(Minghui.org) - Salam hormat kepada Shifu, Salam kepada rekan-rekan praktisi.
Nama saya Heri Santoso praktisi dari Bali.

Saya dilahirkan di Trenggalek Jawa Timur. Sudah sembilan tahun menetap di Bali. Tiga tahun lalu saya sempat pulang ke Jawa dan membuka usaha di sana. Saya kembali ke Jawa karena di Bali usaha cukup sepi. Namun baru setahun yang menetap di Jawa, saya terdorong ingin kembali ke Bali. Saya tidak mengerti, mengapa ada keinginan untuk kembali ke Bali.

Ternyata jodoh pertemuan dengan Fa, menanti saya di Bali. Saya masih ingat saat bertemu teman lama sewaktu mengisi bensin di SPBU. Saya menyapa teman saya dan bertanya, “Mau kemana Pak?’’ Teman saya menjawab mau latihan meditasi. Saya tanya kembali, “Meditasi apa Pak?” Teman saya menjawab, “Falun Dafa!” Teman saya mengatakan latihan Falun Dafa baik untuk kesehatan dan gratis pula. Saya tanya lagi, “Apa saya boleh ikut?” Teman saya menjawab, “Boleh, tentu saja boleh!” Saya berfikir waktu itu, ada latihan bagus untuk kesehatan dan gratis, tidak ada salahnya saya mencoba. Saya sekedar saja berfikir, kalau baik saya akan teruskan, kalau tidak, saya akan berhenti!

Sejak saat itu saya mulai menekuni Falun Dafa. Saya mulai belajar latihan, membeli buku Zhuan Falun dan buku Gigih Maju. Setelah membaca buku Zhuan Falun, saya sangat terkejut. Isi buku Zhuan Falun sangat luar biasa, pelajaran ini benar-benar saya cari-cari selama ini. Dulu semasih kecil kakek saya sering berkata tentang apa itu “sangkan paraning dumadi” (bahasa Jawa) yaitu “balik kembali ke jati diri yang asli.” Saya sadar bahwa Falun Dafa adalah ajaran tingkat tinggi. Sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang. Dari itu ingin rasanya saya mengabarkan kabar baik ini ke keluarga di Jawa karena anak dan istri masih di Jawa. Saya putuskan untuk pulang ke Jawa. Saya mulai menceritakan kebaikan Falun Dafa kepada teman-teman dan keluarga. Ternyata ada tiga orang yang mau berlatih. Saya di Jawa hanya sepuluh hari. Saya balik ke Bali lagi untuk bekerja sambil mendalami Falun Dafa. Belum ada satu bulan saya mendapat kabar rumah di Jawa dilanda banjir. Sayapun pulang lagi menengok anak istri. Berkat belaskasih Shifu semua selamat tetapi semua ternak saya habis dibawa air. Saya merenung dan berpikir apakah ini ujian dari Shifu? Saya teringat kata Shifu “Sebagai seorang praktisi Xiulian, segala kerisauan yang ditemui di tengah manusia biasa semuanya adalah menjalani cobaan, segala pujian yang dialami semuanya adalah ujian.” (Gigih Maju I “Orang Xiulian Dengan Sendirinya Berada Didalamnya”)
Shifu selalu mengingatkan untuk mencari ke dalam dan berkultivasi hati. Saya kuatkan hati, ini mungkin sebagian dari pembayaran karma saya. Langkah saya tidak surut. Saya masih bisa berlatih Gong di Jawa malah yang ikut menjadi sembilan orang. Suatu hari keponakan saya yang berusia 9 tahun ikut diajak ayahnya ke tempat kami berlatih bersama. Di saat sedang berlatih dia takut sampai bersembunyi di belakang punggung ayahnya. Dia mengatakan bahwa ia melihat gadis-gadis turun dari langit menyebarkan bunga. Shifu telah memperkuat keyakinan saya terhadap Falun Dafa.

Ujian Xinxing

Setelah musibah itu saya putuskan untuk kembali ke Bali dan menetap di Bali bersama keluarga di rumah bibi. Dari hari ke hari saya semakin giat belajar dan berlatih. Kadang sering mengalami pemurnian dan berkat keteguhan terhadap Shifu dan Fa saya mampu melewatinya. Tubuh semakin ringan dan betul-betul saya merasa sehat. Kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok, berjudi, marah-marah berangsur-angsur hilang. Istri dan bibi saya sekarang ikut berlatih Falun Dafa. Kami sekeluarga mendapat keharmonisan dari Falun Dafa.

Pada suatu masa, saat saya kurang belajar Fa, pikiran gelisah, malas, kacau, tidak tentram. Saya adalah pedagang kerupuk keliling. Suatu ketika saya mendatangi salah seorang pelanggan, dan bertanya, “Ibu mau pesan krupuk berapa?” Ibu itu malah memarahi saya dan mengomel bahwa kerupuknya tidak laku. Saya sangat terkejut, kok tumben ibu ini marah-marah! Dengan gontai saya menyebrang jalan. Saya menganggap ini adalah ujian Xinxing. Tiba-tiba dari arah depan, ada sepeda motor dengan kecepatan tingggi menabrak saya. Saya tidak bisa menghindar, kaki saya dihantam roda sepeda motor sampai-sampai sepeda terpental beberapa meter ke depan. Saya masih tetap dalam posisi berdiri, celana saya robek, kaki saya sedikit lecet, ternyata Shifu telah menolong saya. Saya tidak apa-apa. Orang-orang berkerumun dikiranya saya terluka parah. Saya katakan ke mereka saya tidak apa-apa. Andai kata saya tidak belajar Falun Dafa mungkin akan berakibat fatal. Saya ingat ceramah Shifu “Kami mengatakan, baik atau buruk yang akan terjadi berasal dari pikiran sekilas seseorang, beda pikiran sekilas ini juga akan membawa konsekuensi yang berbeda.” (Zhuan Falun)

Tidak ada kata-kata lagi yang bisa diucapkan selain terimakasih kepada Shifu. Dalam hati saya berjanji akan menjadi praktisi yang baik.

Klarifikasi Fakta

Setelah saya menonton ceramah Shifu untuk praktisi Australia 2007, Shifu menekankan untuk melakukan tiga hal dengan lebih baik. Waktu sudah sangat mendesak. Saya berfikir, waktu sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, saya harus mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Salah satu dari ke tiga hal yang harus dilaksanakan adalah klarifiksi fakta. Saya malas, takut, dan enggan untuk keluar klarifikasi fakta. Tapi saya harus lakukan. Pertama kali keluar hati saya dag-dig-dug, panas dingin dan kaki keringatan. Bahkan sepertinya sulit berkata Falun Dafa Baik kepada orang-orang. Saya berfikir, Shifu pasti membimbing saya. Ketika saya menyebarkan brosur, ternyata banyak yang bertanya. Dengan gugup saya menjelaskan. Dan lama kelamaan ternyata saya bisa juga, saya merasa amat senang. Semakin lama seiring belajar Fa dengan baik saya semakin berani. Saya mulai berkoordinasi untuk melakukan kegiatan berkelompok membagikan brosur dijalan-jalan, meminta dukungan Petisi Sejuta Tanda Tangan, masuk kantor keluar kantor pemerintahan menyebarkan Jurnal Falun Dafa. Pokoknya semua kegiatan bersama saya selalu ikut. Juga di saat spanduk kami diambil dibawa ke Polres, saya bersama teman-teman praktisi menghadap menjelaskan fakta kebenaran kepada Bapak Kasat Intel. Walau pada awalnya kami diterima dengan galak, tetapi dengan belas kasih kami jelaskan fakta kebenaran. Akhirnya beliau bisa mengerti bahwa Falun Dafa Baik. Kami juga pernah diundang ke Kodim. Saya dan teman-teman datang menjelaskan fakta kebenaran dan merekapun bisa memahami. Terimakasih Shifu, sekarang saya sudah tidak takut lagi.

Selain melakukan secara berkelompok saya juga melakukan secara pribadi. Dimanapun saya bertemu orang saya selalu berusaha berbicara tentang Falun Dafa. Menceritakan manfaat dan kebaikan Falun Dafa, penindasan yang dialami praktisi di Cina. Saya selalu membawa brosur dan Koran Epoch Time untuk bahan klarifikasi. Setiap saya datang ke warung-warung membawa kerupuk, orang-orang berseru “itu kerupuk Falun Gong datang…!”

Suatu hari saat menghadiri pameran lukisan, saya tertarik akan pengalaman praktisi Kanada yang menjual ikan dan sambil membawa booklet Falun Dafa. Ditanya oleh pembeli, “Ibu jualan ikan kok sambil bawa booklet? “Ya, saya praktisi Falun Dafa, saya ingin memberi tahu bahwa teman-teman saya di Cina lagi ditindas.” Dalam perjalanan pulang saya berpikir ibu-ibu jualan ikan saja bisa, saya juga harus bisa. Saya kan jualan juga! Tapi bagaimana caranya? Akhirnya saya menemukan ide, saya pasang gambar-gambar di gerobak kerupuk. Atas bantuan seorang praktisi saya akhirnya mendapatkan beberapa gambar. Jadi sebelah kiri dan kanan ada 12 gambar semuanya. Pada awalnya Gambar penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong saya takut memasangnya. Tapi pada malam harinya saya bermimpi. Sewaktu saya klarifikasi fakta saya ditangkap oleh banyak polisi, saya meronta-ronta dan dimasukkan ke dalam sel. Saya merasa sangat takut, saya berpikir pasti teman-teman praktisi akan membantu saya. Lalu saya terjaga ternyata hanya sebuah mimpi. Esoknya saya ceritakan mimpi ini kepada rekan praktisi. Ia berkata hati-hati dalam membawa gambar-gambar itu dan siapkan jawaban kalau ada yang bertanya. Saya sempat ragu dan bimbang, lalu setelah Fa Zheng Nian saya putuskan untuk membawanya berjualan.

Setiap saya parkir sepeda motor, gambar yang saya pasang selalu menjadi tontonan orang-orang. Mereka bertanya, “Mas ini kenapa kok disiksa begini?” Saya menjelaskan secara teliti tentang penindasan terhadap praktisi Falun Gong di China. Ada yang haru bahkan mentikkan air mata karena kasihan. Ada seorang tokoh desa bertanya, “Kok berani memasang gambar seperti ini?” Saya lau menjelaskan bahwa yang saya pasang adalah fakta kebenaran yang terjadi di China. Yang lain bertanya, “Apa sudah dapat ijin?” Saya sambil lalu menjawab, “Ngapain harus minta ijin, ini kan gerobak saya sendiri saya tidak melanggar dan merugikan orang lain?” Lalu orang itupun bisa mengerti. Ada juga yang mengatakan, “Ini kan dilarang di Cina?” Kesempatan itu saya gunakan menjelaskan apa sebenarnya Falun Gong dan berklarifikasi fakta. Ada juga yang mengatakan, “Ini dagang kerupuk, kok ikut-ikutan kampanye!” Apapun tanggapan masyarakat, positip maupun negatip adalah hal baik bagi saya untuk mengklarifikasi fakta sehingga banyak masyarakat tahu kebenaran dan kebaikan Falun Dafa.

Mari kita sama-sama bergegas keluar, banyak masyarakat belum tahu tentang kebenaran Falun Gong dan mengapa latihan ini mengalami penindasan di China. Kalau ada kemauan dalam hati, Shifu pasti akan memberi jalan demi penyelamatan makhluk hidup yang lebih banyak.

Ini adalah pengalaman dan pemahan saya yang dangkal, mohon tunjukkan apabila ada yang tidak tepat.

Terimakasi Shifu,
Terimakasih Teman-teman praktisi.