(Minghui.org) Setelah membaca artikel “Pujian dan Gangguan Iblis karena Pikiran Sendiri” oleh Dewan Editorial Minghui, saya ingin berbagi pengamatan dan pemahaman saya.

Beberapa tahun yang lalu, saya membuat beberapa terobosan dalam kultivasi, dan saya berbagi beberapa pemahaman baru yang tidak terpikirkan oleh praktisi Falun Dafa lainnya. Praktisi lain senang mendengar saya berbicara tentang pemahaman saya terhadap Fa. Saya merasa puas diri dan menjadi percaya diri—saya tidak menyadari ada sesuatu yang salah.

Seseorang dari kota tetangga datang ke daerah kami dan praktisi memujinya. Mereka mengagumi kemampuannya melihat sesuatu di dimensi lain. Bahkan ada yang mengatakan bahwa dia sudah tercerahkan dan membuat janji untuk bertemu dengannya.

Saya juga merasa pemahamannya “cukup tinggi” dan berbeda. Saya bahkan membantu mempromosikan sudut pandangnya. Karena semua orang memujinya, egonya meningkat. Dia menjadi sombong dan merasa dirinya adalah kultivator terbaik di dunia. Ketika dia mulai menyerang situs Minghui, saya tiba-tiba menyadari bahwa dia sedang diganggu. Ketika orang lain menunjukkan permasalahannya, dia menolak untuk mendengarkan. Orang ini masih memimpin sekelompok orang yang berbicara omong kosong dan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan Fa.

Mengingat kembali pengalaman itu, saya merasa malu—pada diri sendiri dan dia. Saya menyadari bahwa keterikatan pada diri sendiri adalah hambatan besar bagi para kultivator.

Kepuasan diri saya saat itu dan gangguan pada pikiran orang tersebut semuanya disebabkan oleh cara berpikir lama tentang “diri.” Ekspresi diri ini merupakan hambatan dalam pengembangan diri seseorang dan sulit untuk diatasi. Jika seseorang tidak menerobos dan melenyapkannya, ia tidak dapat maju dalam kultivasi. Seseorang mungkin merasa bahwa kultivasinya telah mencapai akhir dan merasa puas dengan tingkat Xinxingnya. Jika pemikiran ini berkembang lebih jauh, maka akan menyebabkan seseorang menjadi sombong dan egois, yang pada akhirnya mengundang gangguan setan dari pikirannya sendiri.

Misalnya, jika seseorang membawa ponsel ke suatu kegiatan kelompok, dan orang lain mengatakan bahwa melakukan hal ini tidak aman, bukannya menyadari kesalahannya, dia malah menuduh orang lain tidak mempunyai pikiran lurus yang kuat dan merasa takut. Atau, mungkin dia ingin menunjukkan bahwa dia memiliki pikiran lurus yang kuat dan tidak memiliki rasa takut. Promosi diri semacam ini jelas terlihat. Semua orang bisa melihatnya.

Contoh lain, seseorang mungkin menceritakan bagaimana mereka berhasil menerobos penganiayaan di Tiongkok dan mempromosikan diri mereka sebagai orang yang berani tanpa memikirkan terlebih dahulu mengapa mereka dianiaya.

Beberapa koordinator mendesak orang lain untuk mengikuti mereka. Mereka menggunakan posisi mereka atau apa yang mereka lihat melalui mata ketiga untuk menarik praktisi. Mereka dengan antusias mempromosikan diri mereka sendiri dan lupa bahwa semua yang kita miliki adalah pemberian Guru. Kemampuan seseorang untuk menerobos rintangan dengan pikiran lurus, apa yang dilihatnya dengan mata ketiga, prinsip-prinsip Fa yang lebih tinggi yang disadari, dan kebijaksanaannya semuanya diberikan oleh Guru.

Kadang-kadang, saya bertanya-tanya mengapa ada kultivator yang tampaknya baik menghadapi gangguan iblis dari pikiran mereka. Saya menemukan bahwa orang-orang ini sering kali terobsesi pada diri sendiri karena sifat egois mereka belum dihilangkan. Hal ini menjadi kendala yang tidak dapat diatasi dalam kultivasi mereka. Begitu orang-orang ini menerima pujian dan sanjungan dari komunitas kultivator, mereka merasa bahwa mereka hebat, lebih baik dari orang lain, dan bahkan timbul gangguan iblis dari pikiran mereka sendiri.

Di masa akhir Dharma, semua kehidupan di alam semesta lama telah menyimpang dari Fa, dan semua makhluk berada dalam bahaya. Jika seseorang ingin memasuki alam semesta baru, dia harus berasimilasi sepenuhnya dengan Dafa. Untuk masuk ke dalam keadaan tanpa pamrih di alam semesta baru, seseorang harus mampu mendahulukan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.

Namun ada juga yang tidak mau mengubah dirinya. Mereka hanya ingin mengubah orang lain. Keengganan mereka untuk mengubah sifat mereka telah menjadi hambatan besar dalam berasimilasi dengan Fa alam semesta baru.

Ketika seorang praktisi tidak dapat melepaskan keterikatan pada diri sendiri, ia menciptakan hambatan besar yang mungkin menghambat kemajuan dalam kultivasinya. Jika ini tidak dihilangkan, kultivasinya akan mandek, dan dia mungkin tidak dapat memasuki alam semesta baru.

Namun, jika seseorang menyadari bahwa dirinya mempunyai keterikatan pada diri sendiri dan menyingkirkannya, hambatan ini tidak terjadi, dan kapasitasnya meningkat. Seseorang akan mendapati bahwa pemahaman dirinya tidak ada apa-apanya, sangat rendah, tidak berarti, atau bahkan salah.

Dalam Dafa yang tak terbatas, bahkan Sang Sadar pun tidak boleh meninggikan diri sendiri, apalagi seorang kultivator. Jika seseorang merasa dirinya sendiri hebat, itu adalah tanda bahwa sudah waktunya untuk berubah dan dengan demikian meningkatkan status kultivasinya. Seorang praktisi sejati dan solid selalu rendah hati.