(Minghui.org) Setelah menonton versi gratis tayangan perdana “Once We Were Divine,” keesokan harinya saya membeli dan menonton versi yang diperpanjang. Versi itu membuat saya mengerti lebih mendalam tentang beberapa bagian dibandingkan versi pertama.

Saat adegan Konferensi Doa, Bijak dari Lautan (Haifeng di dunia manusia) dan Dewa Phoenix (Xiaofeng di dunia manusia) datang terlambat, jadi hati mereka tertahan di Rantai Pengunci Hati, membuat mereka sulit menjadi praktisi Falun Dafa di kemudian hari.

Menurut film, makhluk-makhluk berikut akan tertahan di Rantai Pengunci Hati: mereka yang terlambat menghadiri upacara besar langit, mereka yang kehilangan pikiran lurus (termanifestasi di dunia manusia dengan menolak kebenaran), dan mereka yang telah menyimpang ke jalan iblis (mereka yang percaya komunisme.)

Awalnya saya tidak mengerti mengapa orang yang datang terlambat justru tertahan di Rantai Pengunci Hati. Kemudian saya menyadari, bahkan di masyarakat manusia biasa ini, orang-orang tidak akan sengaja datang terlambat untuk hal penting. Bahkan, terlambat berarti tidak sopan dan tidak menghargai kegiatan tersebut. Sebagai contoh, saya seorang guru, saya tidak akan pernah terlambat untuk kelas saya.

Ini juga mengingatkan saya pada pentingnya kultivasi. Sebagai contoh, terkadang saya terlambat di kegiatan Dafa. Ini berarti saya tidak memberi perhatian lebih untuk kegiatan tersebut. Kenyataannya, ini juga berarti saya tidak menghargai atau tidak memercayai Guru dan Dafa. Masalah lainnya adalah dua kategori yang disebutkan di atas (kehilangan pikiran lurus dan menyimpang ke sisi keiblisan) mengacu pada manusia yang berada dalam ilusi. Namun dua karakter dalam film (Bijak dari Lautan dan Dewa Phoenix) adalah dewa dan sangat jelas tentang hal tersebut, ini membuat kesalahan mereka lebih sulit dimaafkan. Ini serupa dengan pengikut Dafa yang tahu betapa mendesaknya waktu, namun tidak menghargainya. Bila kita tidak berkultivasi dengan rajin dan tidak bisa mencapai kesempurnaan pada akhirnya, hasilnya mungkin akan seburuk karakter di dalam film.

Menurut versi film yang diperpanjang, saat Haifeng tersesat di dunia manusia, Wumi yang Bijak dan Yu’er mencoba berbagai cara agar diri sejatinya tersadarkan. Hal ini tampak seperti hal sepele di dunia manusia, namun Haifeng terlalu larut dalam dunia manusia untuk menyadari bahwa itu adalah petunjuk dari dewa.

Guru mengajarkan:

“Karena anda Xiulian di tengah manusia biasa, anda tidak akan tiba-tiba dibuat kepala menghadap ke bawah, tergantung mengambang di sana, agar anda menderita di awang-awang, tidak akan dibuat seperti ini. Selalu dalam bentuk dan situasi manusia biasa, hari ini ada seseorang yang mencari gara-gara dengan anda, ada yang membuat anda marah, ada yang berbuat tidak baik kepada anda, tiba-tiba menyerang anda dengan ucapan tidak pantas, semua itu untuk melihat bagaimana anda menyikapi seluruh masalah ini.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)

Selain itu, dalam ceramahnya Guru menyebutkan berulang kali bahwa tidak ada yang kebetulan. Jadi, tak peduli apa yang terjadi di sekitar kita atau betapa sepele tampaknya hal tersebut, itu berhubungan dengan kultivasi kita. Ini bisa menjadi pengingat lain bagi kita untuk mencari ke dalam dan menyingkirkan keterikatan kita.

Saya mendapat banyak pemahaman dari film ini, namun saya tidak akan menguraikannya satu per satu. Sebagai contoh, dalam film, Xiaofeng memperkuat pikiran lurusnya dengan belajar ceramah Dafa dan melakukan latihan, lalu sisi dewanya menjadi sadar; ini adalah bagian favorit saya.

Pengalaman saya adalah, ketika saya meningkatkan Xinxing, tingkat saya akan meningkat dan energi saya juga meningkat. Dulu saya tidak banyak memberi perhatian perihal memancarkan pikiran lurus. Setelah menonton film, saya bisa fokus dalam waktu yang lebih lama saat memancarkan pikiran lurus. Saya merasakan energi yang lebih kuat dan bahkan telapak tangan saya terasa hangat.

Selain itu, saat menonton film ini, kita harus menggunakan mode hening untuk menghindari gangguan; semakin besar layarnya, semakin besar efeknya, dan semakin kuat dampaknya. Saya menggunakan proyektor dan hasilnya sungguh luar biasa.

Setelah menonton film tersebut, saya merekomendasikannya kepada semua orang karena mereka berasal dari latar belakang, pengalaman hidup, dan tingkat kesadaran yang berbeda-beda. Bahkan meski mereka tidak mengerti prinsip tingkat tinggi, mereka masih bisa menontonnya sebagai mitos, tahu mengapa kita mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan, dan memahami kekejaman dan keburukan penganiayaan.

Bagi rekan praktisi, saya merekomendasikan versi yang diperpanjang. Film ini mencakup berbagai macam topik, mencakup waktu yang lama, dan mengungkap dunia surga yang belum pernah saya lihat sebelumnya.

Film ini akan membantu kita mendapat pemahaman tentang kultivasi, memahami proses pelurusan Fa, dan bagaimana mengklarifikasi fakta terhadap berbagai jenis manusia biasa yang masih belum mendapat informasi.

Catatan redaksi: Artikel ini hanyalah pemahaman penulis saat ini yang ditujukan untuk berbagi dengan sesama praktisi jadi kita dapat “Banding belajar banding kultivasi.” (“Berkultivasi Nyata,” Hong Yin I)