(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa mengadakan rapat umum di depan Konsulat Tiongkok Chicago pada tanggal 15 April 2023, untuk memperingati permohonan damai di Beijing 24 tahun lalu. Setelah praktisi ditangkap di Tianjin, sekitar 10.000 praktisi berkumpul di Kantor Permohonan Dewan Negara pada tanggal 25 April 1999. Mereka dengan damai meminta agar praktisi yang ditahan dibebaskan, buku Falun Gong diterbitkan, dan mereka memiliki hak untuk menjalankan keyakinan mereka. Kemudian pada hari itu, para praktisi yang ditahan dibebaskan.

Meskipun insiden ini dianggap sebagai peristiwa terbesar dan paling damai dari warga Tiongkok dalam membela hak-hak hukum mereka, ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT) saat itu, Jiang Zemin mengumumkan akan, “Membasmi Falun Gong dalam tiga bulan.” Dua bulan kemudian pada bulan Juni, Kantor 610, sebuah badan di luar hukum yang tujuan utamanya adalah untuk membasmi Falun Gong, didirikan, dan penindasan nasional diluncurkan dengan kekuatan penuh pada bulan Juli 1999.

Rapat umum di depan Konsulat Tiongkok di Chicago pada tanggal 15 April

Seorang praktisi membagikan informasi kepada pejalan kaki.

Orang-orang bertanya tentang Falun Dafa dan penganiayaan yang sedang berlangsung di Tiongkok.

Tu [pria], salah satu penyelenggara, berkata bahwa 24 tahun telah berlalu sejak PKT mulai menindas Falun Dafa. Setiap tahun, praktisi berkumpul di depan konsulat untuk meningkatkan kesadaran akan kebrutalan di Tiongkok. Terlepas dari penganiayaan yang kejam, para praktisi teguh pada keyakinan mereka pada prinsip-prinsip Falun Dafa, Sejati-Baik-Sabar. Keberanian dan ketekunan mereka juga semakin mendapat dukungan dari publik.

Memberi Tahu Orang Tentang Penganiayaan

Praktisi Saber Pham

Saber Pham berkata dia mulai berlatih Falun Dafa setelah menyaksikan perubahan positif pada anggota keluarganya yang berlatih. Dia sering kurang sabar, dan ketika pelanggan memiliki sikap buruk, dia akan mengabaikan mereka dan mencari pelanggan lainnya. Setelah dia mulai berlatih dan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, dia menemukan pekerjaannya jauh lebih mudah, dan dia bisa bersikap baik kepada pelanggan yang sulit.

Pham berkata bahwa dia senang berpartisipasi dalam acara di Konsulat Tiongkok, karena dia dapat memberi tahu orang-orang betapa indahnya Falun Dafa dan menentang pelanggaran hak asasi manusia terhadap praktisi di Tiongkok. Dia berharap lebih banyak orang akan mengetahui fakta. “Jika lebih banyak orang mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik,” jelasnya.

Orang-orang Menandatangani Petisi untuk Mengakhiri PKT

Tertarik oleh musik yang menenangkan dan gerakan olahraga yang lembut, banyak orang yang lewat berhenti untuk membaca poster dan mengajukan pertanyaan. Setelah mendengar apa yang sedang terjadi di Tiongkok, beberapa dari mereka menandatangani petisi untuk mengakhiri PKT.

Di antara mereka adalah Rachael Williams, yang berterima kasih kepada praktisi karena telah memperkenalkan latihan dan memberitahunya tentang kekejaman di Tiongkok. Dia memuji dan menyemangati para praktisi untuk terus berusaha. Dia juga menandatangani petisi yang menyerukan untuk mengakhiri tragedi tersebut.

Ini adalah pertama kalinya Aya Zubi dan Angga Mendoza mendengar tentang penganiayaan. Keduanya menandatangani petisi tanpa ragu-ragu. Mereka berdua mengatakan penganiayaan itu salah karena setiap orang harus memiliki kebebasan berkeyakinan.

Nastaran dari Iran mengatakan dia terkesan dengan suasana damai saat praktisi melakukan latihan. Dia tidak dapat membayangkan sistem meditasi yang begitu baik ditekan secara brutal di Tiongkok. Dia mengatakan penganiayaan di Tiongkok sangat memilukan, dan dia mendukung upaya praktisi.

Psikiater Prena Sharma mengatakan setiap orang perlu mengetahui tentang penganiayaan.

Psikiater Prerna Sharma yang tinggal di Chicago terkejut mendengar betapa buruknya praktisi di Tiongkok dianiaya karena keyakinan mereka. Dia mengatakan semua orang perlu tahu tentang masalah penting ini, dan dia akan memberi tahu teman-temannya tentang hal itu.

Simone Jones (kedua dari kiri) dan Lee Jones (ketiga dari kiri) ingin membantu menghentikan penganiayaan.

Lee Jones dan istrinya Simone Jones, berasal dari Ohio, berada di Chicago untuk mengikuti seminar ilmiah bersama keponakan mereka Jeremy. Ketika mereka bertanya apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu, seorang praktisi mengatakan kepada mereka untuk berbagi informasi dengan orang lain sehingga kekejaman akan berakhir.

Latar Belakang: Apa itu Falun Dafa dan Mengapa PKT Menganiayanya?

Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Guru Li Hongzhi di Changchun, Tiongkok, pada tahun 1992. Disiplin spiritual ini sekarang dipraktikkan di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia. Jutaan orang yang telah memeluk ajarannya, yang didasarkan pada prinsip Sejati, Baik, dan Sabar, dan telah mempelajari lima perangkat latihan telah mengalami peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.

Jiang Zemin, mantan ketua Partai Komunis Tiongkok (PKT), menganggap semakin populernya disiplin spiritual ini sebagai ancaman terhadap ideologi ateis PKT dan pada 20 Juli 1999, ia mengeluarkan perintah untuk memberantas latihan tersebut.

Di bawah arahan pribadi Jiang Zemin, PKT mendirikan Kantor 610, sebuah organisasi keamanan ekstra legal dengan kekuatan untuk mengesampingkan polisi dan sistem peradilan dan yang fungsi satu-satunya adalah melakukan penganiayaan terhadap Falun Dafa.

Minghui.org telah mengkonfirmasi kematian ribuan praktisi sebagai akibat dari penganiayaan selama 23 tahun terakhir. Jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi. Praktisi yang tak terhitung jumlahnya telah dipenjara dan disiksa karena keyakinan mereka.

Ada bukti nyata bahwa PKT mendukung pengambilan organ dari praktisi yang ditahan yang dibunuh untuk memasok industri transplantasi organ Tiongkok.