(Minghui.org) Saya ingin berbagi pengalaman yang belakangan saya dapatkan saat bermeditasi. Mata ketiga saya belum terbuka, namun saya merasakan/melihat pemandangan berikut:

Saat bermeditasi, saya tiba-tiba merasakan bahwa manusia sedang menderita. Meskipun di permukaan mereka tampak menjalani kehidupan, jiwa mereka menderita. Situasinya seolah-olah mereka terkunci dalam sebuah kandang berukuran satu kali dua meter, hal itu membuat saya teringat akan binatang yang terkurung dan berjalan bolak-balik. Binatang itu terjebak dan tertindas, tidak mampu menahan diri terkurung dalam area yang begitu kecil dan terbatas.

Saya benar-benar merasakan perasaan yang kuat, seperti terkurung dan tercekik. Saya tidak tahan lagi dan ingin dibebaskan. Ini adalah pertama kalinya saya merasakan hal ini dan saya menangis. Saya menyadari bahwa meskipun orang-orang di sekitar saya tampak menikmati hidup, hanya cangkang di permukaan yang tampak baik, sedangkan jiwa sejati mereka menderita dan menangis meminta tolong.

Saya pikir apa yang saya alami mungkin merupakan langkah kecil pertama menuju dunia “Belas kasih.” Saya bertanya-tanya apakah praktisi lain yang berada pada tingkat yang sama dapat merasakan penderitaan luar biasa dari mahkluk hidup. Lalu, seberapa besar perasaan Guru (pencipta Falun Dafa) yang belas kasih? Siapa yang dapat membayangkan penderitaan Guru, karena Guru benar-benar dapat melihat dan merasakan penderitaan mahkluk hidup!

Ini mungkin menjelaskan mengapa Guru terus-menerus mendesak kita untuk mengultivasi diri dengan baik sehingga kita dapat menyelamatkan orang secara efektif. Saya juga memahami apakah kita dapat merasakan urgensi situasi ini tergantung pada tingkatan praktisi. Jika seorang praktisi tidak meningkatkan tingkatnya, dia tidak benar-benar merasa bahwa situasinya mendesak dan orang-orang sangat menderita dan menunggu untuk diselamatkan.

Melepaskan Rasa Benci

Saya mengalami kesulitan untuk menyingkirkan kebencian dan dendam saya terhadap orang lain. Saya tidak memiliki simpati untuk beberapa rekan kerja saya. Meskipun mereka tidak menyakiti saya secara langsung (selain menjelek-jelekkan saya), saya marah karena perilaku mereka. Saya menganggap mereka adalah orang yang picik, iri hati dan sebagain memiliki ego yang besar.

Setelah saya melihat pemandangan itu ketika bermeditasi, pandangan saya berubah. Saya mengerti bahwa orang yang berperilaku buruk sebenarnya melakukannya karena ketidaktahuan. Sebenarnya, sisi mereka yang ‘mengerti’ menentang perilaku ini, yaitu keberadaan sejati mereka dan ingin mendapat pertolongan. Setiap praktisi mengetahui hal ini. Tetapi terkadang Guru kita yang belas kasih membantu kita memahaminya dengan membiarkan kita merasakan atau melihatnya dengan jelas, seperti yang saya alami.

Saya mengesampingakan dendam dan mulai tersenyum pada rekan kerja saya dan menyapa mereka. Kami secara bertahap mulai berbicara, dan es mencair. Saya segera bermimpi di mana dua orang dari mereka dengan tulus meminta maaf kepada saya.

Meskipun saya telah berlatih Falun Dafa selama bertahun-tahun, saya belum bisa menyingkirkan kebencian saya terhadap orang lain yang entah telah menyakiti saya atau perilakunya membuat saya kesal. Saya seringkali mengingatkan diri pada praktisi di Tiongkok yang meskipun mereka dianiaya dan bahkan disiksa, masih berusaha menyelamatkan orang-orang yang telah menganiaya merkea. Apakah saya mampu memaafkan dan bersikap toleran seperti mereka? Sudahkah saya mengultivasi Ren (Sabar)?

Guru berkali-kali menyebutkan dalam Fa bahwa apa yang kita lihat di dunia ini bukanlah keadaan sebenarnya, dan jika kita melihat gambaran yang sebenarnya, pandangan kita akan berubah. Guru yang belas kasih mengizinkan saya untuk melihat sekilas situasi sebenarnya dan gambaran sebenarnya pada tingkatan saya, sehingga saya dapat mengultivasi Ren lebih lanjut, dapat membantu Guru dalam menyelamatkan mahkluk hidup dan layak menyandang gelar, “Praktisi Falun Dafa.”

Ini adalah pemahaman saya pada tingkatan saya saat ini. Mohon tunjukkan jika ada yang tidak selaras dengan Fa. Terima kasih.