(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa sebelum Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan penganiayaan pada tahun 1999.

Saya ingat pernah meminjam Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa, dari seorang kolega. Ketika saya sedang membaca Fa Guru Li (pencipta Dafa ), “Zhen, Shan, Ren adalah Satu-satunya Kriteria Pengukur Baik Buruk Seseorang” (Cermaha 1, Zhuan Falun). Membaca ini, hati saya bergetar dan merasa seolah-olah ada aliran listrik yang mengalir ke seluruh tubuh. Saya akhirnya menemukan apa yang saya cari dan memutuskan untuk mulai berlatih Falun Dafa.

Saya berusia 28 tahun ketika mulai berkultivasi. Saya tertarik pada Falun Dafa karena membaca prinsip Sejati-Baik-Sabar yang mendalam. Saat kultivasi saya semakin meningkat, saya sembuh dari semua penyakit, seperti neuralgia, insomnia, sakit kepala migrain, kejang perut, dan penyakit jantung keturunan. Saya merasa bersemangat dan berpikiran jernih setiap hari.

Setelah mulai berlatih Falun Dafa, saya mengerti mengapa orang menderita. Dan saya belajar bagaimana menghadapi kemunduran dan kemalangan. Saya menemukan arah dalam hidup saya dan menjadi optimis, berpikiran terbuka, toleran, dan memikirkan orang lain.

Selama lebih dari 20 tahun saya berlatih Falun Dafa, keluarga dan orang-orang di sekitar saya telah menyaksikan betapa berharganya berlatih Falun Dafa.

Belas Kasih Menyelesaikan Kebencian Terhadap Ibu Saya

Saya tidak pernah tahu bagaimana rasanya dicintai oleh ibu. Dia lebih suka anak laki-laki daripada perempuan, dan tidak peduli seberapa kecil kesalahan yang saya buat, dia sering memukuli saya. Saya tidak ingat dia pernah berbicara dengan ramah kepada saya.

Keluarga kami tidak kaya, dan ibu berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua saudara laki-laki saya jarang bermain dengan saya, dan ayah sering bepergian untuk bekerja. Saat tumbuh dewasa, saya merasa kesepian dan terbentuk kepribadian yang tertutup, sensitif, curiga, dan penakut. Saya merasa tidak aman.

Seiring bertambahnya usia, saya mulai tidak menyukai ibu sama seperti dia tidak menyukai saya. Sikapnya terhadap saya semakin memburuk setelah saya menikah -- seperti kata pepatah, anak perempuan yang menikah seperti membuang air.

Meskipun ibu tidak menyayangi saya, suami dan saya bertanggung jawab untuk menjalankan tugas, memperbaiki barang-barang di sekitar rumahnya, dan membeli barang apa pun yang dia butuhkan. Setiap kali ada anggota keluarga besar kami yang jatuh sakit atau dirawat di rumah sakit, ibu akan segera menghubungi saya untuk melakukan sesuatu atau membayar sesuatu.

Setelah ayah meninggal pada tahun 2000, hanya saya dan suami yang merawat ibu ketika dia dirawat di rumah sakit. Selama bertahun-tahun, setiap kali ibu menelepon, itu adalah tentang hal-hal yang perlu dia lakukan atau curhat tentang menantu perempuannya. Ibu akan terus melampiaskan keluhannya tanpa memberi saya kesempatan untuk berbicara, dan sering tiba-tiba mengakhiri telepon dengan mengatakan, "Itu saja."

Putri saya pernah bercanda bahwa saya adalah telepon darurat 911 nenek.

Ibu memberi dua saudara laki-laki saya lebih dari 300.000 yuan (sekitar USD $43.680) yang ditinggalkan ayah. Ibu meminta saya menyerahkan hak warisan saya atas apartemen tiga kamar tidur yang ditinggalkan ayah untuknya, di mana dia tinggal saat ini. Bahkan setelah saya setuju, ibu masih ragu dan meminta suami saya untuk membuat pernyataan tertulis sebelum pikirannya bisa tenang.

Meskipun memberikan semua kasih sayang dan asetnya kepada putra-putranya, ibu merasa itu adalah tanggung jawab saya sebagai putrinya untuk merawatnya. Saya diam-diam menahan perlakuannya yang dingin dan tidak adil itu, meskipun saya sering merasa marah dan dianiaya.

Sebagai praktisi, saya berusaha untuk hidup dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar apapun keadaannya. Itu sulit, tetapi saya mencoba yang terbaik untuk mengendalikan emosi dan menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua.

Pada awalnya, saya akan berjuang untuk menahan air mata, tapi saat terus belajar Fa, saya belajar mengubah diri dari dalam, melepaskan kepentingan pribadi, nama, dan emosi. Saya belajar untuk berempati dengan orang lain dan memperluas hati saya, membiarkan kekuatan belas kasih secara bertahap melarutkan kebencian dan keluhan jauh di dalam diri saya.

Saya kadang-kadang mengalami lonjakan emosi selama proses tersebut, tetapi terus mengingatkan diri sendiri bahwa saya adalah praktisi dan harus mengikuti ajaran Guru. Guru melihat keinginan tulus saya untuk melakukannya dengan baik dan membantu saya melenyapkan emosi negatif terhadap ibu saya.

Seiring berjalannya waktu, saya berangsur-angsur berhenti merasa dirugikan dan malah mulai memahami kesulitan ibu. Ibu bekerja keras sepanjang hidupnya dan mengorbankan hampir segalanya untuk membesarkan anak-anaknya, namun, hanya sedikit orang yang menunjukkan baktinya. Ibu terutama mengandalkan putranya untuk dukungan emosional setelah ayah saya meninggal, tetapi tidak ada yang benar-benar dapat memberikan apa yang dia cari.

Beberapa kejadian tak terduga terjadi kemudian, dan ibu menjadi semakin rentan. Melihat kondisinya yang goyah ketika berusia 80-an, saya merasa kasihan kepadanya. Terlepas dari bagaimana dia memperlakukan saya, berbakti adalah kebajikan tradisional di antara orang Tionghoa, dan saya merasa itu adalah tugas saya untuk memenuhi tanggung jawab ini sehingga dia dapat menikmati tahun-tahun selanjutnya dengan damai.

Ibu saya sehat dan memiliki nafsu makan yang baik meskipun usianya sudah lanjut. Setiap kali mengunjunginya, saya akan mengisi lemari esnya dengan makanan favoritnya seperti bakpao, pangsit, iga babi, dan bakso yang saya buat untuknya. Saya tidak pernah ragu untuk memenuhi kebutuhannya dan berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhannya. Saya akan merasakan kelegaan dan kegembiraan ketika melihat senyum kepuasannya.

Menyelesaikan Kebencian dengan Kolega

Saya dipindahkan ke kantor keuangan pada 2003 sebagai akuntan. Ada dua orang lain di kantor itu: seorang kasir dan seorang akuntan lain dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Perusahaan menugaskan saya untuk menangani banyak tugas akuntansi khusus dan menempatkan saya sebagai penanggung jawab. Akuntan lain tidak punya banyak pekerjaan dan merasa itu tidak adil, jadi dia bekerja sama dengan orang lain untuk mempersulit saya.

Saya tidak pernah memasukkannya ke dalam hati dan memperlakukan semua orang dengan kebaikan. Setiap hari, saya tiba di kantor lebih awal dan pulang terlambat, saya akan merebus air untuk membuat teh, mengepel lantai, dan membersihkan setiap meja. Saya akan menyapa akuntan, dan menggunakan setiap kesempatan untuk mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa kepadanya dan memberitahu pentingnya mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Di Tiongkok, budaya beracun PKT telah menyebabkan orang-orang memandang satu sama lain sebagai musuh. Perebutan kekuasaan di antara pimpinan perusahaan meluas ke kantor keuangan.

Salah satu wakil presiden perusahaan menggunakan rasa tidak adil akuntan lainnya dan mengirim surat tanpa nama ke kantor pusat, menuduh saya berlatih Falun Dafa. Ketika tim investigasi datang untuk memeriksa pekerjaan saya, saya mengetahui bahwa akuntan lain terlibat dalam tuduhan tersebut.

Mengingat bahwa Falun Dafa telah difitnah dan banyak orang masih disesatkan oleh PKT, seperti yang saya pahami bahwa Guru membutuhkan praktisi untuk membantu Guru menyelamatkan makhluk hidup, saya berkata pada diri sendiri, “Saya tidak boleh membuat karma buruk dengan orang, mereka menunggu untuk diselamatkan. Saya harus menyelesaikan ini dengan belas kasih, melepaskan kebencian saya.”

Jadi saya berpura-pura tidak tahu apa-apa tentang keterlibatan akuntan lain dan terus memperlakukannya dengan baik. Saya tahu bahwa dengan perlindungan Guru tidak ada hal buruk yang akan terjadi pada saya.

Terinspirasi oleh kekuatan belas kasih Dafa, saya secara bertahap belajar untuk melihat segala sesuatu di sekitar saya dengan tenang. Suatu sore, akuntan lain menerima telepon dari putrinya di sekolah memberitahu dia mengalami radang usus buntu akut dan sangat kesakitan.

Melihat dia sangat khawatir, saya mengatakan kepadanya, "Minta putri anda untuk melafalkan 'Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.' Itu akan mengurangi rasa sakitnya.” Saya sebelumnya berbagi dengannya banyak cerita tentang bagaimana putri saya diberkati dengan melafalkan kata-kata keberuntungan itu.

Belakangan, wakil presiden yang melaporkan saya dipindahkan. Dipandu oleh prinsip-prinsip Dafa, saya berusaha untuk memperluas belas kasih saya, banyak rekan mengamati dan menyaksikan seluruh proses dan mengundurkan diri dari organisasi PKT, dan ini termasuk akuntan lainnya. Dia dengan tulus berkata di kantor, "Kalian para praktisi Falun Dafa benar-benar baik."

Membantu Orang-orang di Pusat Penahanan

Seseorang melaporkan saya ketika sedang menempel brosur untuk mengklarifikasi fakta pada 2018. Polisi secara ilegal menggeledah rumah dan membawa saya ke pusat penahanan.

Ketika tiba di pusat penahanan, pikiran saya dipenuhi ketakutan dan kebingungan. Namun, seiring waktu, saya mampu menyesuaikan pola pikir dan memperkuat pikiran lurus. Saya melafalkan Fa dan bermeditasi sesering mungkin, mengklarifikasi fakta kepada para narapidana dan mendorong mereka untuk mundur dari PKT. Saya memperlakukan semua orang dengan belas kasih.

Seorang pecandu narkoba ditahan karena perdagangan narkoba. Dia mengalami gejala putus obat, dan setiap hari sangat lemah sehingga tidak bisa duduk. Petugas mengizinkannya untuk berbaring di atas selimut yang diletakkan di lantai beton.

Dia membutuhkan bantuan untuk minum dan makan dan sering muntah. Dia tidak berganti pakaian selama beberapa hari, yang menyebabkan bau tak sedap yang tidak disukai semua orang. Saya merawatnya setiap hari dengan membantunya makan dan minum, dia perlahan mendapatkan kembali kekuatannya dan bisa duduk sendiri.

Saat saya bermeditasi setelah makan malam, dia duduk di sebelah saya. Suatu hari setelah saya selesai bermeditasi, dia berkata, “Saya merasa sangat nyaman duduk di sebelah anda saat anda sedang bermeditasi! Sudah lama sejak saya merasakan hal itu.”

Saya menjelaskan kebenaran tentang Dafa kepadanya dan mengatakan kepadanya bahwa ketika para praktisi melakukan latihan, itu bermanfaat bagi orang-orang di sekitar mereka. Guru berkata, “Cahaya Buddha menerangi seluruh penjuru, menegakkan kebenaran memberi penerangan.” (Ceramah 3, Zhuan Falun)

Dia memahami kebenaran dan mundur dari organisasi PKT. Dia ingin belajar bagaimana berkultivasi Dafa. Karena kami berada di pusat penahanan, saya menyarankan agar dia melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik” setiap hari, dan meyakinkan dia akan memperoleh manfaat.

Dia berkata, “Saya akan memberikan nomor telepon saudara laki-laki saya. Ketika anda dibebaskan, tolong hubungi saya melalui nomor ini dan ajari saya cara berkultivasi Dafa.” Dia kemudian berbicara untuk saya ketika kepala sel narapidana menginstruksikan narapidana lain untuk mencegah saya berlatih Falun Dafa.

Selama kami bersama, pecandu narkoba ini menceritakan kepada saya tentang mimpinya: "Seekor anjing menggonggong di jendela sel kami saat dia diberi transfusi darah." Narapidana lain mendengar kata-kata mimpinya dan mengatakan itu adalah pertanda baik. Tak lama kemudian, dia menerima hukuman hanya empat bulan, yang jauh lebih ringan dari yang dia harapkan. Dia sangat bahagia.

Ketika pertama kali mengklarifikasi fakta kepada kepala sel narapidana, dia tidak menerima. Namun, seiring waktu dia mengamati bahwa para narapidana yang setuju untuk mundur dari PKT setelah saya mengklarifikasi fakta kepada mereka mendapat berkah dalam berbagai tingkatan, dia mulai memperhatikan.

Seorang wanita muda berusia awal 20-an duduk di sebelah saya setiap hari untuk mendengarkan klarifikasi fakta saya, dan dia tertarik untuk belajar bagaimana berkultivasi.

Pada hari ke-37 penahanannya, saat kami bersiap untuk tidur siang, nama perempuan muda itu tiba-tiba dipanggil untuk menunggu di depan pintu dan pulang. Saat dia pergi bersama petugas, dia berbalik dan berseru kepada saya, “Terima kasih! Terima kasih!" Saya membalas dengan berteriak gembira, "Ingat apa yang saya katakan (mengacu pada 'Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.')"

Kepala sel narapidana langsung bertanya kepada saya, “Untuk apa dia berterima kasih?” Saya menjawab, “Bukankah sudah saya katakan? Ingatlah bahwa Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik. Dengan mundur dari PKT dan organisasinya, anda akan menerima berkah.”

Karena sudah waktunya tidur siang, dia menyarankan agar kami tidur dulu. Begitu bel berbunyi untuk mengakhiri tidur siang, kepala sel melompat dan meminta saya untuk menjelaskan lebih detail apa yang saya katakan sebelumnya. Kali ini, dia langsung setuju untuk mundur dari PKT.

Segera setelah dia mundur, seseorang mengatakan kepada saya bahwa lebih banyak narapidana tertarik untuk mundur dari PKT. Saya menjawab, “Tentu, saya akan membantu mereka segera setelah saya selesai membereskan tempat tidur.” Kepala sel berkata, "Saya akan membereskan tempat tidur anda, anda pergi bantu mereka, itu lebih penting." Beberapa orang memilih untuk melakukan tiga pemunduran. Sejak saat itu, dia tidak lagi menghentikan saya ketika melakukan latihan.

Di dalam sel seluas 10 meter persegi (sekitar 1200 kaki persegi), terdapat lebih dari 20 narapidana, dan kadang-kadang bahkan lebih dari 30. Tempat tidur susun hanya dapat menampung 20 orang, dan sisanya harus tidur di lantai beton di jalan setapak. Narapidana hanya bisa berbaring miring karena keterbatasan ruang dan kadang-kadang ada yang bertengkar di tengah malam karena mereka bisa saja secara tidak sengaja terguling dan menabrak tetangganya.

Selama 365 hari setahun, kami disajikan makanan yang hampir sama setiap hari: nasi menguning dan sup sayur dengan beberapa daun kotor mengambang di atasnya. Para narapidana akan memperebutkan kantong saus dari mie instan.

Kadang-kadang, gerobak makanan didorong ke setiap pintu sel untuk dijual. Sepiring sayuran dijual dengan harga 20 yuan dan hidangan apa pun dengan daging dijual 40 atau 50 yuan. Para tahanan akan buru-buru membelinya meskipun harganya mahal.

Setiap narapidana hanya diberi dua gelas air panas per hari, dan narapidana sering bertengkar dan memperebutkannya. Kondisi kehidupan yang buruk di pusat penahanan memperbesar sifat jahat manusia dan mengubur sifat baik, membuat berada di sana terasa seperti neraka di bumi.

Falun Dafa tidak hanya damai dan tenang, tetapi juga mempertimbangkan orang lain, dan mereka sering berbagi apa yang mereka miliki. Narapidana yang dipindahkan dari sel lain semua tahu itu. Ketika mereka tiba di sel baru, beberapa dari mereka mungkin tidak memiliki cukup “kredit” (yaitu uang atau sumber daya), namun mereka sering meminta bantuan dari praktisi Falun Dafa untuk makanan dan perbekalan.

Selama liburan, setiap narapidana akan diizinkan untuk membeli beberapa buah dan makanan ringan. Saya membagikan apa yang saya beli dengan narapidana yang belum memiliki “kredit” yang cukup. Lambat laun, sikap tulus dan kebaikan praktisi Falun Dafa menyentuh semua orang di pusat penahanan.

Banyak narapidana menderita depresi dan mudah tersinggung karena tekanan kasus mereka, kondisi kehidupan yang keras, dan kerinduan mereka terhadap orang-orang yang dicintai. Akibatnya, banyak yang mengalami insomnia atau mengalami mimpi buruk.

Saya memberi tahu mereka tentang prinsip-prinsip Falun Dafa dan mendorong mereka untuk melafalkan: “Falun Dafa baik! Sejati-Baik-Sabar baik!” Banyak dari mereka memperoleh manfaat dari mempelajari prinsip-prinsip ini dan suasana hati mereka menjadi lebih baik. Hasilnya, mereka tidak lagi berdebat dengan orang lain, dan bisa tidur lebih nyenyak.

Mereka semua memberi saya nomor telepon mereka dan mengatakan kepada saya untuk menghubungi mereka ketika saya kembali ke rumah. Beberapa berkata, “Saya pasti akan menjemput anda pada hari pembebasan anda.”

Ketika orang-orang menunjukkan rasa terima kasih kepada Dafa setelah memahami fakta kebenaran tak terlupakan bagi saya.

Pagi hari saya dipindahkan dari pusat penahanan ke penjara, para narapidana sedang duduk di halaman, bersiap untuk absen. Saat petugas menutup gerbang besi dengan dentang di belakang dan bersiap untuk membawa saya pergi, tiba-tiba terdengar teriakan, “Falun Dafa baik! Sejati-Baik-Sabar baik!”

Ketika saya menoleh ke belakang, banyak narapidana berdiri di pintu masuk halaman untuk mengantar saya pergi. Air mata membasahi wajah saya.