(Minghui.org) Seorang warga Kota Baoding, Provinsi Hebei berusia 68 tahun dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Hebei pada 6 April 2023 untuk menjalani hukuman dua tahun karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Dua bulan sebelum penahanan Zheng Baoying, suaminya, yang menjadi lumpuh karena stroke bertahun-tahun yang lalu dan dikirim ke panti jompo setelah penangkapannya, meninggal dunia karena kurangnya perawatan. Zheng tidak diizinkan menghadiri pemakamannya.

Zheng ditangkap pada 10 Oktober 2022 karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Dia ditahan di Pusat Penahanan Kota Baoding dan kemudian dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Kabupaten Shunping.

Zheng berlatih Falun Gong pada tahun 2015. Atas usahanya yang gigih untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan, dia ditangkap beberapa kali dan rumahnya digeledah. Untuk bersembunyi dari polisi, dia terpaksa tinggal jauh dari rumah bersama suaminya yang lumpuh.

Zheng kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai satpam di sebuah perusahaan di pinggiran Baoding. Penghasilannya hampir tidak cukup untuk hidup. Tetapi polisi segera menemukannya. Pada pukul 09.00 tanggal 25 Juni 2019, empat petugas berpakaian preman dipimpin oleh Jia Xiaohui, kepala Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Fuping, mengganggu Zheng di kediaman sementaranya dan menginterogasinya selama hampir dua jam.

Polisi datang lagi pada sore hari tanggal 17 Desember 2019. Zheng kebetulan sedang bekerja dan suaminya sendirian di rumah. Polisi menunggu sampai Zheng pulang kerja dan memerintahkannya untuk menandatangani pernyataan untuk melepaskan Falun Gong. Dia menolak untuk menurut dan polisi tinggal selama satu jam lagi sebelum pergi.

Tujuh petugas kembali ke rumah Zheng pada 27 Desember. Mereka memanggil putra dan putrinya untuk datang, meminta pembicaraan singkat dengan mereka. Ketika putri Zheng datang, polisi memborgol Zheng di depan putrinya dan mendorongnya ke dalam mobil polisi. Dia dibawa ke Departemen Kepolisian Kabupaten Fuping dan dipaksa duduk di kursi besi. Tiga petugas bergiliran mengawasinya dan tidak mengizinkannya menutup mata. Setelah mengetahui dia dibawa ke Kejaksaan Kabupaten Shunping keesokan harinya, putranya dan anggota keluarga lainnya juga pergi ke sana untuk meminta pembebasannya. Zheng dilepaskan pada sore hari.

Sebelum penangkapan terakhirnya, Zheng beberapa kali menjadi sasaran karena berbicara kepada orang-orang tentang manfaat kesehatan Falun Gong selama pandemi.

Selain penganiayaan yang dideritanya, putranya, yang bekerja di biro listrik setempat, juga terus-menerus dilecehkan. Dipengaruhi oleh menantu laki-lakinya yang bekerja di pengadilan setempat, putrinya tidak berani mengunjunginya di penjara.