(Minghui.org) Pada tanggal 16 Desember 2023, praktisi Falun Dafa di Irlandia mengadakan kegiatan di Dublin, ibu kota negara tersebut. Mereka memperkenalkan Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) dan meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Mereka meminta masyarakat untuk membantu menghentikan kebrutalan, termasuk pengambilan organ praktisi yang masih hidup oleh PKT.  

Di tempat tersebut, praktisi memperagakan latihan. Melihat peragaan latihan yang damai dan papan informasi yang menarik perhatian, banyak pejalan kaki yang berhenti. Mereka ingin mengetahui tentang latihan spiritual dan penganiayaan yang dilakukan oleh PKT. Orang-orang menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya kebrutalan tersebut. Beberapa orang membantu praktisi untuk mengundang lebih banyak orang yang lewat untuk membantu menghentikan penganiayaan.

Praktisi meningkatkan kesadaran di Dublin, Irlandia pada tanggal 16 Desember 2023.

Anggota Dewan Menyerukan Penghentian Penganiayaan

“Kami sangat bersimpati dengan penderitaan Falun Gong, dan kami menyerukan kepada pihak berwenang untuk berbicara tentang penganiayaan yang mereka alami,” kata Jim Codd, seorang anggota dewan di County Wexford, yang melewati lokasi tersebut pada hari itu. Setelah berbicara dengan praktisi, dia dan istrinya menyatakan dukungannya terhadap upaya praktisi untuk mengakhiri penganiayaan.

Anggota Dewan Jim Codd (kiri) dari County Wexford dan istrinya mendukung praktisi.

Sebagai anggota dewan daerah, Codd mengatakan dia senang bahwa distriknya, County Wexford, telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan pemerintah Irlandia untuk meratifikasi Konvensi Dewan Eropa Menentang Perdagangan Organ Manusia sesegera mungkin. Mereka ingin mengekang perdagangan organ ilegal transnasional. Resolusi tersebut juga meminta pemerintah Irlandia untuk menuntut rezim Komunis Tiongkok segera menghentikan kejahatan pengambilan organ praktisi Falun Gong dan membebaskan semua praktisi yang dipenjara secara ilegal.

Masyarakat Setempat Mengecam Penganiayaan

Hal ini juga menjadi sentimen banyak orang Irlandia. Setelah menandatangani petisi, warga Dublin, Sussan dan Brennan mengenang bahwa pertama kali mereka bertemu dengan praktisi Falun Gong meningkatkan kesadaran terhadap rezim Tiongkok yang melakukan kebrutalan terhadap rakyat di negaranya sekitar 20 tahun yang lalu.

“Falun Gong tidak boleh dianiaya,” kata Brian. Istrinya, Susan, juga setuju. Sambil menunjuk papan informasi yang menyerukan diakhirinya pengambilan organ, Sussan berkata, “Ini sangat membuat saya jijik. Ini seharusnya tidak terjadi.”

Sussan (kiri) dan suaminya Brennan menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan.

Ketika ditanya mengapa dia datang untuk menandatangani, warga Irlandia lainnya, Berrda berkata, “Karena perlakuan kejam yang dialami praktisi.” Brenda berkata bahwa ini bukan pertama kalinya dia menandatangani petisi, “Kita harus mengambil sikap untuk latihan yang damai, indah, dan kuno ini.”

Penduduk setempat Berrda mendukung Falun Gong.

Wisatawan Menandatangani Petisi

Di antara mereka yang menandatangani petisi tersebut adalah wisatawan dari Asia, Eropa dan Afrika.

Menar dan Zahra, dua remaja putri dari Mesir, berkata bahwa ini adalah pertama kalinya mereka mendengar tentang Falun Gong, namun mereka berdua menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan. Mereka berharap dapat menggunakan situs Minghui untuk menyemangati praktisi Falun Gong di Tiongkok agar bertahan karena “Anda tidak menderita sendirian.”

Menar (kiri) dan Zahra (kanan) menyemangati praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Miranda dari Italia sedang melewati tempat tersebut dan melihat praktisi bermeditasi dengan tenang di antara kerumunan orang yang ramai. “Mereka menarik perhatian saya. Ini luar biasa,” kata Miranda sambil mendekati praktisi yang memperagakan latihan. Dia bilang dia merasakan medan energi.

Miranda kemudian membaca papan informasi dan mengetahui bahwa karena mereka berlatih Falun Gong dan keyakinan mereka pada Sejati, Baik, dan Sabar, praktisi di Tiongkok disiksa dan bahkan menjadi sasaran pengambilan organ. Ini mengejutkan Miranda. Suaminya, Herald, telah membaca banyak artikel yang mengungkap pengambilan organ tubuh manusia yang masih hidup oleh PKT. Setelah berbicara dengan suaminya dan praktisi Falun Gong, Miranda segera menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya penganiayaan.

Miranda dan suaminya Herald mendukung upaya praktisi melawan penganiayaan.

Setelah menandatangani, dia melihat wanita lain di sampingnya dan menceritakan isi petisi tersebut. Setelah wanita itu menandatangani dan pergi, Miranda berbalik dan mengundang lebih banyak orang yang lewat untuk menandatangani petisi.

Miranda berkata jika orang-orang mengetahui penganiayaan ini, mereka akan membantu menghentikannya. “Ketika orang bisa melihat ke dalam dan merasakan hatinya, mereka akan tahu apa yang benar, (karena) ini adalah intuisi yang dimiliki setiap orang.”

Marie Odile, seorang guru bahasa Prancis, mendukung praktisi.