinkannya. Dia berlari ke toilet, hanya untuk terjatuh dan pingsan.

Sebelum dia dibebaskan, penjaga melakukan tes darah padanya, tanpa memberikan alasan atau memberitahukan hasil tes tersebut kepadanya. Pada 6 Desember 2022, hari ketika dia meninggalkan penjara, seorang penjaga menghasut seorang narapidana untuk merobek semua dokumen pengadilan dan putusannya, dengan mengatakan bahwa praktisi Falun Gong tidak membutuhkannya.

Ketika berkumpul kembali dengan keluarganya, keluarga Song mengatakan bahwa dia tampak kurus dan seperti sepuluh tahun lebih tua dari usianya. Dia menderita sakit punggung dan merasa lemah. Dia tidak bisa mengangkat benda berat dan menderita nyeri dada serta sesak napas.

Pelecehan Tanpa Henti

Tak lama setelah Song dibebaskan, polisi setempat dan komunitas pekerja melecehkan Song di rumahnya pada Januari 2023, dengan alasan menjenguknya. Petugas dari Kantor Polisi Fude datang lagi pada April 2023 dan bertanya apakah dia masih melakukan kontak dengan praktisi Falun Gong lainnya. Mereka memperingatkan Song untuk tidak keluar dan berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong dan penganiayaan. Empat petugas melecehkannya sekali lagi pada bulan Juli dan masih bertanya apakah dia punya kontak dengan praktisi setempat.